Sukses

Dubes Rusia untuk RI: Rekan Saya Dibunuh Teroris di Turki...

Galuzin menceritakan kenangannya bersama Karlov, Dubes Rusia untuk Turki yang tewas ditembak di Ankara.

Liputan6.com, Jakarta - Duta Besar Rusia untuk Turki, Andrey Karlov, dibunuh secara mengejutkan di Ankara. Pembunuh Karlov adalah seorang pria muda yang pernah berprofesi sebagai polisi antihuru-hara Turki.

Saat menjalankan aksinya, pelaku diketahui sedang tidak bertugas. Belakangan ia diidentifikasi sebagai Mevlut Mert Altıntas.

Kesedihan atas kepergian Karlov dirasakan betul oleh Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikhail Galuzin. Dengan raut muka berduka, ia bahkan sampai harus menarik napas terlebih dahulu sebelum menceritakan sejumlah pengalamannya bersama Karlov.

"Pada 19 Desember tragedi tragis besar terjadi di Ankara, teman saya dibunuh oleh seorang teroris. Kami sangat bersedih atas berpulangya Andrey Karlov. Seluruh pikiran kami tercurah untuk keluarga, kerabatnya yang bersedih atas hal itu," ujar Galuzin di kediamannya, Rabu (21/12/2016).

"Ya saya mengenal Duta Besar Andrey Karlov, dia lebih tua enam tahun dari saya. Kami punya hubungan dekat sebagai kolega," ia menambahkan.

Ia mengatakan, terakhir kali bertemu Andrey pada pertengahan tahun ini. Mereka berjumpa dalam konferensi seluruh Dubes Rusia di seantero dunia di Moskow.

Namun Komunikasi dirinya dengan Andrey terjadi sangat intens sembilan tahun lalu. Ketika itu, Galuzin masih bertugas di Jepang.

"Saya mengingat kembali Andrey saat dia mengunjungi Tokyo pada 2007 lalu. Saya waktu itu menjabat sebagai Wakil Duta Besar Rusia untuk Jepang," paparnya.

Karlov berkunjung ke Jepang untuk membahas konsultasi bilateral kedua negara. Di waktu itu, Karlov menjabat Deputi Direktur Urusan Konselor.

Ketika Karlov naik jabatan jadi Direktur Jenderal Urusan Konselor Kementerian Luar Negeri Rusia, komunikasi mereka pun semakin intens.

"Pernah suatu saat saya rapat sangat lama dengan Andrey sebelum saya ditunjuk jadi Duta Besar untuk Indonesia pada 2012. Ia memberikan penjelasan begitu banyak tentang aktivitas kekonsuleran kami," jelasnya.

"Rapat itu memberikan saya pencerahan karena yang menyampaikan penjelasan adalah seorang pejabat profesional, " sambung dia.

Oleh karena kenangan tersebut, Galuzin mengatakan masih tak bisa percaya koleganya itu berpulang akibat dibunuh saat bertugas.

"Saya sangat sedih dan kecewa, ketika mendengar kabar Karlov ditembak hingga tewas. Kami akan selalu mengenang dia," tambah dia.

Saksikan juga video menarik berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.