Sukses

7 Fakta Terendus Soal Modus Orang Berpura-pura Meninggal Dunia

Ada beberapa cara yang dilakukan untuk menghindar atau bahkan 'menghilang' dari muka bumi karena ingin menghindar dari tanggungjawab.

Liputan6.com, New York - Ketika seseorang terjerumus dalam masalah besar semisal masalah utang-piutang, ia bisa menjadi orang yang paling dicari-cari.

Ada beberapa cara yang dilakukan untuk menghindar atau bahkan 'menghilang' dari muka bumi, mulai dari persembunyian, pelarian ke luar negeri, bedah plastik, atau yang sejenisnya.

Atau, seperti dikutip dari Linkedin.com pada Jumat (16/9/2016), ada saja orang yang berpura-pura sudah mati supaya tidak terus-menerus dikejar kewajibannya.

Berikut adalah akal-akalan yang kerap dilakukan untuk 'meninggal dunia' seperti ulasan Elizabeth Greenwood, penulis buku 'Playing Dead':

1. Tewas Tenggelam

Tantangan terbesar dalam memalsukan kematian adalah bagaimana menyembunyikan tubuh kita.

Penyidik Steve Rambam yang sering membantu perusahaan asuransi mengatakan, "Sekitar 99 persen kematian palsu berkaitan dengan kecelakaan dalam air."

Padahal, dalam kebanyakan kasus orang tenggelam, jasadnya pasti akan ditemukan lagi.

Menurut Rambam, selain tenggelam ada cara yang lebih meyakinkan, yakni dengan melakukan pendakian gunung (hiking). "Ada saja orang yang hilang sewaktu mendaki gunung."

2. Pemakaman Palsu

Penipu pura-pura mati mencoba segala cara untuk mengelabui pihak penegak hukum. Pada 2010, seorang pegawai kamar mayat bernama Jean Crump bersekongkol dengan beberapa orang untuk menggasak perusahaan-perusahaan asuransi hingga US$ 1,2 juta (US $ 1,32 juta nilai 2016, Rp 17,4 miliar).

Mereka mengadakan pemakaman untuk seseorang yang tidak pernah ada dan memakamkan peti mati yang kosong. Ketika penyidik asuransi mengendus cara ini, mereka bergerak cepat.

Crump dan teman-temannya mengangkat peti-peti mati dan memasukkan bangkai sapi ataupun manekin ke dalamnya. Tentu saja ketahuan.

3. Terpergok Gara-Gara Google

Patrick McDermott, mantan kekasih penyanyi Australia bernama Olivia Newton-John, mencoba memalsukan kematiannya pada 2005, sesaat setelah mereka putus hubungan.

Saat itu, ia baru saja menyatakan diri telah bangkrut, tapi kemudian menyewa sebuah kapal dan ditengarai jatuh ke laut dan tenggelam hingga meninggal.

Tapi, sejumlah penyidik bayaran acara Dateline NBC menemukan lokasi McDermott ketika mereka memergoki sekumpulan alamat IP (Internet Protocol) berasal dari Puerto Vallarta, Meksiko.

Pengguna alamat IP itu terus menerus menuju ke situs web tentang kehilangan dirinya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ganti Lampu yang Mati

4. Lampu yang Mati

Bennie Wint dianggap telah tewas ketika 'tenggelam' di Daytona Beach, negara bagian Florida, pada 1989. Ia terlibat dalam jaringan narkoba dan dicari-cari polisi.

Ia berenang sejauh 1,5 kilometer dengan uang US$ 6.500 (US$ 12.615 nilai 2016, Rp 166 juta) dijejalkan dalam baju renangnya ke pantai, lalu mencari tumpangan truk dan selama 20 tahun kemudian menjadi penjual suvenir NASCAR dengan nama William James Sweet.

Sebagai Sweet, ia bahkan menikah dan memiliki seorang putra, tapi tidak pernah membuat tanda identitas menggunakan nama samaran itu. Jadi, ketika ia dihentikan polisi karena lampu yang mati di plat nomor mobilnya, ia tidak punya SIM.

Karena tidak punya SIM, ia malah ditahan dan ketahuanlah semuanya. Padahal harga lampu mati itu hanya US $1,5 (US$ 2,91 nilai 2016, Rp 38 ribu).

5. Identitas Palsu

Sejauh ini, di Amerika Serikat tidak ada hukum perundangan tentang 'pemalsuan kematian'. Selama tidak melapor kepada polisi atau menuliskan surat kematian, maka pura-pura meninggal hanya sekedar aksi kriminal rendahan, tapi tidak melawan hukum berat.

Jadi, mengaku telah mati mendadak dan kemudian malah bersantai-santai di tepi pantai sambil membawa sekoper uang bukanlah pelanggaran hukum.

Hakim Daniel Procaccini dari Pengadilan Tinggi negara bagian Rhode Island, mengatakan, "Memang nyaris, tapi hal itu tidak menjadi masalah hukum." Ia pernah menangani kasus legendaris orang hilang atas Adam Emery.

Tapi, lain halnya dengan identitas palsu. Penggunaan identitas palsu dipandang sebagai penipuan, walaupun identitas palsu itu hanya untuk meminjam buku perpustakaan sekalipun.

Membuat orang lain percaya bahwa kita sudah mati malah tidak melanggar hukum, sehingga, kata hakim itu lagi, "Heran juga banyak orang yang tidak melakukannya."

Ada beberapa cara yang dilakukan untuk menghindar atau bahkan 'menghilang' dari muka bumi karena ingin menghindar dari tanggungjawab. (Sumber Pinterest)

6. Dekat Dengan Fakta Sesungguhnya

John Darwin adalah nama yang lekat dengan tipu-menipu di Inggris. Ia pura-pura mengalami kecelakaan ketika sedang olah raga kayak pada 2002 untuk menghindari utang terkait perjanjian real estate.

Dengan bantuan istrinya, ia kembali 'hidup' di rumah mungil di sebelah rumahnya sendiri, padahal dua anaknya terus berduka.

Ia bahkan bisa mendapatkan paspor Inggris mengunakan nama John Jones, seorang pria yang lahir pada tahun yang sama dengan dirinya tapi meninggal sewaktu masih bayi.

Ia sempat berkelana ke beberapa negara ketika sudah 'meninggal", sebelum akhirnya menyerahkan diri kepada polisi di London pada 2008.

Darwin membeberkan rahasia keberhasilannya: makin dekat dengan hal nyata. "Gunakan nama depan aslimu. Itu harus. Penyamaran memang penting. Saya menumbuhkan jenggot, memakai kaca mata."

"Saya tidak pernah memaka topi, tapi kemudian memakai topi. Saya memakai mantel yang berbeda dari yang biasanya saya pakai. Saya memakai tongkat bantu dan berjalan tertatih-tatih."

"Kalau orang berpikir secara logis, apapun jadi gampang."

7. 'Berani Mati'?

Mampukah kita memegang sendiri surat kematian kita? Penulis Elizabeth Greenwood pernah pura-pura wafat di Filipina dan diberi surat kematian serta surat polisi yang menerangkan tentang kecelakaan fatal dalam kecelakaan lalu lintas.

Pemalsuan kematian yang paling sukses dilakukan dengan dokumen otentik bermutu tinggi. Penulis itu mencoba dirinya sendiri. Ia menunggu seharian sementara dua orang lokal menuliskan dokumen asli tapi palsu ('aspal') tentang kematiannya.

Sesungguhnya, memegang secarik kertas pernyataan kematian diri sendiri dan penjelasan kecelakaan lalu lintas dari polisi terasa pedih.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini