Sukses

Demonstran Banjiri Pusat Bisnis di Bangkok, Merek Fesyen Putri Thailand Jadi Sasaran

Merek fesyen putri Thailand Sirivannavari dijadwalkan akan dipamerkan pada koleksi musim gugur / musim dingin 2020-2021

Liputan6.com, Bangkok - Para pengunjuk rasa berkumpul di distrik bisnis Silom di Bangkok, Thailand pada Kamis, 29 Oktober 2020 untuk menyuarakan penentangan mereka terhadap merek fesyen milik putri Raja Maha Vajiralongkorn, Putri Sirivannavari Nariratana.

Dikutip dari laman Channel News Asia, Jumat (30/10/2020) merek fesyen putri Sirivannavari dijadwalkan akan dipamerkan pada koleksi musim gugur / musim dingin 2020-2021 pukul 8 malam di hari yang sama di acara "French Flair Runway" di Mandarin Oriental di Bangkok, Thailand.

Protes pada Kamis kemarin mengambil tema People’s Runway dan berlangsung di Jalan Silom, dimulai dari Kuil Sri Maha Mariamman. Ini adalah sindiran tentang bisnis mode sang putri.

Saat malam tiba, para pengunjuk rasa berbicara menentang pemerintahan Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha dan mengulangi seruan mereka untuk reformasi monarki, dengan beberapa mengungkapkan ketidakpuasan mereka.

Jelang aksi, panitia sempat mengumumkan rencana berkumpul di media sosial. Mereka juga mengutip laporan media lokal sebelumnya yang diduga merinci RUU anggaran nasional Thailand untuk tahun 2020 dan alokasi senilai lebih dari 29 miliar baht (US $ 929 juta) yang disisihkan untuk monarki.

Ini termasuk anggaran 13 juta baht untuk Departemen Promosi Perdagangan Internasional guna memamerkan produk merek Sirivannavari di luar negeri.

Protes pada Kamis kemarin menandai tantangan lain bagi monarki Thailand, yang dilindungi oleh hukum lese majeste yang ketat.

Hukum untuk menghukum siapa pun yang mencemarkan nama baik, menghina atau mengancam Raja, Ratu, Ahli Waris atau Bupati dengan hukuman penjara tiga sampai 15 tahun.

Saksikan Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Demo di Kedubes Jerman

Pada Senin kemarin, pengunjuk rasa juga berbaris ke kedutaan Jerman di Bangkok untuk mengirimkan surat kepada pemerintah Jerman, meminta mereka untuk menyelidiki apakah Raja Maha telah menjalankan kekuasaan politik selama masa tinggalnya yang diperpanjang di Bavaria.

Para pengunjuk rasa juga menuntut klarifikasi dari Jerman tentang apakah Raja diharuskan membayar pajak warisan sebagaimana diatur oleh hukum Jerman, setelah mewarisi kekayaan dari ayahnya, mendiang Raja Bhumibol Adulyadej.

Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas mengatakan kepada wartawan bahwa pemerintah sedang mengikuti perkembangan di Thailand dan mengetahui demonstrasi tersebut.

Demonstrasi pada kemarin adalah bagian dari gerakan yang dipimpin pemuda Thailand, yang telah memprotes pemerintah Prayut selama berbulan-bulan. Mereka menyerukan diakhirinya pemerintahannya, amandemen piagam dan reformasi monarki.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.