Sukses

Badai Iota yang Terdahsyat di Atlantik Renggut Nyawa 30 Orang

Badai Iota adalah yang terdahsyat di wilayah Atlantik tahun ini.

Liputan6.com, Managua - Badai Iota membuat puluhan ribu orang mengungsi di Nikaragua dan sekitarnya. Sebanyak 30 orang dinyatakan meninggal.

Bencana ini merupakan badai terdahsyat tahun ini di daerah Atlantik. Longsoran lumpur dan banjir bandang turut mengancam akibat hujan yang menyertai topan.

Menurut laporan BBC, Kamis (19/11/2020), topan, Badai Iota ini menghantam daerah-daerah yang baru saja dihantam topan Eta pada dua minggu lalu.

Badai Iota membawa embusan angin berkecepatan 257 kilometer per jam.

Korban kematian akibat badai di wilayah Amerika Tengah ini berada di Nikaragua, Honduras, Kolombia, Panama, dan El Savador. Ratusan ribu orang mengungsi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Longsor di Gunung

Badai Iota juga merenggut nyawa di daerah pegunungan. Miguel Rodirguez, pegawai peternakan, menyebut melihat setidaknya tujuh jasad.

Ia berkata terjadi longsor bagaikan sungai di daerah Gunung Macizo de Penas Blancas, Provinsi Matagalpa.

"Ada lima rumah, lima keluarga," ujarnya seperti dikutip AP News.

Tentara Nikaragua telah mengirim 100 penyelamat ke wilayah itu. Aksesnya sulit dilewati akibat pohon-pohon tumbang.

Di daerah lain, Kota Bilwi, seorang pria usia lanjut berkata lima rumah keluarganya hancur. 18 orang kini menjadi tunawisma.

"Topannya datang, menghancurkan rumah saya, rumah anak perempuan saya. Totalnya lima rumah hancur," ujar Filimon Wilfred (72).

"Di mana saya akan tinggal?" ucapnya.

3 dari 4 halaman

Hujan Deras di Honduras

Badai Iota melewati wilayah selatan Tegucigalpa, ibu kota Honduras. Warga yang berkata di daerah pesisir mengungsi.

"Hal yang paling berdampak pada kami adalah banjir," ujar Teonela Paisano Wood, wali kota Brus Laguna. "Kita dalam bahaya jika terus hujan."

Brus Lagona berada di daerah Gracias A Dios. Sekitar 40 ribu orang di daerah itu mengungsi, namun ada yang terjebak di perbatasan Nikaragua dan ditolong petugas setempat.

"Kita menghadapi darurat luar biasa," ujar Wood. "Tidak ada makanan. Tidak ada air."

4 dari 4 halaman

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini