Sukses

Serangan Teroris Boko Haram Terjadi di Nigeria, Lebih dari 43 Petani Tewas Mengenaskan

Lebih dari 43 orang petani tewas secara mengenaskan dalam insiden serangan teroris yang terjadi di Nigeria.

Liputan6.com, Jakarta - Lebih dari 43 orang petani telah tewas secara mengenaskan di timur laut Nigeria pada Sabtu, 28 November 2020. 

Para penyerang mengikat pekerja pertanian yang bekerja di sawah dan menggorok leher mereka di dekat Maiduguri, ibu kota negara bagian Borno, menurut laporan. Ini adalah salah satu serangan terburuk dalam beberapa bulan terakhir di wilayah di mana kelompok pemberontak Boko Haram dan Negara Islam Afrika Barat aktif. Demikian seperti mengutip BBC, Senin (30/11/2020).

Hingga kini, masih belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas insiden ini.

"Saya mengutuk pembunuhan para petani, pekerja keras kami oleh teroris di negara bagian Borno. Seluruh negeri terluka oleh pembunuhan yang tidak masuk akal ini. Pikiran saya bersama keluarga mereka di masa kesedihan ini. Semoga jiwa mereka beristirahat dengan damai," kata Presiden Nigeria Muhammadu Buhari.

Buhari juga menggambarkan insiden ini sebagai "pembunuhan teroris sebagai gila", menurut juru bicaranya Garba Shehu.

"Kami telah menemukan 43 jasad, semuanya dibantai, bersama dengan enam lainnya dengan luka serius," kata seorang anggota milisi setempat yang membantu para korban selamat kepada kantor berita AFP.

Lebih banyak mayat dilaporkan ditemukan kemudian - tetapi jumlah pasti dari korban tidak segera diketahui.

Laporan juga menyebutkan sekitar 15 wanita diculik. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Korbannya Petani

Para korban adalah buruh dari negara bagian Sokoto di barat laut Nigeria, sekitar 1.000 km (600 mil) jauhnya, yang telah melakukan perjalanan ke timur laut untuk mencari pekerjaan, kata seorang milisi lain kepada AFP.

Gubernur negara bagian Borno, Babagana Zulum, menghadiri pemakaman para korban pada hari Minggu.

"Sangat menyedihkan bahwa lebih dari 40 warga dibantai saat mereka bekerja di lahan pertanian mereka," katanya kepada wartawan.

"Orang-orang kami berada dalam situasi yang sangat sulit, mereka berada dalam dua kondisi ekstrim yang berbeda: di satu sisi, [jika] mereka tinggal di rumah, mereka mungkin mati kelaparan dan kelaparan; di sisi lain, mereka pergi ke tanah pertanian dan mengambil risiko terbunuh oleh para pemberontak. Ini sangat menyedihkan," ungkapnya lagi.

Dia pun meminta pemerintah federal untuk merekrut lebih banyak tentara dan anggota pasukan keamanan lainnya untuk melindungi petani di wilayah tersebut.

Para petani "diserang karena mereka pada hari Jumat telah melucuti senjata dan menangkap seorang pria bersenjata Boko Haram yang telah menyiksa mereka", seorang anggota parlemen lokal, Ahmed Satomi, mengatakan kepada surat kabar Premium Times.

 

3 dari 3 halaman

Serangan Kelompok Boko Haram

Para wartawan mengatakan para petani sebelumnya telah diserang oleh militan kelompok Islam Boko Haram, yang mencurigai mereka menyampaikan informasi kepada militer.

Bulan lalu, pejuang Boko Haram membunuh 22 petani yang bekerja di ladang irigasi dalam dua insiden terpisah.

Pada hari Minggu, enam tentara dilaporkan tewas dalam serangan di dekat kota Baga di Negara Bagian Borno, kata wartawan BBC Chris Ewokor, di Abuja. Para tentara sedang dalam perjalanan ke daerah itu untuk meningkatkan keamanan di depot distribusi makanan bagi orang-orang yang mengungsi akibat konflik.

Terlepas dari upaya regional untuk mengakhiri kampanye kekerasan Boko Haram, kelompok tersebut telah meningkatkan serangannya dalam beberapa bulan terakhir.

Pemerintah Nigeria telah berulang kali mengklaim bahwa kelompok militan Islam telah dikalahkan secara teknis.

Presiden Buhari, yang lima tahun lalu menegaskan bahwa Boko Haram telah dikalahkan, mengatakan ia telah memberikan semua dukungan yang dibutuhkan angkatan bersenjata untuk melindungi penduduk Nigeria. Tetapi militer Nigeria tidak dapat memadamkan pemberontakan yang mempengaruhi wilayah itu, di mana puluhan ribu orang telah terbunuh atau diculik.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.