Liputan6.com, Moskow - Moskow memulai pemanggilan pasukan wajib pada Kamis (22 September) untuk mencoba meningkatkan upaya perang di Ukraina, dengan pihak berwenang mengatakan ribuan orang secara sukarela bahkan ketika orang-orang Rusia melarikan diri dari negara itu untuk menghindari paksaan untuk berperang.
Rekaman amatir yang diposting di media sosial sejak Presiden Vladimir Putin memerintahkan mobilisasi pasukan cadangan dimaksudkan untuk menunjukkan ratusan warga Rusia di seluruh negeri menanggapi panggilan militer.
Baca Juga
Dilansir Channel News Asia, Jumat (23/9/2022), perintah itu dilakukan saat wilayah Ukraina yang dikuasai Moskow akan memberikan suara dalam beberapa hari mendatang mengenai apakah akan menjadi bagian dari Rusia dalam referendum yang disebut sebagai perampasan tanah yang tidak sah oleh Kyiv dan sekutunya.
Moskow mengambil langkah-langkah ini setelah pasukan Ukraina merebut kembali sebagian besar wilayah timur laut Kharkiv, yang telah dilihat sebagai titik balik yang mungkin dalam perang tujuh bulan yang telah menemui jalan buntu.
Militer Rusia mengatakan pada hari Kamis bahwa setidaknya 10.000 orang telah mengajukan diri untuk bertempur dalam 24 jam sejak perintah itu, tetapi banyak juga yang bergegas meninggalkan Rusia sebelum mereka diminta untuk bergabung.
Invasi Rusia ke Ukraina tak kunjung mereda. Terbaru, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan mobilisasi massa untuk membela Rusia. Pengumuman itu menimbulkan kepanikan warga hingga tiket ke luar negeri ludes terjual.
Harga Tiket ke Luar Rusia Jadi Melonjak
Penerbangan dari Rusia ke negara-negara tetangga, terutama bekas republik Soviet yang mengizinkan orang Rusia masuk bebas visa, hampir seluruhnya dipesan dan harga melonjak, menunjukkan eksodus orang Rusia yang ingin menghindari perang.
"Saya tidak ingin pergi berperang," kata seorang pria bernama Dmitri, yang terbang ke Armenia hanya dengan satu tas kecil, kepada AFP.Â
"Saya tidak ingin mati dalam perang yang tidak masuk akal ini. Ini adalah perang saudara."
Advertisement
Armenia Jadi Tujuan Utama
Pria usia militer merupakan mayoritas dari mereka yang tiba dari penerbangan terakhir dari Moskow di bandara Yerevan dan banyak yang enggan berbicara.
Ibu kota Armenia telah menjadi tujuan utama bagi orang-orang Rusia yang melarikan diri sejak perang dimulai pada 24 Februari, menarik oposisi internasional sengit yang bertujuan untuk mengisolasi Rusia.
Tampak tersesat dan kelelahan di aula kedatangan bandara Yerevan, Sergei yang berusia 44 tahun mengatakan dia telah melarikan diri dari Rusia untuk menghindari dipanggil.
"Situasi di Rusia akan membuat siapa pun ingin pergi," katanya kepada AFP.
Zelenskyy Desak Putin Berhenti
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy meminta Rusia untuk menolak mobilisasi parsial Putin selama pidato hariannya pada Kamis malam.
"Protes. Lawan. Lari. Atau menyerah" kepada tentara Ukraina, katanya. "Anda sudah terlibat dalam semua kejahatan, pembunuhan, dan penyiksaan orang Ukraina ini. Karena Anda diam. Karena Anda diam."
Lebih dari 1.300 orang ditangkap selama demonstrasi anti-mobilisasi di seluruh Rusia pada hari Rabu, sebuah kelompok pemantau melaporkan.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Advertisement