Sukses

Joe Biden Komunikasi dengan Presiden Ukraina di Tengah Tensi dengan Rusia

Presiden AS Joe Biden menghubungi Presiden Ukraina di tengah tensinya dengan Rusia.

Liputan6.com, Washington D.C - Presiden AS Joe Biden telah berbicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di tengah upaya berkelanjutan, untuk meredakan ketegangan atas penumpukan militer Rusia di perbatasan dengan Ukraina.

Seruan Biden dan Zelenskyy pada hari Kamis mengemuka selang beberapa hari setelah presiden AS mengadakan diskusi dua jam dengan Vladimir Putin, mendesak pemimpin Rusia itu untuk mengambil jalur diplomasi untuk meredakan situasi atau menghadapi sanksi ekonomi yang keras. Demikian seperti dilansir dari laman Al Jazeera, Jumat (10/12/2021). 

“Presiden Amerika Serikat memberi tahu saya tentang isi negosiasinya dengan Putin,” tulis Zelenskyy di Twitter pada Kamis sore setelah apa yang dia katakan adalah percakapan 90 menit dengan Biden.

“Kami juga membahas kemungkinan format untuk menyelesaikan konflik di Donbas dan menyentuh jalannya reformasi internal di Ukraina,” tambah presiden Ukraina, merujuk pada wilayah di Ukraina timur.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tensi Ukraina-Rusia

Ukraina mengatakan 94.000 tentara Rusia berkumpul di sepanjang perbatasan dalam peningkatan kedua sepanjang tahun ini, memicu serangkaian peringatan dari pejabat tinggi pemerintahan Biden yang berusaha mencegah Moskow mengambil " langkah agresif yang signifikan " terhadap Kyiv.

Badan-badan intelijen AS telah memperingatkan bahwa Putin dapat berada dalam posisi untuk melancarkan serangan besar-besaran yang melibatkan sebanyak 175.000 tentara pada awal Januari.

Rusia telah membantah rencananya untuk menyerang Ukraina, tetapi Putin telah memperingatkan setiap perluasan perangkat keras militer AS ke Ukraina, serta masuknya negara itu ke NATO, adalah "garis merah" yang tidak boleh dilanggar.

Pada tahun 2014, Moskow mencaplok Krimea dari Kyiv, dan separatis yang didukung Rusia merebut petak wilayah di Ukraina timur, memicu konflik yang terus membara hingga hari ini.

Putin pada hari Selasa mengajukan permintaan kepada Biden untuk jaminan keamanan yang mengikat secara hukum yang akan mengesampingkan perluasan NATO, kata Kremlin setelah panggilan telepon antara kedua pemimpin.

AS telah berulang kali mengatakan bahwa anggota NATO mengontrol siapa yang bergabung dengan aliansi itu. Pejabat senior administrasi Biden juga mengatakan bahwa meskipun mereka tidak tahu apakah Putin telah memutuskan untuk menyerang Ukraina, "dia menempatkan kapasitas untuk melakukannya dalam waktu singkat".

3 dari 3 halaman

Infografis Yuk! Pakai Masker dan Segera Vaksin Covid-19:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini