Sukses

Sedikitnya 5 Migran Tewas dalam Insiden Kapal Penyelundupan Orang di Puerto Rico

Insiden yang melibatkan kapal penyelundupan orang menewaskan 5 orang dan puluhan lainnya terluka.

Liputan6.com, Jakarta - Sedikitnya lima migran tenggelam dan 66 lainnya diselamatkan dalam insiden yang melibatkan kapal penyelundup manusia di dekat pulau tak berpenghuni di sebelah barat Puerto Rico, kata para pejabat di Amerika Serikat.

Dilansir Al Jazeera, Jumat (29/7/2022), jasad itu ditemukan pada hari Kamis oleh Penjaga Taman Sumber Daya Alam dan Lingkungan Puerto Rico di Pulau Mona, Penjaga Pantai mengatakan dalam sebuah pernyataan, menambahkan bahwa 66 orang yang selamat termasuk dua anak di bawah umur dengan selamat di darat.

“Para penyelundup pada dasarnya memaksa para migran untuk turun, tampaknya lima migran tenggelam dalam proses tersebut,” Jeffrey Quinones, pejabat urusan publik untuk Perlindungan Perbatasan dan Bea Cukai AS (CBP), mengatakan kepada kantor berita Reuters dalam sebuah wawancara telepon.

Juru bicara Penjaga Pantai AS Ricardo Castrodad mengatakan kepada The Associated Press bahwa kapal itu melarikan diri dari tempat kejadian, dan tidak jelas berapa banyak orang yang berada di dalamnya pada saat itu.

Seorang pejabat CBP mengatakan kepada surat kabar Miami Herald bahwa sebagian besar orang diyakini sebagai orang Haiti.

Insiden itu adalah yang terbaru dalam serangkaian pelayaran mematikan melintasi Karibia utara yang membawa sebagian besar warga Haiti yang melarikan diri dari negara mereka di tengah lonjakan pembunuhan dan penculikan terkait geng. Banyak orang Haiti telah menuju ke AS.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Upaya Masuk AS

Sebagian besar mencoba memasuki AS melalui darat, melalui perbatasan selatan dengan Meksiko.

Tetapi mulai Maret 2020, AS telah memberlakukan Judul 42 , aturan era pandemi yang telah mencegah sebagian besar orang mengklaim suaka di perbatasan. Di bawah tindakan itu, banyak warga Haiti telah diusir ke pulau mereka yang dilanda krisis dengan penerbangan deportasi.

Insiden itu terjadi hanya beberapa hari setelah pihak berwenang di Bahama menemukan mayat 17 migran dan menyelamatkan 25 lainnya setelah kapal mereka terbalik. Investigasi kriminal terus berlanjut.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 3 halaman

Kejadian Serupa

Pada Mei lalu, 11 wanita Haiti tenggelam dan 38 lainnya diselamatkan setelah kapal mereka tenggelam di dekat Puerto Rico. Sementara itu pada bulan Maret, sebuah perahu kayu yang membawa 300 orang Haiti terbalik di perairan dangkal dekat pantai Florida, dan banyak yang memerlukan perhatian medis.

Setidaknya dua helikopter Penjaga Pantai dan dua kapal patroli dikirim ke tempat kejadian pada hari Kamis, menurut Miami Herald.

Pulau Mona, sebuah cagar alam, terletak di antara Republik Dominika dan Puerto Riko dan selama bertahun-tahun telah digunakan oleh penyelundup yang membawa orang di antara keduanya. Mereka yang berada di rute itu biasanya Dominika atau Haiti.

“Sering kali [penyelundup] meninggalkan orang di Pulau Mona, membuat mereka percaya bahwa mereka berada di Puerto Rico,” Joel Seijo, juru bicara Departemen Sumber Daya Alam dan Lingkungan Puerto Rico mengatakan kepada Reuters.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.