Sukses

Arab Saudi Izinkan Pesawat Israel Gunakan Wilayah Udaranya

Pesawat rute Israel-Uni Emirat Arab boleh menggunakan wilayah udara Arab Saudi.

Liputan6.com, Riyadh - Arab Saudi mengizinkan semua penerbangan antara Israel dan Uni Emirat Arab agar bisa melewati wilayah udara Saudi. Izin ini tidak berlaku untuk penerbangan Israel ke daerah lain.

Dilaporan Axios, Kamis (3/9/2020), Uni Emirat Arab telah melobi Arab Saudi untuk mendapat izin ini selama dua minggu terakhir. Amerika Serikat diduga turut berperan dalam mendapat izin.

Tokoh penting dalam pemberian izin ini adalah Jared Kushner, menantu sekaligus penasihat senior Presiden AS Donald Trump.

Kehadiran Jared Kushner pada penerbangan perdana Israel-Uni Emirat Arab pada pekan ini disebut membuat perizinan makin mudah didapatkan. Jared Kushner juga telah membahas isu ini dengan Pangeran Arab Saudi Mohammed bin Salman (MbS).

Dua pesawat maskapai EL AL dari Israel telah mendapatkan izin tersebut. Izin diberikan oleh otoritas penerbingan Arab Saudi.

Kerja sama di area penerbangan merupakan satu dari sekian sektor yang akan dijajaki Israel dan Uni Emirat Arab setelah normalisasi diplomatik antara kedua negara. Sektor lainnya termasuk investasi, keamanan, kesehatan, dan sebagainya.

Uni Emirat Arab adalah negara pertama di Jazirah Arab yang menormalisasi hubungan dengan Israel. Keputusan itu dikecam oleh Palestina.

Saat ini, Amerika Serikat berusaha agar lebih banyak negara ikut melakukan normalisasi hubungan diplomatik dengan Israel.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

PM Israel Sebut Banyak Pembicaraan Rahasia dengan Pemimpin Negara Arab

 Israel sedang dalam pembicaraan rahasia dengan beberapa negara Arab untuk menjalin hubungan. Hal ini disampaikan oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada Minggu, 30 Agustus 2020.

Pernyataan itu ia sampaikan menjelang penerbangan komersial pertama negara itu ke UEA menyusul kesepakatan normalisasi, demikian dikutip dari laman Channel News Asia, Senin (31/8/2020).

"Ada lebih banyak pertemuan yang tidak dipublikasikan dengan para pemimpin Arab dan Muslim untuk menormalisasi hubungan dengan negara Israel," kata perdana menteri, tanpa menyebut nama negara mana pun. 

Perjanjian yang ditengahi AS antara negara Yahudi dan Dubai untuk menormalisasi hubungan diumumkan pada 13 Agustus silam.

Hal ini menjadikan UEA sebagai negara Teluk pertama dan hanya negara Arab ketiga yang menjalin hubungan dengan Israel, setelah Mesir dan Yordania.

Penerbangan komersial pertama dari Israel ke UEA pada Senin pagi akan membawa delegasi AS-Israel yang dipimpin di pihak Amerika oleh penasihat Gedung Putih Jared Kushner, yang berdiri di sebelah Netanyahu selama pidato perdana menteri Israel pada hari Minggu.

"Terobosan hari ini akan menjadi norma besok," kata Netanyahu.

"Ini akan membuka jalan bagi negara lain untuk menormalkan hubungan mereka dengan Israel."

Kantor Netanyahu pekan lalu mengatakan bahwa Penasihat Keamanan Nasional Meir Ben Shabbat akan memimpin delegasi Israel.

"Pembicaraan di Abu Dhabi akan mencari cara untuk meningkatkan kerja sama di berbagai bidang termasuk penerbangan, pariwisata, perdagangan, kesehatan, energi dan keamanan," kata kantor Netanyahu.

Sejak perjanjian antara UEA dan Israel diumumkan, telah sering terjadi panggilan telepon bilateral antara para menteri dan penandatanganan kontrak komersial.

Pada hari Sabtu, Emirates mencabut undang-undang tahun 1972 yang memboikot Israel.

"Ini akan diizinkan untuk masuk, menukar atau memiliki barang dan produk Israel dari semua jenis di UEA dan memperdagangkannya," bunyi dekrit federal yang dikeluarkan oleh Presiden UEA Sheikh Khalifa bin Zayed Al-Nahyan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.