Sukses

Bahas Kesepakatan Brexit, PM Inggris Boris Johnson Terbang ke Belgia

Perdana Menteri Johnson akan membahas daftar poin-poin penting bersama Von der Leyen, yang mewakili para pemimpin dari 27 negara Uni Eropa terkait Brexit.

Liputan6.com, Brussel - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson akan terbang ke Brussel, Belgia untuk pembicaraan tentang kesepakatan pasca-Brexit dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen.

Dikutip dari laman BBC, Rabu (9/12/2020) waktu hampir habis untuk mencapai kesepakatan dengan Inggris yang akan berhenti mengikuti aturan perdagangan UE pada 31 Desember 2020.

Ketidaksepakatan utama tetap ada pada hak penangkapan ikan, aturan persaingan bisnis dan bagaimana kesepakatan akan diatur.

Pada jamuan makan malam, Perdana Menteri Johnson akan membahas daftar poin-poin penting bersama Von der Leyen, yang mewakili para pemimpin dari 27 negara Uni Eropa.

"Ini benar-benar momen bisa yang berhasil atau gagal," kata editor politik BBC Newsnight, Nicholas Watt.

Kemajuan apa pun yang dibuat oleh kedua pemimpin tidak akan berarti kesepakatan selesai tetapi lebih membuka jalan untuk lebih banyak pembicaraan antar pejabat, katanya.

Saksikan Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Prediksi Kesepakatan Tak Tercapai

Sumber pemerintah Inggris mengatakan kemajuan di tingkat politik memungkinkan negosiasi, antara Lord Frost Inggris dan Michel Barnier dari Uni Eropa.

Tetapi sumber itu menambahkan bahwa penting untuk bersikap "realistis" bahwa kesepakatan mungkin tidak mungkin tercapai.

Dalam pembicaraan terpisah pada Selasa, 8 Desember 2020 Inggris dan UE mencapai kesepakatan tentang pengaturan perdagangan khusus untuk Irlandia Utara - termasuk tentang pemeriksaan perbatasan pasca-Brexit dan aturan perdagangan untuk NI, dan bagaimana perbatasan Laut Irlandia yang baru bisa bekerja.

Itu berarti Inggris sekarang telah membatalkan rencana untuk mengesampingkan bagian dari perjanjian keluar UE yang ditandatangani tahun lalu, yang berpotensi melanggar hukum internasional.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.