Sukses

Cuaca Buruk Melanda Jepang Pasca-Gempa Susulan

Puluhan ribu warga yang berada di posko sementara harus melewati malam dalam keadaan dingin dan basah akibat cuaca buruk pasca-gempa Jepang.

Liputan6.com, Kumamoto - Gempa dahsyat berkekuatan 7,3 Skala Richter (SR) kembali mengguncang tak jauh dari Kota Kumamoto, Jepang pada Sabtu dini hari 16 April 2016. Gempa ini menyusul lindu berkekuatan 6.4 SR yang mengguncang kota itu pada Kamis malam 14 April 2016.

Kedua gempa itu mengakibatkan kerusakan pada fasilitas umum, seperti jalan raya, jembatan, dan bangunan perumahan.

Dikutip dari BBC.com, Minggu (17/4/2016), dilaporkan bahwa telah terjadi tanah longsor yang besar akibat dari guncangan gempa. Peristiwa itu mengakibatkan terputusnya akses menuju desa terpencil di pegunungan. Diperkirakan ada 100 ribu perumahan tanpa aliran listrik dan setidaknya ada 400 ribu rumah tanpa air.

"Saya mendapat banyak laporan warga yang masih terperangkap di dalam bangunan. Petugas penyelamat telah menemukan lokasi-lokasi tempat terkuburnya warga hidup-hidup," kata Kepala Sekretaris Kabinet Jepang, Yoshihide Suga.

Sementara itu, sekitar 20 ribu pasukan dikerahkan untuk membantu polisi dan petugas kebakaran menyelamatkan satu desa yang harus dievakuasi setelah robohnya sebuah bendungan akibat gempa.

Menurut laporan media setempat, cuaca buruk pun mulai menghampiri saat malam tiba. Ketakutan akan kurangnya persediaan makanan menjadi perbincangan di antara para pengungsi yang berhasil dievakuasi. Gempa susulan masih terus terasa sepanjang malam.

Basah dan Dingin

Puluhan ribu warga yang berada di posko sementara harus melewati malam dalam keadaan dingin dan basah akibat cuaca buruk yang melanda setelah dua gempa bumi dahsyat melanda bagian barat-daya Kyushu, kepulauan Jepang.

Lebih dari 240 ribu warga yang selamat harus dievakuasi secepatnya sebelum terjadi longsor dan kerusakan lainnya yang diakibatkan oleh hujan lebat. Sementara lusinan warga diduga masih terjebak diantara reruntuhan.

Dilaporkan ada lebih dari 40 korban jiwa tewas akibat gempa yang terjadi pada Kamis 14 April 2016 dan Sabtu 16 April 2016, dan setidaknya ada 2 ribu korban luka, 200 di antaranya terluka parah.

Hujan deras yang turun membasahi Mishiki membuat regu penyelamat kesulitan untuk menjangkau desa terpencil tersebut. Kondisi ini mengakibatkan ribuan orang ketakutan, kedinginan, dan kelaparan.

Perdana Menteri Shinzo Abe mengakui bahwa warganya akan melalui malam yang sangat berat karena sebagian dari mereka terpaksa tidur di dalam mobil mereka. Setidaknya lebih dari 50 orang tidur di dalam mobil mereka di tempat parkir umum di Kota Ozu.  

Yoshiaki Tanaka salah satunya. "Aku yakin kami tidak bisa pulang, hidup kami terlantar," kata pria 62 tahun yang ikut tidur di dalam mobilnya.

PM Abe mengatakan, pasukannya akan melakukan segala cara untuk menyalurkan makanan, minuman, dan kebutuhan sehari-hari untuk para pengungsi. Abe juga menekankan pada regu penyelamat bahwa mereka 'dikejar waktu' untuk menemukan warga yang masih selamat, sebelum cuaca semakin memburuk.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.