Sukses

Wanita Inggris Tewas Ditikam Pembobol Rumahnya di Australia, 2 Remaja Ditangkap

Seorang wanita Inggris ditikam sampai mati selama pembobolan di rumahnya di Australia.

Liputan6.com, Brisbane - Seorang wanita Inggris ditikam sampai mati selama pembobolan di rumahnya di Australia.

"Emma Lovell yang berusia 41 tahun, berasal dari daerah Ipswich, Inggris meninggal setelah menghadapi penyusup di rumahnya di North Lakes, Brisbane, Australia pada malam Boxing Day," kata polisi seperti dikutip dari BBC, Rabu (28/12/2022).

Suaminya Lee Lovell yang berusia 43 tahun, juga ditusuk dan dirawat di rumah sakit.

Queensland Police Service (QPS) mengonfirmasi bahwa dua anak laki-laki, berusia 17 tahun, ditangkap dan didakwa melakukan pembunuhan.

Dalam sebuah pernyataan, pihak kepolisian mengatakan pertengkaran terjadi di sebuah alamat di Whitfield Crescent pada pukul 23.30 UTC dan "bergerak keluar ke halaman depan".

"Dua pelaku melarikan diri dengan berjalan kaki sebelum kedatangan polisi," katanya, dan "para penyelidik, dengan bantuan regu anjing, menemukan empat remaja di lokasi terdekat tepat sebelum pukul 04.00" pada 27 Desember.

Dua anak laki-laki berusia 17 tahun, satu dari Holland Park dan yang lainnya Zillmere, kata QPS, masing-masing didakwa dengan satu tuduhan pembunuhan, percobaan pembunuhan dan memasuki tempat tinggal dengan niat bersama.

Keduanya telah ditolak jaminan polisi dan akan menghadiri sidang di Pengadilan Anak Brisbane.

"Seorang anak laki-laki berusia 17 tahun dan seorang anak laki-laki berusia 16 tahun terus membantu polisi dalam penyelidikan," kata kepolisian.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Hancur...

Tuan Lovell, yang luka-lukanya tidak mengancam jiwa, mengatakan kepada wartawan bahwa keluarganya "hancur".

"Emma adalah perekat keluarga kami," katanya.

"Dia orang yang sangat cantik. Kami semua hancur karena kehilangannya. Tidak masuk akal. Aku tidak tahu untuk apa orang melakukannya."

Keluarga Lovell memiliki dua anak perempuan.

Lovell, yang berasal dari Ipswich, berbagi foto di media sosial tentang mereka bersama di Pantai Sunshine Coast terdekat pada Hari Natal.

3 dari 4 halaman

Penembakan dan Penikaman di Penitipan Anak Pra-Sekolah Thailand, 31 Orang Tewas

Sebelumnya, serangan senjata dan pisau melanda tempat penitipan anak di Thailand. Sejumlah orang dilaporkan meninggal dunia dalam peristiwa tersebut.

"Sedikitnya 31 orang tewas dalam serangan senjata dan pisau, oleh seorang mantan polisi di pusat penitipan anak prasekolah di Thailand," kata polisi seperti dikutip dari BBC, Kamis (6/10/2022).

Perburuan diluncurkan setelah serangan di Provinsi Nong Bua Lamphu, di timur laut negara itu.

Polisi mengatakan anak-anak dan orang dewasa termasuk di antara korban tewas.

"Penyerang menembak dan menikam anak-anak serta orang dewasa dan sekarang dalam pelarian," kata polisi.

Sejauh ini belum diketahui motif penyerangan tersebut.

Laporan di Thailand mengatakan petugas itu baru-baru ini diberhentikan.

Polisi mengatakan dia terakhir terlihat mengendarai truk pikap Toyota empat pintu putih dengan plat nomor Bangkok.

Seorang perwira polisi senior di Provinsi Nong Bua Lamphu mengatakan 23 anak-anak termasuk di antara korban, lapor kantor berita AFP.

Penembakan massal di Thailand jarang terjadi. Pada tahun 2020 seorang tentara membunuh 21 orang dan melukai puluhan lainnya di Kota Nakhon Ratchasima.

 

4 dari 4 halaman

Penulis Novel Ayat-Ayat Setan Salman Rushdie Kehilangan Fungsi Penglihatan dan Gerak Usai Tragedi Penikaman

Sedangkan Salman Rushdie, penulis novel kontroversial Ayat-Ayat Setan ditikam pada Agustus lalu di New York, Amerika Serikat. Kala itu ia dilaporkan terluka parah.

Sekitar dua bulan kemudian, manajemen Salman Rushdie mengatakan kepada sebuah surat kabar Spanyol bahwa sang penulis telah kehilangan fungsi mata dan gerakan di tangan akibat insiden penikaman tersebut.

Salah seorang agen Salman Rushdie mengatakan kepada surat kabar Spanyol, El Pais, bahwa kliennya terluka parah pada Agustus lalu di New York, Amerika Serikat, ketika seorang pria berulang kali menikamnya di atas panggung.

"Dia kehilangan penglihatan satu matanya ... Dia memiliki tiga luka serius di lehernya. Satu tangannya lumpuh karena saraf di lengannya terputus. Dan dia memiliki sekitar 15 luka lagi di dada," kata Andrew Wylie. El Pais, dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada hari Sabtu 22 Oktober 2022 seperti dikutip dari DW Indonesia.

Wylie menggambarkan Salman Rushdie ditikam dan menderita luka dalam, seraya mengatakan "insiden itu adalah serangan brutal." Tidak ada penjelasan lebih lanjut tentang keberadaan sang penulis selain mengatakan dia masih dirawat di rumah sakit, tetapi menambahkan: "Dia tetap hidup ... Itu yang penting."

Rushdie diserang saat dia hendak berpidato di atas panggung di Chautauqua Institution, di pedesaan sekitar kira-kira 90 kilometer barat daya Buffalo dekat Danau Erie yang terkenal, dalam rangkaian kuliah musim panasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.