Sukses

Geliat Pemilu RI di Belgia: 1.700-an WNI Siap Salurkan Suara

Menurut data KBRI di Brussels, WNI di Belgia yang terdaftar di Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebanyak 1.745. Ada 10 orang lagi tambahan.

Liputan6.com, Brussels - Warga negara Indonesia (WNI) di Belgia merayakan pesta demokrasi lebih awal. Sebanyak 1.700-an WNI akan menyalurkan suara untuk pemilihan umum (Pemilu) 2019 di negara tersebut pada Sabtu (13/4/2019).

Menurut data KBRI di Brussels, WNI di Belgia yang terdaftar di Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebanyak 1.745. Ada 10 orang lagi tambahan yang masuk Daftar Pemilih Tambahan (DPTb).

WNI yang tinggal di luar Brussels dan Luksemburg bisa menyalurkan suara lewat pos maupun datang langsung ke Brussels pada 13 April. Di Brussel, KBRI menyediakan dua TPS, sedangkan di Luksemburg disediakan TPS keliling pada 14 April.

Jumlah WNI di Luksemburg yang memiliki hak pilih sebanyak 60 orang.

Duta Besar Indonesia untuk Belgia, Luksemburg dan Uni Eropa, Yuri Thamrin, mengatakan persiapan untuk pemilu di Brussels dan Luksemburg berjalan baik. KBRI juga telah berkoordinasi Kementerian Luar Negeri, Kepolisian di Brussel dan otoritas setempat untuk pengamanan.

"Turis asal Indonesia yang sedang ada di Belgia juga bisa mencoblos di Brussels. Tapi mereka baru bisa mencoblos setelah pukul 17.00 sore," kata Yuri di Kantor KBRI di Brussels, Kamis 11 Maret.

Menurut Yuri, antusiasme WNI di Belgia untuk menyalurkan suara diprediksi besar. Mereka juga antusias mengikuti pemberitahuan soal pemilu melalui media.

"Kalau soal pilihannya condong yang mana saya tidak tahu. Yang jelas saya akan memilih," imbuh Yuri sembari menambahkan tak ada perpecahan yang terjadi di antara WNI di Belgia karena perbedaan pilihan pada Pemilu kali ini.

Salah seorang WNI di Belgia, Ari Asona, 47, mengaku akan menggunakan hak pilihnya di Brussels pada 13 April. Dia sudah bermukim di Belgia sejak 20049 dan pada pemilu lima tahun lalu juga memberikan suara di negara tersebut.

"Pada 2009 saya memberikan suara di Indonesia karena kebetulan sedang pulang. Kali ini saya akan mencoblos di Brussels," kata Ari, Jumat 12 Maret 2019.

Ari mengaku rajin mengikuti perkembangan soal pemilu melalui media. Dia juga sudah mantap dengan sosok presiden yang akan dipilihnya pada pemilu 2009 (Yus Mei Sawitri)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Antusias Warga Indonesia di AS Jelang Pemilu 2019

Besarnya antusias warga jelang Pemilu 2019 yang akan datang tak hanya dirasakan oleh mereka yang berada di Indonesia, tapi juga para Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Washington DC.

Dalam sosialisasi Pemilu 2019 di Washington DC yang diadakan Panitia Pemilu Luar Negeri (PPLN) ini juga dihadiri oleh mereka yang ingin mencari tahu bagaimana cara menggunakan surat suara.

Warga menilai dengan adanya sosialisasi ini merupakan hal yang sangat penting, teruntuk bagi mereka sebagai pemilih pertama. Bahkan pada Pemilu di 2014 yang lalu, masih banyak surat suara yang rusak akibat kesalahan cara memilih atau mencoblos.

Sosialisasi Pemilu 2019 berlangsung dengan lancar.

3 dari 3 halaman

KJRI dan KBRI Profesional serta Jaga Netralitas Selama Pemilu

Kementerian Luar Negeri RI menekankan bahwa para pegawainya yang berdinas di kantor perwakilan Indonesia di luar negeri "selalu menjaga profesionalitas dan netralitas" jelang dan selama proses Pemilu 2019. Pernyataan itu datang ketika segelintir pihak dan politisi partai meragukan netralitas staf KBRI (Kedutaan Besar) dan KJRI (Konsulat Jenderal) di beberapa negara.

Juru Bicara Kemlu RI, Arrmanattha Nasir mengatakan bahwa Menlu Retno Marsudi telah menginstruksikan kepada seluruh pejabat dan staf di luar negeri untuk tetap profesional dan netral selama pemilu.

"Saya tekankan, sejak awal, Menlu memerintahkan dan menekankan lewat instruksi lisan atau tertulis pada setiap kesempatan kepada seluruh staf Kemlu atau pejabat kementerian pos KJRI atau KBRI untuk selalu profesional dan menjaga netralitas dalam menjalankan tugasnya, dalam hal ini, konteks Pemilu 2019," kata Arrmanattha di Jakarta, Jumat 5 April 2019.

"Kita mendukung pemilu sebatas demi kelancaran dan keamanan pelaksanaannya."

Arrmanattha mengatakan, jika ada yang pihak curiga dengan adanya sikap tidak profesional dan netral di pos kerja Kemlu di luar negeri seputar proses pemilu, yang bersangkutan bisa melaporkannya melalui mekanisme terkait.

"Apabila ada hal-hal di luar ini atau kecurigaan dari siapapun yang terkait adanya laporan dan sebagainya, itu kan ada mekanismenya, lewat Bawaslu atau KPU atau PPLN (Panitia Pemilu di Luar Negeri) di sana."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini