Sukses

Cegah Virus Corona Mendunia, Sejumlah Negara Waspadai Penumpang dari China

Virus Corona misterius yang mirip SARS bikin resah, memicu pemeriksaan wajib kedatangan dari daerah berisiko tinggi di China.

Liputan6.com, Jakarta - Asia kian meningkatkan pertahanannya terhadap virus baru dari China yang menyerupai SARS. Sejak Selasa 21 Januari, diberlakukan pemeriksaan wajib di bandara kedatangan dari daerah-daerah berisiko tinggi di Tiongkok ketika pihak berwenang bergerak untuk mencegah krisis kesehatan regional.

Dari Bangkok ke Hong Kong dan Seoul hingga Sydney, pemerintah setempat melakukan travel alert terhadap penumpang dari China, untuk mewaspadai virus corona baru, mengikuti konfirmasi Tiongkok tentang kasus pertama penularan penyakit mematikan dari manusia ke manusia.

Empat orang telah meninggal di China sementara banyak lagi yang terinfeksi virus itu.

Kasus penularan virus corona baru telah terdeteksi di Thailand, Jepang, dan Korea Selatan ketika Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan akan bertemu untuk membahas deklarasi darurat kesehatan masyarakat global atas wabah tersebut.

Sejauh ini pihak berwenang Thailand telah memperkenalkan pemindaian termal wajib bagi penumpang yang datang dari daerah berisiko tinggi di bandara China di Bangkok, Chiang Mai, Phuket dan Krabi.

"Penumpang itu akan diperiksa tanpa pengecualian," Menteri Kesehatan Anutin Charnvirakul mengatakan dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Khaleej Times, Selasa (21/1/2020).

Menteri Kesehatan Anutin Charnvirakul menambahkan, jika mereka menunjukkan tanda-tanda demam, maka akan dikarantina selama 24 jam untuk pemantauan.

Seperempat dari semua penerbangan internasional dari Wuhan - pusat virus mematikan - tiba di Thailand. Sekitar 1.300 penumpang diperkirakan setiap hari dari Wuhan selama Tahun Baru Imlek, yang dimulai akhir pekan ini.

Thailand sangat ingin menghindari wabah mematikan itu selama musim puncak liburan.

Dua orang China yang baru datang di Thailand ditemukan dengan jenis virus baru itu- yang satu di antaranya telah dikeluarkan dari rumah sakit dan telah kembali ke China.

"Di Hong Kong, kota di selatan China itu menjadi ingatan akan wabah Sindrom Pernafasan Akut (SARS) 2002-2003 yang menewaskan ratusan orang masih menghantui kota itu," pihak berwenang mengatakan mereka berada dalam "siaga sangat ekstrem".

"Kami ... bersiap untuk yang terburuk. Kami belum menurunkan penjagaan kami," kata pemimpin nomor dua Hong Kong, Chief Secretary Matthew Cheung, kepada wartawan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Anjuran Perjalanan di Asia

Bandara Hong Kong telah secara rutin menyaring suhu semua penumpang yang tiba di bandara, salah satu yang tersibuk di dunia.

Mereka yang tiba dari Wuhan harus mengisi deklarasi kesehatan dan menghadapi denda dan hukuman penjara hingga enam bulan jika mereka gagal menyatakan gejalanya.

Pada Senin, pihak berwenang rumah sakit mengatakan mereka akan memantau siapa saja yang demam yang pernah berkunjung ke Provinsi Hubei, tempat Wuhan berada.

Sementara itu Taiwan naik ke tingkat siaga tertinggi kedua bagi mereka yang bepergian ke dan dari Wuhan, menyarankan pengunjung untuk menghindari mengunjungi pasar unggas hidup mana pun sementara penyaringan telah ditingkatkan di bandara.

Perbatasan darat Tiongkok yang luas dengan para tetangganya juga berada di bawah pengawasan.

Kementerian kesehatan Vietnam telah memerintahkan lebih banyak pemeriksaan perbatasan karena "risiko infeksi tinggi" mengingat arus barang dan orang lintas perbatasan setiap hari.

Karena khawatir akan jangkauan wabah meningkat, pejabat kesehatan Australia mengatakan mereka telah membatasi seorang pria di rumahnya setelah dia kembali dari Wuhan menunjukkan gejala virus - kasus yang diduga pertama di negara itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.