Sukses

25 Desember 1599: Kota Natal di Brasil Didirikan

Tahukah Anda jika pada tanggal 25 Desember tahun 1599, sebuah kota di Brasil yang diberinama Natal didirikan? Ini kisahnya.

Liputan6.com, Natal - 25 Desember familiar bagi warga dunia sebagai hari perayaan Natal. Tapi, tahukah Anda jika pada tanggal yang sama tahun 1599, sebuah kota di Brasil yang diberinama Natal didirikan?

Bermula pada tahun 1501 saat penjelajah Eropa, terutama Portugis, memimpin pelayaran mulai dari pelabuhan sekitar 20 mil jauhnya dari Kota Natal saat ini. Lalu pada tahun 1597, Gubernur Portugis Brasil memutuskan untuk mengusir para perompak dan bajak laut Prancis yang telah menguasai sebagian besar perdagangan.

Upaya tersebut berhasil, lalu mengutip situs Famous Daily, pada 25 Desember 1599, Kota Natal, Brasil tercatat sejarah untuk pertama kalinya didirikan.

Natal, sebuah kata yang berhubungan dengan nativity atau kelahiran karena didirikan pada hari Natal, dibangun di sekitar the Fort of the Holy Kings (Benteng Raja-Raja Suci).

Benteng ini dinamai menurut Alkitab Three Wise Men (Tiga Orang Bijaksana). Tidak ada nama yang lebih sempurna untuk kota yang baru didirikan ini.

Natal adalah ibu kota negara bagian Brasil Rio Grande de Norte, dengan lebih dari 800.000 orang di kotanya dan lebih dari 1,3 juta di daerah terpencil. Natal paling terkenal karena pantainya yang indah dan khususnya Morro do Careca – the Cliff of Dolphins (Tebing Lumba-lumba), yang menarik wisatawan di seluruh Brasil dan Eropa.

Natal juga pernah terpilih menjadi salah satu tuan rumah Piala Dunia FIFA 2014.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kali Pertama Natal Dirayakan

Sementara itu, sejarah mencatat 25 Desember 336 Masehi, sebagai momen perayaan Natal untuk kali pertamanya.  Pada zaman Roma kuno. Sebelumnya, meski gereja sudah 300 tahun berdiri, tak pernah ada perayaan, bahkan untuk memperingati kelahiran Yesus Kristus.

Orang-orang pada masa itu, seperti dikisahkan media christianity.com, menganggap peringatan kematian 'orang suci' lebih penting daripada hari lahir mereka.

Kala itu, pada akhir tahun 300-an Masehi, Kristiani menjadi agama resmi Kekaisaran Romawi.

Dilansir dari berbagai sumber, ketika itu Kaisar Konstantin dan rakyat Romawi menjadi penganut agama Katolik. Namun, mereka tak lantas meninggalkan budaya pesta rakyat yang digelar tiap tanggal 25 Desember, untuk memperingati hari kelahiran Dewa Matahari.

Maka, agar agama Katolik bisa diterima dalam kehidupan masyarakat Romawi, dilakukanlah sinkretisme (penggabungan unsur agama dan budaya), dengan cara menyatukan perayaan kelahiran Dewa Matahari dengan atau Yesus Kristus.

Maka dalam Konsili atau pertemuan tahun 325, Konstantin memutuskan dan menetapkan tanggal 25 Desember sebagai hari kelahiran Yesus. Perintah untuk menyelenggarakan peringatan Natal tidak ada dalam Injil. Dan Yesus tidak pernah meminta ulang tahunnya dirayakan. 

Juga diputuskan, bahwa hari Minggu dijadikan pengganti hari Sabat yang jatuh pada Sabtu. Kedua, lambang dewa matahari yaitu sinar yang bersilang dijadikan lambang Kristen. Ketiga, membuat patung-patung Yesus untuk menggantikan patung Dewa Matahari.

Sesudah Kaisar Kontantin memeluk agama Katolik pada Abad ke-4 Masehi, maka rakyat pun beramai-ramai ikut memeluk agama Katolik.

Dalam perayaan tersebut, dibeberkan Christianity.com, masyarakat menyiapkan makanan khusus, menghiasi rumah mereka dengan daun-daunan hijau, menyanyi bersama dan tukar-menukar hadiah. Seiring berlalunya waktu, kebiasaan-kebiasaan itu menjadi sebuah tradisi. 

Dari Roma, perayaan Natal menyebar ke gereja-gereja lain dan hingga ke seluruh dunia. Hingga hari ini.

Pada tanggal 25 Desember tahun 1643, sebuah pulau ditemukan di Samudera Hindia oleh Kapten William Mynors, nakhoda kapal Inggris dari East India Company, Royal Mary. Daratan yang menyembul di tengah lautan itu diberi nama Pulau Christmas.

Pada tahun 1932, saat dunia merayakan Natal, gempa berkekuatan 7,6 skala Richter mengguncang Gansu, China. Lindu menewaskan 275 orang.

Dan, apa pun kisah di balik penetapan Hari Natal, kelahiran Yesus Kristus telah memberikan inspirasi dan memicu hal-hal baik di dunia.

3 dari 3 halaman

Infografis 5 Cara Lindungi Diri dan Cegah Penyebaran COVID-19 Varian Omicron

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.