Sukses

Pemerintah Jokowi Tegaskan Tak Tawarkan Pulau Biak Jadi Peluncuran SpaceX ke Elon Musk

Pemerintah Jokowi membantah pemberitaan asing terkait Pulau Biak untuk lokasi peluncuran SpaceX.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Joko Widodo (Jokowi) membantah menawarkan Pulau Biak di Papua sebagai lokasi peluncuran SpaceX. Kabar itu sempat diberitakan media internasional, namun tidak diterima masyarakat lokal. 

Dilansir VOA Indonesia, Jumat (12/3/2021), juru bicara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jodi Mahardi menegaskan hal itu pada Kamis 11 Maret malam. "Itu tidak benar. Kami tidak pernah menyebut Biak karena memang tidak pernah ada pembicaraan tentang Biak," tegas Jodi.

Sebelumnya beberapa media asing, antara lain Business Insider dan The Guardian, memberitakan tentang kemarahan warga Papua karena wilayahnya ditawarkan sebagai landasan peluncuran roket Space X milik miliarder Elon Musk.

Menurut laporan itu warga Papua khawatir pembangunan landasan itu "akan memicu deforestasi, meningkatkan kehadiran militer Indonesia dan mengancam masa depan mereka atas Pulau Biak."

Presiden Jokowi didampingi Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan melakukan pembicaraan telepon dengan CEO Tesla Elon Musk pada 11 Desember 2020 untuk membahas beragam peluang investasi di Indonesia.

Peluang Termasuk diantaranya upaya mengembangkan industri mobil listrik dan komponen utama baterai listrik, dan menjajaki potensi Indonesia sebagai landasan peluncuran roket SpaceX. Namun menurut Jodi, tidak pernah ada pembahasan soal lokasi landasan peluncuran roket itu karena masih harus dikaji bersama.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Mendapat Penolakan

Sebelumnya, pihak masyarakat lokal menolak Pulau Biak untuk lokasi SpaceX. 

Sejumlah kalangan menolak gagasan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menjadikan Pulau Biak di Papua sebagai lokasi peluncuran SpaceX. Proyek0 itu dikhawatirkan menghancurkan ekosistem Pulau Biak.

Pulau Biak dianggap ideal untuk meluncurkan satelit orbit rendah untuk komunikasi mengingat lokasinya hanya satu derajat di bawah ekuator, sehingga peluncuran satelit bisa lebih hemat bahan bakar. 

"Spaceport ini akan mengganggu lokasi perburuan kami," ujar kepalau suku di Pulau Biak, Manfun Sroyer, kepada The Guardian, Jumat (12/3/2021).

Manfun Sroyer berkata khawatir bisa ditangkap apabila protes. Ia masih ingat ketika Rusia ingin menjadikan Pulau Biak sebagai lokasi peluncuran satelit pada 2002.

Ketika terjadi protes, banyak orang yang ditangkap dan interograsi. Kini, badan antariksa Rusia, Roscosmos, kembali ingin mengembangkan lokasi peluncuran roket di pulau Biak pada 2024.

"Sekarang mereka kembali lagi," ujar Manfun Sroyer. "Dan intimidasinya masih terjadi."

3 dari 3 halaman

Kata LAPAN

Juru bicara dari LAPAN berkata bahwa pihaknya sudah berkonsultasi secara ekstensif dengan pemerintah provinsi Biak. Lembaga antariksa itu menjelaskan dampak ekonomi dari SpaceX ke Papua.

"Pemerintah provonsi Papua menilai bahwa pembangunan spaceport di Biak akan menjadi kabupaten Biak Numfor sebagai hub dan membawa dampak-dampak ekonomi kepada pemerintah daerah dan masyarakat lokal," jelas LAPAN.

"Parlemen Indonesia juga melihat bahwa pembangunan Pulau Biak sebagai sebuah 'Space Island' akan membawa multiplier effect kepada masyarakat sekitar," lanjut LAPAN.

Presiden Jokowi juga berambisi untuk membawa Tesla ke Indonesia. SpaceX dan Tesla sama-sama dimiliki oleh miliarder Elon Musk.

Papua memiliki sumber daya nikel yang bisa dipakai untuk baterai mobil listrik Tesla. Jokowi berjanji penambangan nikel akan dilakukan secara efisien dan sensitif terhadap lingkungan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.