Sukses

Inovasi Baru Ambulans Udara, Setelan Bertenaga Jet Tim Medis yang Bisa Terbang

Richard Browning, pendiri Gravity Industri lakukan uji coba pertama proyek setelan jet yang akan digunakan oleh paramedis untuk ambulan terbang pertama di dunia, di daerah perbukitan Lake District di Inggris Raya.

Liputan6.com, Cumbria - Richard Browning, pendiri Gravity Industries Ltd melakukan uji coba pertama proyek setelan jet yang akan digunakan oleh paramedis untuk ambulans terbang pertama di dunia, di daerah perbukitan Lake District di Inggris Raya.

Dengan menggunakan setelan jet berkekuatan 1.050 tenaga kuda, pendakian ke puncak hanya akan memakan waktu 90 detik, jauh berbeda dengan waktu tempuh berjalan kaki yang memakan 30 menit.

Proyek ambulans terbang tersebut merupakan hasil dari Great North Air Ambulance Service (GNAAS), yang berkolaborasi dalam proyek tersebut dengan produsen setelan jet Gravity Industries.

"Kami pikir teknologi ini dapat memungkinkan tim kami menjangkau beberapa pasien jauh lebih cepat daripada sebelumnya," ucap Andy Mawson, direktur operasi di GNAAS, mengatakan dalam sebuah pernyataan. "Dalam banyak kasus, hal ini akan meringankan pasien. Dalam beberapa kasus, itu juga mungkin akan menyelamatkan nyawa mereka."

Melansir CNN, Rabu (30/9/2020), GNAAS dan Gravity Industries sudah melakukan pembicaraan proyek ini selama satu tahun dan berlangsung pada 15 September. Tes dilakukan di Langdale Pikes, dengan terbang dari dasar lembah ke lokasi simulasi pasien di ketinggian yang lebih tinggi.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Akan Membawa Potensi Besar

Sebuah situs warisan yang dilindungi UNESCO, Lake District adalah salah satu pegunungan tertinggi di Inggris yang sering dijadikan tempat wisata. Mawson mengira wilayah tersebut, yang terletak di Inggris utara, akan menjadi lokasi yang baik untuk pengujian setelah menganalisis banyaknya data panggilan darurat.

"Itu menunjukkan lusinan pasien setiap bulan. Jadi kami dapat melihat kebutuhannya. Yang tidak kami ketahui secara pasti adalah bagaimana ini akan berhasil dalam praktiknya. Kami telah melihatnya sekarang dan sejujurnya, ini luar biasa."

Mawson percaya bahwa setelan jet ini akan membawa potensi besar untuk menjadi sumber daya tambahan dalam memberikan perawatan kritis ke daerah terpencil.

Browning mengatakan kolaborasi itu adalah pengalaman yang "luar biasa".

Browning mengatakan dia membangunnya menggunakan komponen cetak 3D, elektronik spesialis, dan lima mesin jet. Setelah mengenakan dan menguasai dasar-dasar penggunaannya, Anda dapat melambung dengan kecepatan 32 mil per jam dan naik ke ketinggian 12.000 kaki, CNN melaporkan.

 

Reporter: Vitaloca Cidrauli Sitompul

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.