Sukses

Petani AS Khawatir tentang Kebijakan Impor Kedelai China

Pendapatan sektor pertanian AS diperkirakan turun ke level terendah dalam 12 tahun terakhir.

5 Manfaat Kedelai untuk Kesehatan (iStockphoto)
Perbesar
5 Manfaat Kedelai untuk Kesehatan (iStockphoto)

Liputan6.com, Washington DC - Sementara petani di Amerika Serikat (AS) mulai melakukan kegiatan tanam tahun ini, mereka dihadapkan pada beragam tantangan baru, yang disebabkan oleh ancaman pemberlakuan bea impor oleh pemerintah China.

Dikutip dari VOA Indonesia pada Senin (14/5/2018), situasi itu merupakan perkembangan terakhir dalam pertikaian perdagangan AS-China, yang diamati dengan penuh kecemasan oleh petani-petani di Negeri Paman Sam.

BACA JUGA: Luhut Jamin Hubungan RI dan China Semakin Mesra di Era Prabowo-Gibran
BACA JUGA: Tidak Benar Video Rombongan Tentara China Mendarat di Bandara Sam Ratulangi Manado
BACA JUGA: Konflik Iran-Israel, Menko Airlangga: Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Ketimbang China

Baca Juga

Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) memproyeksikan pendapatan dari sektor pertanian pada 2018, akan turun ke level terendah dalam 12 tahun terakhir.

Setiap tarif bea impor yang diberlakukan China bisa berdampak pada harga kedelai, dan pada akhirnya, juga keuntungan petani.

Selain itu, ada keprihatinan baru bahwa pembeli di China, konsumen kedelai terbesar di dunia, telah menghentikan pembelian dari petani Amerika Serikat sebelum tarif diberlakukan.

 

Simak video pilihan berikut:

 

 

alam kunjungannya ke China beberapa lalu, Presiden Trump dan Presiden Xi sepakat mengizinkan kembali ekspor daging sapi dari Amerika, setelah dibatalkan lebih dari sepuluh tahun lalu akibat penyakit sapi gila. Salah satu syaratnya adalah pelacakan di...

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

China Pemilik Terbesar Surat Utang AS

Bendera China
Perbesar
Ilustrasi (iStock)

Sementara itu, China disebut kian meningkatkan kepemilikan surat utang AS sebesar USD 8,5 miliar pada Februari 2018.

Angka pembelian itu terbesar dalam enam bulan terakhir, sehingga membuat kepemilikan surat utang AS oleh Cina saat ini, mendekati USD 1,18 triliun.

Saat ketegangan perdagangan antara AS dan China meningkat, ada spekulasi kalau orang China dapat kurangi pembelian surat utang AS, dan bahkan terus jual surat utang atau obligasi.

"Ini peningkatan terbesar dalam enam bulan, tapi itu hanya kenaikan USD 8,5 miliar. Saya tidak berpikir itu benar-benar besar. Bulan lalu ada penurunan cukup besar,” ujar Tom Simons, Ekonom Jefferies, seperti dikutip dari laman CNBC pada awal April lalu.

China merupakan pemegang surat utang terbesar di AS, diikuti Jepang yang memiliki nilai USD 1,06 triliun.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Pertemuan Menlu Retno dengan Menlu China, Bahas Stabilitas Kawasan hingga Hilirisasi
Panda raksasa Fu Bao memakan bambu di taman hiburan Everland di Yongin pada tanggal 3 Maret 2024. (Chung Sung-Jun/POOL/AFP)
  • Amerika Serikat adalah salah satu negara republik konstitusional federal di Benua Amerika
    Amerika Serikat adalah salah satu negara republik konstitusional federal di Benua Amerika
    Lihat Selengkapnya

    Amerika Serikat

  • Negara dengan penduduk terbanyak di seluruh dunia. Negara ini telah berganti nama menjadi Republik Rakyat Tiongkok.
    Negara dengan penduduk terbanyak di seluruh dunia. Negara ini telah berganti nama menjadi Republik Rakyat Tiongkok.
    Lihat Selengkapnya

    China