Sukses

Berkat TikTok, Anak Mantan Diktator Ferdinand Marcos Jr Unggul Pilpres Filipina 2022

Anak diktator Ferdinand Marcos berhasil unggul dalam Pilpres Filipina berkat TikTok dan generasi muda.

Liputan6.com, Manila - Ferdinand Marcos Jr atau yang akrab dipanggil Bongbong berhasil unggul dalam Pemilu Presiden (Pilpres) Filipina. Ia adalah putra dari mantan diktator-koruptor Ferdinand Marcos. Kemenangan Marcos Jr disebut tak lepas dari TikTok dan generasi muda yang tidak tahu pemerintahan diktator Marcos.

Dilaporkan Time, Selasa (10/5/2022), salah satu video paling populer diposting oleh pemuda bernama Joey Toledo. Milenial itu membagikan video percakapan antara mantan menteri pertahanan Juan Ponce Enrile dan Ferdinand Marcos Jr.

Enrile memuji-muji keamanan Filipina di masa kepresidenan Marcos Sr. Ia berkata rakyat Filipina bisa meninggalkan rumah tanpa menguncinya dan masih tetap aman. Video itu meraih 92 ribu view.

"Saya tidak yakin jika ceritanya 100 persen akurat karena ia sudah tua," Toledo mengakui. Namun ia percaya Enrile karena ia mengalami zaman itu.

Kebanyakan kreator konten TikTok yang pro-Marcos menolak untuk angkat bicara, namun Toledo berkata banyak orang-orang sebayanya tidak percaya dengan pelanggaran HAM dan korupsi yang dilakukan Marcos.

Toledo yang bekerja sebagai staff support IT mengaku bukan pendukung Marcos. Meski demikian, Time menyorot banyak misinformasi yang ia sebar kepada 22 ribu pengikutnya di TikTok.

Salah satu misinformasi itu menyebut bahwa sumber kekayaan Marcos berasal dari pekerjaannya sebagai pengacara, padahal Bank Dunia, PBB, dan pengadilan di Filipina telah mengakui korupsi rezim Marcos.

Bank Dunia dan United Nations Office on Drugs and Crime melaporkan bahwa ada US$ 10 miliar uang hasil korupsi yang dicuri Marcos.

TikTok menjadi sorotan karena konten-konten misinformasi yang tersebar di platform tersebut, padahal aplikasi itu popular di kalangan generasi muda.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Milenial dan Gen Z Tidak Paham?

Konten-konten TikTok menyebar ilusi stabilitas dan pertumbuhan ekonomi dalam rezim Marcos yang korup. Para pemilih pun terbuai dengan "keindahan" zaman tersebut.

Faktor usia pun menjadi sorotan, sebab para milenial dan generasi Z di Filipina tidak paham rezim Ferdinand Marcos. Akan tetapi, 72 persen pemilih dari kalangan milenial dan generasi Z adalah pendukung Marcos.

56 persen dari seluruh pemilih juga berusia di bawah 40 tahun. Alhasil, mereka belum lahir atau terlalu kecil untuk paham korupsi pemerintahan Marcos yang berkuasa antara 1965-1986.

"Mereka tidak punya pengalaman atau memori atau pengetahuan tentang rezim Marcos," ujar pakar politik dari De La Salle University, Julio C. Teehankee.

Pengaruh politik keluarga Marcos tak terlepas dari narasi media sosial. Teehankee berkata Bongbong menggunakan jaringan dari Marcos Sr dan kekayaannya untuk kampanye media sosial yang tertata.

Pemerintah yang tak kunjung menerapkan kebijakan melawan kemiskinan juga menjadi faktor ketidakpuasan. Lebih dari seperlima orang Filipina hidup di bawah garis kemiskinan, sementara kekayaan terfokus pada pebisnis dan politisi.

3 dari 4 halaman

Informasi Palsu di TikTok

Investigasi Rappler dan Vera Files menunjukkan bahwa Marcos mendapat untung dari kampanye disinformasi yang terkoordinasi dari media sosial, terutama dalam bentuk video.

Alan German, ahli strategi kampanye di Agents International, menyebut bahwa kreator konten politik dibayar hingga US$ 4.700 (Rp 68 juta) per bulan. Angka itu fantastis mengingat upah minimum per bulan di Filipina hanya US$ 170 (Rp 2,4 juta). 

Ketika diwawancara CNN, Bongbong membantah menggunakan buzzer seperti itu. 

Peneliti disinformasi dari Universitas Harvard, Jonathan Corpus Ong, menjelaskan bahwa algoritmen TikTok bisa mempercepat popularits seseorang dibandingkan Facebook, Twitter, dan Instagram. Alhasil, misinformasi bisa lebih mudah tersebar di TikTok.

"Potensi konten misinformasi untuk meraih dinamika 'sensasi viral' lebih tinggi di TikTok ketimbang di platform-platform lain," ucapnya.

Kristoffer Rada, kepala kebijakan publik TikTok, berkata apabila ada konten yang ditandai sebagai disinformasi, maka kontennya tak akan diprioritaskan. 

Kreator konten seperti Toledo menilai tuduhan korupsi Marcos adalah kebohongan yang disebar rival politiknya, yakni keluarga Aquino. Namun, Mahkamah Agung Filipina telah menegaskan di tahun 2003 bahwa US$ 658 juta deposit dari Ferdinand Marcos dan istrinya di bank Swiss merupakan uang yang didapatkan secara tidak sah.

4 dari 4 halaman

Manny Pacquiao Gagal di Pilpres

Sementara, Manny Pacquiao tidak berkutik dalam pemilihan presiden Filipina yang berlangsung, Senin (9/5/2022). Hasil penghitungan cepat sementara menunjukkan, Pacman tertinggal jauh dari rival-rivalnya.

Pacman memutuskan maju dalam pilpres Filipina setelah mengakhiri karier bertinjunya tahun lalu. Dia memilih pensiun setelah dinyatakan kalah angka multak dari Yordenis Ugas, di Las Vegas, AS.

Sayang Pacman--julukan Manny Pacquiao-- belum bisa berbuat banyak. Meski sudah habis-habisan selama kampanye, pria yang kini berusia 43 tahun tersebut gagal meraih suara yang signifikan. 

Seperti dilansir dari Philstar, Selasa (10/5/2022), hingga pukul 10.47 waktu setempat, Pacquiao baru mampu mengumpulkan sekitar 3 juta suara. Dia tertinggal jauh dari putra diktator Filipina, Ferdinand Marcos Jr yang memimpin dengan 30,7 juta suara. Ferdinand Jr kini di ambang kemenangan telak setelah rival terdekatnya, wakil presiden Filipina, Leni Robredo, yang mengumpulkan 14,6 juta suara.

Kekalahan Manny Pacquiao sebenarnya sudah diprediksi sejak sepekan terakhir. Hal ini menyusul rendahnya hasil survei mengenai peluang kemenangannya melawan kandidat-kandidat lain. Meski sangat populer di negaranya, Pacquiao ternyata belum cukup meyakinkan untuk jadi presiden.

Dari hasil penghitungan cepat, Pacquiao hanya unggul atas dua kandidat lainnya, yakni Francisco "Isko" Domagoso yang meraih 1,8 juta suara dan Sen. Panfilo "Ping" Lacson dengan  875 ribu suara.

Hasil resmi pemilihan presiden Filipina memang baru akan diumumkan berminggu-minggu setelah pemungutan suara. Namun hasil penghitungan cepat sementara yang ada saat ini sepertinya sudah menggambarkan hasil akhir dari pertarungan memperebutkan tempat nomor satu di Filipina.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.