Sukses

10 Pekerja McDonald AS Klaim Alami Pelecehan Seksual

Para pekerja mengatakan, mereka digerayangi, diajak berbuat cabul, ditunjukkan organ seksual, dan diberikan komentar kotor.

Liputan6.com, Washington, DC - Sepuluh pekerja McDonald di Amerika Serikat mengajukan klaim pelecehan seksual terhadap waralaba makanan cepat saji tersebut.

Para pekerja perempuan, di mana salah seorangnya berusia 15 tahun, mengatakan mereka digerayangi, diajak berbuat cabul, ditunjukkan organ seksual, dan diberikan komentar kotor. Demikian seperti dikutip dari BBC, Rabu (23/5/2018).

Klaim pelecehan seksual juga pernah diajukan terhadap McDonald pada dua tahun lalu.

Keluhan terbaru diajukan ke US Equal Employment Opportunity Commission (EEOC) oleh kelompok kampanye The Fight for $15 atas nama para pekerja. EEOC memiliki kewenangan untuk menyelidiki keluhan praktik diskriminatif di tempat kerja.

Disebutkan bahwa para pekerja -- yang berbasis di sejumlah kota seperti Miami, Los Angeles, dan Detroit -- diabaikan atau diejek ketika mereka melaporkan kasus pelecehan seksual tersebut kepada manajer mereka. Menurut The Fight for $15, beberapa di antara mereka bahkan telah dipecat.

'Supervisor Tidak Melakukan Apa-Apa'

Salah satu contohnya, Breauna Morrow, seorang kasir berusia 15 tahun di St Louis mengatakan bahwa ia "dilecehkan berulang kali" oleh rekan kerjanya. Namun, ketika ia melaporkan kejadian itu, "supervisornya tidak melakukan apa-apa."

"Saya tahu, saya bukan satu-satunya dan itulah kenapa saya bicara, sehingga yang lain tidak harus menghadapi pelecehan yang saya alami," kata Morrow.

Dalam kejadian berbeda, seorang karyawan McDonald mengatakan bahwa ia telah melaporkan rekan kerjanya di outlet di New Orleans yang meraba-raba dirinya. Namun, alih-alih mengambil tindakan, manajernya justru mengejeknya dan mengatakan bahwa ia telah menunjukkan daya tarik seks yang tinggi.

Keluhan yang disampaikan oleh para pekerja menyasar perusahaan dan franchise McDonald. Meski demikian, perusahan menilai bahwa pemilik waralaba adalah pemilik bisnis yang independen.

Seorang juru bicara McDonald mengatakan, "Tidak ada tempat untuk pelecehan dan diskriminasi apapun di lingkungan kerja kami."

"Perusahaan McDonald menyikap tuduhan pelecehan seksual dengan sangat serius dan meyakini bahwa waralaba independen kami yang memiliki dan mengoperasikan sekitar 90 persen dari 14.000 restoran di Amerika Serikat akan melakukan hal yang sama."

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Korban Lain Diminta Buka Suara

Pada 2016, McDonald menjanjikan peninjauan setelah tuduhan pelecehan seksual diajukan. Meski demikian, juru bicara perusahaan menolak untuk mengatakan apakah peninjauan itu telah memicu perubahan kebijakan yang bertujuan untuk mengatasi dugaan pelecehan tersebut.

Sementara itu, The Fight for $15, yang telah lama mendesak McDonald untuk menetapkan upah minimum USD 15 mengatakan, pihaknya berencana untuk melawan pelecehan seksual yang melanda para pekerja McDonald di seluruh wilayah Negeri Paman Sam.

Kelompok ini telah menyiapkan hotline dan mendorong para pekerja lain untuk menghubungi mereka agar keluhan mereka dapat ditinjau oleh pengacara.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.