Sukses

Kasus Hantavirus, Demam Berdarah dari Tikus Meningkat di China

Kota Xi'an di China mendeteksi kasus demam berdarah akibat tikus atau Hantavirus. Bagaimana penularannya?

Liputan6.com, Xi'an - Pemerintah kota Xi'an di China mencatat peningkatan kasus demam berdarah dari tikus. Penyakit ini disebabkan hantavirus dari hewan pengerat.

Menurut laporan Global Times, Senin (20/12/2021), demam berdarah ini umum terjadi di daerah utara China, dimulai sejak Oktober.

Penyakit itu bisa menyebar lewat gigitan tikus, atau makan dan meminum sesuatu yang dihinggapi oleh tikus, serta menentuh darah, urin, atau feses dari tikus yang terinfeksi. Penyakit ini banyak terjadi bagi petani di lapangan, atau pekerja di bidang agrikultur dan pengolahan makanan.

Gejala penyakit ini adalah demam, pendarahan, dan kerusakan ginjal. Pada kasus serius, kasus ini bisa menyebarkan kematian.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Vaksin Tiga Dosis

Pakar kesehatan masyarakat dari Universitas Peking berkata agar publik tidak panik, dan kemungkinannya kecil bakal ada wabah besar di China.

Ada juga vaksin tiga dosis untuk melawan penyakit ini. Pakar kesehatan di China juga yakin sistem dan strategi kesehatan di China sudah kuat untuk melawan Hantavirus.

Dua tikus yang paling umum menyebarkan penyakit ini adalah Rattus norvegicus (tikus got) dan Apodemus agrarius (tikus ladang bergaris). Pakar kesehatan di China menyebut keduanya jarang ada di perkotaan.

Vaksinasi dinilai sebagai cara yang paling efektif. Warga usia 16-60 tahun disarankan agar disuntik vaksin pasien ini.

Orang-orang yang bekerja di sektor wisata, pertanian, maupun yang punya tugas outdoor dalam jangka waktu panjang juga disarankan divaksin.

3 dari 3 halaman

Infografis Waspada Mutasi Covid-19 Kombinasi Varian Inggris-India

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini