Sukses

Jenderal Top AS Akui Penarikan Pasukan di Afghanistan Sebagai Kegagalan Strategis

Jenderal top AS Mark Milley mengakui bahwa penarikan pasukan AS terbilang kacau.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin dan Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley, yang muncul di hadapan Kongres pada hari Selasa, mengakui serangkaian kegagalan yang menyebabkan penarikan pasukan AS yang kacau dari Afghanistan.

“Jelas bahwa perang di Afghanistan tidak berakhir seperti yang kita inginkan dengan Taliban sekarang berkuasa di Kabul,” kata Jenderal Milley kepada Komite Angkatan Bersenjata Senat, memperingatkan bahwa Afghanistan berpotensi mengalami perang saudara.

"Kita perlu mempertimbangkan beberapa kebenaran yang tidak menyenangkan yang tidak sepenuhnya kita pahami," kata Sekretaris Austin kepada para senator.

“Fakta bahwa tentara Afghanistan yang kami dan mitra kami latih, mencair begitu saja – dalam banyak kasus tanpa melepaskan tembakan – mengejutkan kami semua dan tidak jujur ​​untuk mengklaim sebaliknya,” kata Austin.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kegagalan Strategis

Komentar para pejabat tinggi militer AS, bersama dengan Jenderal Frank McKenzie, kepala Komando Pusat yang mengawasi penarikan itu adalah komentar publik paling luas dari para pemimpin Pentagon sejak penarikan pada 30 Agustus.

Milley dan McKenzie mengatakan mereka telah memperingatkan penilaian profesional militer mereka bahwa pemerintah yang didukung Barat di Kabul akan jatuh jika AS menarik semua pasukan.

“Analisis saya adalah bahwa penarikan yang dipercepat, tanpa memenuhi persyaratan khusus, berisiko kehilangan keuntungan substansial yang dibuat di Afghanistan, merusak kredibilitas AS di seluruh dunia dan dapat memicu keruntuhan umum NSF dan pemerintah Afghanistan, yang mengakibatkan pengambilalihan Taliban sepenuhnya, atau perang saudara umum,” kata Milley.

Milley menyebutnya sebagai "kegagalan strategis".

Jenderal McKenzie mengatakan dia juga telah menilai Kabul akan jatuh jika AS mundur.

“Pandangan saya adalah bahwa 2.500 adalah jumlah yang tepat untuk tetap ada dan jika kita turun di bawah angka itu, pada kenyataannya, kita mungkin akan menyaksikan runtuhnya pemerintah Afghanistan dan militer Afghanistan.”

Kesepakatan yang dicapai oleh pemerintahan Presiden AS Donald Trump dengan Taliban yang ditandatangani pada Februari 2020 ditetapkan 1 Mei 2021, sebagai tanggal untuk sepenuhnya menarik semua pasukan AS dari Afghanistan. Penarikan AS seharusnya didasarkan pada kondisi yang dipenuhi oleh Taliban.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini