Sukses

Mantan PM Inggris Tony Blair Kritik Penarikan Pasukan AS dari Afghanistan

PM Inggris menyampaikan pandangannya terkait keputusan Amerika Serikat menarik pasukannya dari Afghanistan.

Liputan6.com, London - Tony Blair, Perdana Menteri Inggris yang mengerahkan pasukan ke Afghanistan 20 tahun lalu setelah serangan 9/11, mengatakan keputusan AS untuk menarik pasukan dari negara itu telah membuat orang-orang yang memusuhi kepentingan Barat "bersorak sorai."

Dalam esai panjang yang diposting di situsnya Sabtu (21/8) malam, Blair mengatakan keputusan untuk menarik pasukan itu dari Afghanistan sebagai tindakan "tragis, berbahaya, dan tidak perlu."

Dikutip dari laman VOA Indonesia, Selasa (24/8/2021) Blair menuduh Presiden Amerika Serikat Joe Biden membuat keputusan di belakang "slogan politik bodoh tentang mengakhiri 'perang selamanya' itu."

Berbicara pada hari Minggu (22/8) sebagai tanggapan atas serangan pedasnya terhadap penarikan pasukan AS, dia memperingatkan "ancaman Islamis masih ada di sana."

Balir mengatakan bahwa jalan keluar itu bukan untuk kepentingan Barat atau Afghanistan, karena Taliban menegaskan kembali kekuasaannya di sebagian besar negara itu.

Dia membela pernyataannya, dengan mengatakan; "Kebijakan tidak dapat diputuskan oleh slogan. Kebijakan harus diputuskan berdasarkan strategi, dan itu hal yang berbeda. Itulah maksud dari apa yang saya katakan."

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Inggris Bakal Terima 20 Ribu Pengungsi Afghanistan

Ribuan pengungsi Afghanistan akan dimukimkan kembali di Inggris setelah Taliban menguasai Kabul, seperti yang dijanjikan oleh pemerintah Inggris.

Melansir BBC, skema baru ini akan melihat hingga 20.000 warga Afghanistan menawarkan rute untuk mendirikan rumah di Inggris di tahun-tahun mendatang.

Pada tahun pertama, 5.000 pengungsi yang memenuhi syarat - dengan prioritas perempuan, anak perempuan dan orang lain yang membutuhkan.

Menteri Dalam Negeri Priti Patel mendesak negara-negara lain untuk membantu, dan mengatakan bahwa "kita tidak bisa melakukan ini sendirian".

Namun, beberapa partai oposisi mengkritik skema penyelesaian karena tidak berjalan cukup jauh. Rencana baru ini berada di atas skema yang ada untuk juru bahasa dan staf lain yang bekerja untuk Inggris.

Sekitar 5.000 warga Afghanistan dan anggota keluarga diharapkan mendapat manfaat dari kebijakan itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.