Sukses

Misteri Penembak Roket di Polandia, Emmanuel Macron Juga Belum Tahu

Presiden Prancis Emmanuel Macron masih menunggu hasil investigasi tembakan roket di Polandia.

Liputan6.com, Bali - Presiden Prancis Emmanuel Macron menjawab soal tembakan roket di Polandia yang menewaskan dua orang. Pihak Polandia menyebut roket itu buatan Rusia. 

Namun, Presiden Macron memilih untuk menunggu hasil investigasi. Presiden Macron mengaku sudah menghubungi pemerintah Polandia, tetapi menolak langsung menuduh Rusia

"Kita akan mendukung Polandia dan memastikan bahwa semua hal yang diperlukan bisa terungkap atas apa yang terjadi," ujar Presiden Prancis Emmanuel Macron di Media Center G20 Bali, Rabu sore (16/11/2022).

Meski roket menghantam Polandia di tengah KTT G20 Bali, Presiden Macron menolak jika menyebut roket itu merupakan bentuk provokasi. Ia pun menegaskan masih belum mengetahui siapa dalang dari penembakan roket tersebut. 

"Saat kita berbicara saat ini, keadaan-keadaannya tidak memungkinkan kita untuk tahu siapa yang bertanggung jawab," jelas Presiden Macron.

Presiden Macron pun berkata pihaknya telah berkoordinasi dengan otoritas berwenang Inggris, Amerika Serikat, serta Polandia untuk memahami apa yang terjadi. 

Serangan Roket Menuju Ukraina

Terlepas dari roket yang menghantam Polandia, Presiden Macron juga mengingatkan bahwa Rusia menyerang Ukraina di tengah KTT G20 Bali. Macron berkata ada setidaknya 85 roket yang menghantam Ukraina. Alhasil, infrastruktur sipil terdampak.

Menurut Macron, tindakan agresif Rusia tersebut karena merespons suksesnya pembalasan militer Ukraina selama beberapa waktu terakhir. 

"Pesannya sangat jelas," ujar Presiden Macron. "Ketika Rusia mengalami kemunduran militer, ada penambahan serangan terhadap wilayah Ukraina."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Erdogan Percaya Rusia Tidak Serang Polandia dengan Roket

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan angkat bicara soal roket yang menghantam Polandia. Pihak Polandia menyebut bahwa roket itu adalah buatan Rusia. 

Namun, Presiden Erdogan mengatakan belum tentu roket itu memang dari Rusia. Ia berangkat dari keterangan pihak Rusia yang berkata tak meluncurkan roket tersebut. 

"Pada masalah ini, saya perlu menghormati deklarasi yang dibuat oleh Rusia. Rusia telah menyatakan bahwa insiden ini tak terkait dengan mereka," ujar Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di sela G20 Bali, Rabu (16/11/2022).

Erdogan menyorot kemungkinan ada kesalahan teknis sehingga roket itu menghantam Polandia. Kemungkinan itu ia sorot setelah berdiskusi dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz. 

"Mungkin ini kesalahan teknis," ujar Presiden Erdogan. "Kita tak boleh bersikeras bahwa roket itu buatan Rusia. Itu malah provokasi."

Presiden Erdogan dan Kanselir Scholz pun mendukung adanya investigasi dalam roket ini. Selain itu, Presiden Erdogan juga mengutip ucapan Presiden Amerika Serikat Joe Biden bahwa jalur roketnya bukan dari Rusia. 

Pada Rabu pagi, para pemimpin G7 dan NATO hadir untuk membahas roket yang masuk ke Polandia. Presiden Erdogan tampak tidak hadir. 

Ketika ditanya kenapa ia tidak hadir, Presiden Erdogan menyebut pertemuan itu tidak penting karena hanya membahas misil ini. 

"Itu tidak terlalu penting. Kita tidak wajib untuk menghadiri kumpul-kumpul yang tidak penting," ujar Presiden Turki.

3 dari 4 halaman

Rapat Darurat dengan Pemimpin G7-NATO

Presiden AS Joe Biden memberikan keterangan pers dari pertemuan darurat dengan sekutu utama selama hari terakhirnya di KTT G20 Bali, Indonesia, berjanji untuk "mencari tahu dengan tepat apa yang terjadi" setelah rudal buatan Rusia jatuh di dalam perbatasan sekutu NATO, Polandia.

"Kami setuju untuk mendukung penyelidikan Polandia atas ledakan di pedesaan Polandia dekat perbatasan Ukraina, dan kami akan memastikan bahwa kami mengetahui dengan tepat apa yang terjadi," kata Biden kepada wartawan setelah rapat daruratnya dengan para pemimpin di KTT G20 seperti dikutip dari CNN, Rabu (16/11). 

Biden menambahkan, "Kemudian kita akan bersama-sama menentukan langkah selanjutnya saat kita menyelidikinya."

Saat berita ini dimuat, Presiden AS baru saja keluar dari rapat di Bali pada Rabu pagi waktu setempat. Sementara itu, Pembicaraan darurat terjadi setelah kementerian luar negeri Polandia mengatakan Selasa 15 November 2022 malam bahwa "rudal buatan Rusia" jatuh di Desa Przewodów.

Pernyataan kementerian luar negeri Polandia tidak merinci jenis rudal, siapa yang menembakkannya atau dari mana ditembakkan. Biden sebelumnya telah menghubungi presiden Polandia dan sekretaris jenderal NATO.

Berbicara kepada pers setelah pertemuan darurat, Biden ditanya apakah rudal itu ditembakkan dari Rusia. “Ada informasi awal yang membantah itu,” jawabnya.

Dia menambahkan, “Saya tidak ingin mengatakan itu sampai kami benar-benar menyelidikinya. Tidak mungkin di benak lintasan bahwa itu ditembakkan dari Rusia. Tapi kita lihat saja.”

Biden dan para pemimpin dari G7 dan NATO rapat darurat roundtable. Pertemuan itu termasuk para pemimpin dari Kanada, Uni Eropa, Spanyol, Italia, Prancis, Jerman, Belanda, dan Jepang, kata para pejabat.

Presiden AS mengatakan bahwa ada “kebulatan suara total di antara orang-orang di meja” tentang bagaimana menanggapi insiden tersebut. Dia tidak memberikan informasi lain tentang sumber rudal tersebut.

4 dari 4 halaman

Telepon Presiden Polandia

Selama panggilan telepon dengan Presiden Polandia Andrzej Duda, Biden "menyatakan belasungkawa yang mendalam atas hilangnya nyawa di Polandia Timur tadi (Selasa 15 November) malam," kata Gedung Putih dalam keterangannya.

"Presiden Duda menggambarkan penilaian berkelanjutan Polandia atas ledakan yang terjadi di bagian timur negara itu dekat perbatasan dengan Ukraina. Presiden Biden menawarkan dukungan penuh AS untuk dan membantu penyelidikan Polandia," lanjut pembacaan tersebut.

Biden "menegaskan kembali komitmen kuat Amerika Serikat untuk NATO" dan para pemimpin setuju untuk meminta tim mereka "tetap berhubungan untuk menentukan langkah selanjutnya yang tepat saat penyelidikan berlangsung."

Pada KTT tersebut, Biden dan sebagian besar anggota G20 telah dijadwalkan untuk menandatangani pernyataan yang mengutuk perang Rusia di Ukraina "dan penderitaan manusia yang ditimbulkannya baik bagi warga Ukraina maupun keluarga di negara berkembang yang menghadapi kerawanan pangan dan bahan bakar sebagai akibatnya,” menurut seorang pejabat administrasi senior yang meninjau pernyataan tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.