Sukses

1-9-1939: Invasi Hitler ke Polandia Memicu Perang Dunia II

Pada 1 September 1939, atas perintah Adolf Hitler, sekitar 1,5 juta tentara Jerman dikerahkan untuk menginvasi Polandia.

Liputan6.com, Berlin - Hari itu, 1 September 1939, atas perintah Adolf Hitler, sekitar 1,5 juta tentara Jerman dikerahkan untuk menginvasi Polandia. Mulai pukul 04.45, mereka menerobos perbatasan sepanjang 1.750 mil atau 2.816 kilometer.

Serangan dilancarkan secara simultan. Angkatan Udara Jerman atau Luftwaffe membombardir lapangan terbang Polandia, sementara kapal perang dan U-boat menyerang angkatan laut lawan di Laut Baltik.

Untuk Hitler, penaklukan Polandia akan memberikan Lebensraum, atau 'ruang hidup' bagi rakyat Jerman -- perkembangan wilayah hingga ras. 

Seperti dikutip dari History.com, Jumat (31/8/2018), berdasarkan rencananya, orang-orang Jerman yang 'superior secara ras' akan menjajah Polandia dan masyarakat Slavia asli akan diperbudak.

Invasi itu menjadi model untuk bagaimana Jerman mengobarkan perang selama enam tahun ke depan, atau yang dikenal sebagai strategi 'blitzkrieg'.

Strategi diawali menghancurkan kontrol udara musuh, rel kereta api, jalur komunikasi, dan penjatuhan amunisi.

Grup Panzer III Nazi Jerman saat Operasi Barbarossa dalam Perang Dunia II, salah satu invasi paling besar dalam sejarah. (Sumber Wikimedia Commons)

Lalu, diikuti oleh invasi darat besar-besaran dengan mengerahkan armada tentara, tank, dan artileri. Kemudian, setelahnya giliran infantri masuk dan menghajar semua resistensi yang muncul.

Teknologi Jerman yang unggul, ditambah miskalkulasi pihak Polandia, Hitler pun menang mudah. Pendudukan Jerman atas Polandia menjadi salah satu bab paling gelap dalam Perang Dunia II. Sekitar 6 juta orang, hampir 18 persen dari penduduk Polandia, tewas selama pemerintahan teror Nazi yang gemar melakukan eksekusi massal, penggusuran paksa dan perbudakan.

Pemimpin Nazi, Adolf Hitler kala itu mengklaim, invasi besar-besaran itu adalah aksi defensif.

Sebelum melancarkan serangan, pada 31 Agustus 1939, pasukan SS Nazi yang mengenakan seragam Polandia melancarkan serangan palsu terhadap Jerman, merusak beberapa instalasi kecil di sisi perbatasan negara itu dan membunuh sejumlah tahanan di kamp konsentrasi.

Propaganda Nazi menyebut, serangan abal-abal itu adalah aksi provokasi yang tak termaafkan.

Namun, Inggris dan Prancis tak percaya begitu saja. Dua hari kemudian, mereka mendeklarasikan perang terhadap Jerman. Perang Dunia II pun bergolak.

Ekspansi Jerman sejatinya telah dimulai pada tahun 1938 dengan aneksasi Austria dan kemudian dilanjutkan dengan pendudukan Sudetenland lalu seluruh Cekoslovakia pada tahun 1939. Pencaplokan itu dilakukan tanpa memicu permusuhan dengan negara-negara besar. Hitler berharap, invasi ke Polandia juga bakal ditoleransi negara lain.

Sebelumnya, untuk menghindari kemungkinan Uni Soviet akan membantu Polandia, Jerman menandatangani perjanjian non-agresi dengan Moskow pada 23 Agustus 1939.

Dalam klausul rahasia perjanjian, kedua negara yang bermusuhan secara ideologis setuju untuk berbagi Polandia.

Belakangan, Jerman juga menyerang Uni Soviet pada bulan Juni 1941. Sementara, di Asia Pasifik, Jepang membombardir Pangkalan Armada Angkatan Laut Amerika di Pearl Harbour, Hawaii, pada tanggal 7 Desember 1941.

Negeri Sakura juga menyerang Persemakmuran Filipina yang dikuasai oleh Amerika Serikat, serta Malaya, Singapura, dan Hong Kong yang dikuasai oleh Britania Raya. Amerika dan Inggris kemudian menyatakan perang terhadap Jepang.

Amerika Serikat terseret dalam perang di Eropa ketika pada tanggal 11 Desember 1941, Nazi Jerman dan Fasis Italia menyatakan perang terhadap AS. Hitler mengumumkan Pakta Tripartit mengharuskan Jerman mengikuti pernyataan perang Jepang.

