Sukses

Kontraktor Badan Keamanan Nasional AS Curi Dokumen Rahasia

Harold Thomas Martin diduga telah mengambil kode sumber untuk membajak ke dalam sistem Rusia, China, Iran, dan Korea Utara.

Liputan6.com, Maryland - Seorang kontraktor Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA), Harold Thomas Martin III (51), ditangkap karena diduga mengambil informasi yang sangat rahasia.

Menurut keterangan pejabat, Martin didakwa atas pencurian properti milik pemerintah dan pemindahan materi rahasia secara tidak sah.

Departemen Kehakiman memberi keterangan bahwa Martin bekerja untuk Booz Allen Hamilton, kontraktor sama yang mempekerjakan pembocor informasi NSA, Edward Snowden.

Enam dokumen yang ditemukan pada Martin diklasifikasi sebagai "sangat rahasia".

"Pembukaan rahasia secara tidak sah bisa menyebabkan kerugian yang sangat besar bagi keamanan nasional AS," ujar Departemen Kehakiman, seperti dikutip dari BBC, Kamis (6/10/2016).

Berdasarkan surat tuntutan, Martin ditahan dua hari setelah pihak berwenang melakukan pencarian di rumah, garasi, dan kendaraannya di Glen Burnie, Maryland, pada 27 Agustus 2016.

FBI mengatakan, awalnya Martin membantah telah mengambil dokumen. Namun kemudian ia mengaku telah mencuri dokumen dan data digital.

Sementara itu pengacara Martin, James Wyda, mengatakan tak terdapat bukti bahwa kliennya telah mengkhianati Amerika Serikat.

"Tak terdapat bukti bahwa Hal Martin telah mengkhianati negaranya," ujar Wyda.

"Apa yang kita tahu, Hal Martin mencintai keluarga dan negaranya. Ia melayani bangsa ini dengan terhormat di Angkatan Laut dan ia telah mengabdikan seluruh hidupnya untuk melindungi negaranya," kata dia.

Martin harus menghadapi hukuman 10 tahun penjara karena telah mencuri properti milik pemerintah dan ditambah 1 tahun karena telah memindahkan materi rahasia.

The New York Times menyebut Martin diduga telah mengambil kode sumber untuk membajak ke dalam sistem Rusia, China, Iran, dan Korea Utara.

"Sebagian besar materi dengan persentase besar diperoleh dari rumah Martin dan kendaraan bertanda bahwa benda itu merupakan milik Amerika Serikat dan berisi informasi sangat rahasia dari AS," ujar agen khusus FBI Jeremy Bucalo.

"Pengungkapan dokumen akan membuka sumber sensitif, metode, dan kepabilitas," kata dia.

Pejabat atas keamanan nasional Departemen Kehakiman John Carlin mengatakan, penangkapan tersebut mempertegas akan ancaman dari orang dalam.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.