Sukses

Ekonomi Digital Langkah Jitu Bangkit dari Krisis Ekonomi Pasca-Pandemi COVID-19

Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) mengadakan virtual discussion dengan tema The Future of Trade Policy: Pandemics, Populism, and other Challenges soal ekonomi dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Saat ini warga dunia tak hanya hidup dalam bayang-bayang perang dagang antara dua negara besar, Amerika Serikat dan China. Dampak pandemi Virus Corona COVID-19 juga telah secara nyata menganggu perekonomian warga.

Akibat COVID-19, nilai ekspor dan impor turun dan bahkan tingkat investasi juga mengalami penurunan. Belum lagi ancaman resesi yang membayangi setelah dunia mulai beradaptasi kembali dalam urusan ekonomi pasca-pandemi.

Menjawab permasalahan ini, Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) mengadakan virtual discussion dengan tema The Future of Trade Policy: Pandemics, Populism, and other Challenges.

Diskusi ini dihadiri leh sejumlah pembicara seperti Gita Wirjawan, Former Minister of Trade of Indonesia; Steven Ciobo, Former Minister of Trade, Tourism, and Investment of Australia; Cesar Purisima, Former Secretary of Finance of Republic of the Philippines; dan Frank Lavin, CEO and Founder of Export Now, Former US Undersecretary of Commerce.

Menurut Steven Ciobo, China ada mitra dagang bagi Australia. Tak hanya Australia, tetapi juga mitra dagang bagi banyak negara di dunia.

Ia mengatakan, pendorong utama ekonomi Australia adalah masalah yang berkaitan dengan mempertahankan konsumen yang beragam. Ditambah lagi dengan krisis pandemi Corona COVID-19 yang telah berdampak secara material pada Australia.'

"Sektor pariwisata dan pendidikan yang membawa kita dalam kesuksesan telah terdampak. Seperti contoh banyaknya siswa dari China yang masuk untuk belajar ke Australia dan membantu mengarahkan pariwisata kami. Namun, kini semuanya telah ditutup untuk sementara lantaran pandemi."

Mantan menteri perdagangan, pariwisata dan investasi Australia itu memandang bahwa pendapatan ekspor di negaranya benar-benar mengalami penurunan signifikan.

Namun, ia menekankan bahwa dibutuhkan sinergi bagi sebuah negara dengan negara lain untuk bangkit dan menjalin kerja sama ekonomi sehingga menguntungkan kedua belah pihak.

Sementara itu Gita Wirjawan tetap optimistis bahwa di masa mendatang kerja sama Indonesia dengan negara lain terutama dengan China akan terus meningkat. Bahkan, ia menyebutkan bahwa perekonomian suatu negara akan tetap stabil dan meningkat selagi negara tersebut terus melakukan kerja sama dengan negara-negara lain.

Sebagai mantan menteri perdagangan Indonesia, Gita menyebut hubungan ASEAN dan China dalam urusan kerja sama perdagangan akan terus meningkat.

Hal positif yang disampaikan oleh Stave pada saat pandemi ini yaitu masing-masing negara berupaya untuk melakukan kebijakan dan kedaulatan domestik untuk terus mendorong gelombang inovasi dan investasi pemerintah sehingga tingkat ekonomi semakin baik.

Tidak hanya australia yang mesti melakukan ini, namun seluruh dunia yang terkena dampak. 

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ekonomi Digital Bantu Bangkitnya Ekonomi

Sementara itu, Cesar Purisima Former Secretary of Finance of Republic of the Philippines menilai bahwa ekonomi digital bisa menjadi cara utama dalam mengatasi situasi keterpurukan ekonomi di masa saat ini.

"Kita harus secara cepat menekan tombol e-commerce fintech. Sehingga perusahaan bisa menjaga dan melayani pelanggan mereka. Dan saya pikir pemerintah bisa mengambil bagian dalam hal ini."

Cesar berpesan bahwa, jika pandemi ini tidak dilakukan secara serius, maka hal semacam ini akan kembali lagi terjadi di masa mendatang dan mengakibatkan permasalahan ekonomi.

Ia juga menyoroti permasalahan perubahan iklim yang bisa menyebabkan akibat yang sama. Yaitu gangguan perekonomian dunia.

"Kita harus benar-benar belajar dari pengalaman berharga ini," jelas Cesar Purisima.

Frank Lavin, CEO and Founder of Export Now; Former US Undersecretary of Commerce juga setuju bahwa cara yang tepat untuk segera bangkit dari krisis ini adalah dengan memanfaatkan teknologi.

"Beberapa waktu belakang kita melihat e-health, e-education dan e-finance sangat berkembang. Bahkan cara ini bisa dijangkau sampai ke wilayah terpencil. Peluangnya begitu nyata untuk membuat banyak orang terkoneksi."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.