Bunker Adolf Hitler di Berlin (German Federal Archive via Wikimedia Commons)

Episode Perang Dunia II berakhir dengan cara mengerikan, ketika Hitler terpaksa bunuh diri di bunkernya ketika tentara Rusia menyerbu masuk Berlin. Tak berapa lama kemudian, bom atom Amerika Serikat dijatuhkan ke Hiroshima dan Nagasaki.

 

* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini

 

 Saksikan video terkait Adolf Hitler berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Hitler Pemicu Utama Perang Dunia II

Perjanjian Versailles 1919 mungkin menjadi latar belakang, namun pemicu utama Perang Dunia II diyakini adalah sosok 'paling antagonis' dalam sejarah: Adolf Hitler.

Sejumlah besar sejarawan sepakat, Perang Dunia II disebabkan penyelesaian Perang Dunia I yang dianggap tak memuaskan.

Perjanjian Versailles, yang secara resmi mengakhiri Perang Dunia I antara Sekutu dan Kekaisaran Jerman.

Salah satu poin penting dalam perjanjian tersebut adalah 'Klausul Rasa Bersalah' (War Guilt Clause) sebagai pemicu perang.

Disebutkan, pihak Jerman, juga Austria dan Hungaria menerima tanggung jawab penuh sebagai penyebab Perang Dunia I.

Akibatnya, tak hanya kehilangan sebagian wilayah koloni, sanksi finansial serta isolasi, tentara Jerman juga 'dilucuti'. Sejumlah pembatasan militer diberlakukan, untuk mencegah negara tersebut kembali memicu perang.

Rhineland didemiliterasi, Jerman bahkan harus menghapuskan angkatan udaranya.

Perjanjian tersebut menjadi pukulan berat bagi rakyat Jerman dan memicu runtuhnya Republik Weimar pada 1933.

Di tengah kondisi itulah, muncul sosok Adolf Hitler. Ia adalah seorang calon pelukis yang kemudian bergabung menjadi tentara Bavaria pada Perang Dunia I. Tugasnya yang utama kala itu adalah sebagai pembawa pesan.

Dua kali namanya dielu-elukan karena 'keberaniannya'. Hitler dua kali mengalami cedera dalam dua insiden terpisah. Pertama, kakinya terkena ledakan selongsong bom pada 1916. Matanya juga mengalami buta sementara akibat gas mustard menjelang akhir perang.

"Kekalahan Jerman membuat Hitler patah semangat dan membutuhkan fokus baru," demikian dikutip dari Daily Telegraph, seperti dimuat situs The Week.

Ia menjadi agen intelijen dan disusupkan ke Partai Pekerja Jerman -- yang akhirnya melebur ke dalam parpol itu hingga posisi puncak. Terinspirasi paham Anton Drexle yang anti-komunis dan anti-Semit, ia menyalahkan kaum Yahudi sebagai penyebab instabilitas politik dan ekonomi yang terjadi di negerinya. Pendapatnya ternyata diterima masyarakat kala itu dan membuat sosok pelukis gagal itu populer.

Selama beberapa dekade kemudian, karier Hitler melonjak, menjadi kanselir. Dan, saat Presiden Paul Von Hindenburg meninggal dunia, ia mengangkat dirinya sebagai Fuhrer -- komandan tertinggi paramiliter Nazi.

Saat berkuasa, Hitler mengecam Perjanjian Versailles, menyebutnya tak adil. Pada pertengahan 1930-an, Jerman dalam posisi lemah dan terpecah belah. "Situasi saat itu menciptakan kesempatan emas bagi Jerman untuk kembali mendominasi Eropa."

Sepanjang tahun 1930-an, beberapa peristiwa memicu dunia kembali ke ambang konflik: Perang Saudara Spanyol, Anschlus atau aneksasi Austria, penjajahan Sudetenland, dan invasi Cekoslowakia.

Dan, penyebab langsung Perang Dunia II adalah invasi Jerman atas Polandia pada 1 September 1939.

Selain invasi Hitler atas Polandia, tanggal 1 September menjadi momentum sejumlah peristiwa bersejarah. Pada 1923 terjadi Gempa Bumi Besar Kanto di Jepang. Sekitar 100.000 orang tewas.

Sementara itu, pada 1969, Muammar Khadafi merebut kekuasaan di Libya melalui kudeta. Dan pada 1 September 1983, Pesawat Korean Air Penerbangan 7, ditembak pesawat tempur Uni Soviet lepas pantai Sakhalin. Sebesar 269 manusia menjadi korban. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.