Sukses

4 Calon Vaksin Virus Corona COVID-19 dari Berbagai Negara Dunia

Sejumlah negara sudah mengembangkan calon vaksin potensial Corona COVID-19.

Liputan6.com, Jakarta - Infeksi Virus Corona  COVID-19 di seluruh dunia pada hari Selasa per pukul 09.25 WIB telah mencapai 14.655.405 kasus. 8.227.804 di antaranya telah dinyatakan sembuh berdasarkan Coronavirus COVID-19 Global Cases by Johns Hopkins CSSE

Jumlah kesembuhan pasien Corona COVID-19 paling besar kini tercatat di Brasil, mencapai 1.514.300.  

Amerika Serikat tercatat sebagai negara yang memiliki kasus infeksi terbesar mencapai 3.825.153 dengan 1.131.121 pasien pulih.

Saat ini, Brasil, India, Rusia, dan Afrika Selatan tercatat sebagai negara dengan kasus infeksi terbesar setelah Amerika Serikat, menurut data Coronavirus COVID-19 Global Cases by Johns Hopkins CSSE.

Guna menekan angka penyebaran, sejumlah negara tengah berlomba-lomba mengembangkan vaksin Corona COVID-19. Seperti dikutip dari berbagai sumber, Selasa (21/7/2020) berikut 4 negara yang tengah kembangkan vaksin potensial tersebut:

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

1. Inggris

Satu juta dosis vaksin COVID-19 potensial yang sedang dikembangkan oleh para ilmuwan Inggris telah diproduksi dan akan tersedia pada bulan September, bahkan sebelum uji coba membuktikan apakah suntikan itu efektif.

Produk eksperimental tim Universitas Oxford, yang disebut "ChAdOx1 nCoV-19," adalah jenis yang dikenal sebagai vaksin vektor virus rekombinan dan merupakan salah satu dari setidaknya 70 calon vaksin potensial COVID-19 yang sedang dikembangkan oleh tim bioteknologi dan penelitian di seluruh dunia.

Setidaknya lima dari mereka dalam pengujian awal pada manusia. Para ilmuwan mengatakan, biaya produksi awal sekitar puluhan juta pound dan mengakui risiko investasi untuk terus maju dengan produksi sebelum verifikasi.

 

3 dari 5 halaman

2. China

Kandidat vaksin Corona COVID-19 yang dikembangkan oleh perusahaan obat asal China tampaknya menginduksi respon imun pada subjek, tetapi juga menunjukkan beberapa kekhawatiran walaupun hasilnya tidak terduga.

Data tentang vaksin, yang dibuat oleh CanSino Biologics pada data uji coba Fase 1 pertama dari vaksin Covid-19 telah diterbitkan dalam jurnal ilmiah, demikian dikutip dari laman Statnews.com.

Hasilnya kemungkinan akan diperiksa dengan cermat, terutama di Kanada, yang baru-baru ini mengumumkan akan menguji vaksin dan memproduksinya di sana jika hasil studi awal positif.

Studi tersebut menemukan bahwa satu dosis vaksin, yang diuji pada tiga tingkat berbeda, nampak menginduksi respon imun yang baik pada beberapa subjek. Tetapi sekitar setengah dari sukarelawan yang sudah memiliki kekebalan terhadap tulang punggung vaksin memiliki respon kekebalan yang berkurang.

 

4 dari 5 halaman

3. Rusia

Sejumlah elit bisnis dan politik Rusia telah diberikan akses awal ke vaksin eksperimental terhadap Corona COVID-19. Rusia adalah salah satu negara yang turut berlomba menjadi yang pertama untuk mengembangkan inokulasi.

Para eksekutif di perusahaan-perusahaan raksasa itu mulai mendapatkan bidikan yang dikembangkan oleh Gamaleya Institute yang dikelola pemerintah di Moskow pada awal April.

Vaksin Gamaleya, dibiayai oleh Dana Investasi langsung Rusia milik pemerintah dan didukung oleh Kementerian Pertahanan, pekan lalu menyelesaikan uji coba fase 1 yang melibatkan personel militer, demikian dikutip dari laman Time.

Lembaga ini belum menerbitkan hasil untuk penelitian ini, yang melibatkan sekitar 40 orang, tetapi telah memulai tahap pengujian berikutnya dengan kelompok yang lebih besar.

Rusia telah melaporkan lebih dari 750.000 kasus COVID-19, total terbesar keempat di dunia, dan program Gamaleya berada di jalur yang lebih cepat daripada banyak pengembang di wilayah Barat.

 

5 dari 5 halaman

4. Amerika Serikat

Vaksin potensial untuk Corona COVID-19 telah dikembangkan dan diuji dengan sukses pada tikus, demikian disampaikan oleh para peneliti di Fakultas Kedokteran Universitas Pittsburgh.

"Kami ingin memasukkan ini ke pasien sesegera mungkin," kata Andrea Gambotto, profesor bedah di Fakultas Kedokteran Universitas Pittsburgh dan salah satu penulis makalah yang mengumumkan vaksin dalam jurnal EBioMedicine.

Vaksin sering membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk menerima persetujuan dari Administrasi Makanan dan Obat-obatan A.S, demikian dikutip dari laman Jsonline.com.

Namun pada 16 Maret, empat sukarelawan sehat pertama di Seattle menerima potensi vaksin COVID-19 yang berbeda, yang dibuat oleh perusahaan bernama Moderna dan dikelola dalam uji klinis kecil di Kaiser Permanente Washington Health Research Institute.

Sementara vaksin yang diuji di Seattle menggunakan teknologi baru, lebih cepat tetapi belum diuji, yang dikembangkan di Pittsburgh menggunakan teknik yang sama yang digunakan dalam suntikan flu.

Vaksin Pittsburgh menggunakan protein virus buatan laboratorium untuk membangun kekebalan seseorang terhadap virus.

Tes pada tikus menemukan bahwa vaksin yang dikembangkan oleh tim di Pittsburgh memacu gelombang antibodi penangkal virus dalam waktu dua minggu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.