Sukses

RI-Jepang Teken Kesepakatan Pengembangan Infrastruktur Perikanan di 6 Pulau Indonesia

Kerja sama mencakup bantuan Jepang untuk pembangunan sentra pasar dan pelabuhan perikanan terpadu di enam pulau terluar Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri RI dan Menteri Luar Negeri Jepang telah menyaksikan penandatanganan kesepakatan kerja sama maritim dan perikanan pada Senin, 25 Juni 2018.

Penandatanganan kerja sama bernama "Exchange of Note (EN) on Integrated Marine and Fisheries Centers and Fish Market" itu dilakukan dalam dialog bilateral strategis The 6th Strategic Dialogue Indonesia-Jepang di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta.

Selain unsur Kementerian Luar Negeri, turut hadir perwakilan dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, Kementerian Koordinator Bidang Maritim RI, serta Kementerian Kelautan dan Perikanan RI.

"(Dokumen EN) itu merupakan kerangka kerja untuk pengembangan pasar dan pelabuhan perikanan terpadu di pulau-pulau terluar di Indonesia," kata Menlu RI Retno Marsudi dalam konfereni pers bersama Menlu Jepang Taro Kano di Kemenlu RI, Senin (25/6/2018).

Pembangunan sentra perikanan itu diketahui terletak di enam pulau terluar di Indonesia, meliputi; Biak, Moa, Morotai, Natuna, Sabang, dan Saumlaki. Menurut pejabat Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, pemerintah Jepang menggelontorkan dana sekitar 6 miliar yen atau setara Rp 777 miliar.

"Jepang berkomitmen untuk melanjutkan implemetasi pengembangan (sentra perikanan) tersebut sebagaimana yang telah disepakati oleh kedua negara sejak September 2017," kata Menlu Jepang Taro Kano dalam kesempatan yang sama.

Menlu Retno juga mengatakan bahwa Indonesia-Jepang turut berkomitmen untuk meningkatkan kerja sama lain di bidang kemaritiman, seperti pengembangan infrastruktur pelabuhan (salah satunya di Pelabuhan Patimban), aspek pengembangan kapasitas, serta keamanan dan keselamatan maritim.

Baik Menlu Retno dan Menlu Kano tidak mengelaborasi secara detail mengenai implementasi kerja sama tersebut. Namun, pejabat Kementerian Kelautan dan Perikanan RI mengatakan bahwa working-level meeting antara pemangku kepentingan Indonesia dan Jepang untuk membahas teknis dan proses realisasi berbagai kerja sama tersebut akan segera dilakukan.

"Segera. Setelah exchange note akan ada pembahasan untuk mencapai grand agreement. Setelah itu kita jalan," kata Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Brahmantya Satyamurti Poerwadi di Kemenlu RI.

Brahmantya menjelaskan, konsep pasar dan pelabuhan perikanan terpadu yang tengah digarap oleh RI dan Jepang itu ditujukan untuk mengembangkan kawasan enam pulau terluar di Indonesia sebagai sentra aktivitas dan pasar.

"Nanti Jepang akan bantu kasih teknologi perikanan, pengembangan pasar, dan pengembangan kapasitas bagi sumber daya Indonesia yang bergerak di bidang perikanan," tambah Brahmantya.

 

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dialog Strategis Indonesia-Jepang

Pertemuan antara Menlu Retno Marsudi dan Menlu Taro Kano berlangsung dalam koridor dialog bilateral strategis yang ke-enam atau The 6th Strategic Dialogue Indonesia - Jepang di Jakarta.

Itu juga menjadi kunjungan kerja pertama Menlu Kano ke Indonesia.

Tujuan pertemuan itu adalah untuk meningkatkan kerja sama bilateral kedua negara di bidang politik dan keamanan, ekonomi, perdagangan dan investasi, people to people contact, serta penjajakan peluang kerja sama strategis kedua negara.

Pertemuan juga dilaksanakan bertepatan dengan peringatan 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia - Jepang. Bagi Indonesia, Jepang merupakan mitra kerja sama strategis, dan kedua menlu sepakat akan pentingnya peningkatan kerja sama di bidang investasi, khususnya di bidang infrastruktur.

Saat ini, Jepang merupakan investor terbesar ke-2 di Indonesia dengan nilai investasi USD 5 miliar pada 2017. Ditinjau dari nilai perdagangan, neraca kedua negara pada 2017 mencapai nilai USD 33,03 miliar, meningkat sebesar 13,54 persen dari 2016.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.