Sukses

Permainan Bajak Laut Playmobil Mengundang Perseteruan Rasial

Permainan Playmobil bertemakan bajak laut mengundang perseteruan rasial dengan tokoh bajak laut berkulit hitam yang harus diikat.

Liputan6.com, Sacramento - Permainan anak-anak bertemakan bajak laut mengundang kontroversi karena dipandang menjurus kepada rasisme. Pasalnya permainan produksi Playmobil itu terdapat tokoh berkulit gelap layaknya budak keturunan Afrika yang harus dibelenggu.

Melalui Washington Post 8 Oktober 2015, Ida Lockett, seorang ibu dari Sacramento, California, mengatakan bahwa putranya mendapatkan permainan itu sebagai hadiah ulang tahun.

Sang ibu yang membantu putranya merakit permainan itu terkejut, ketika membaca petunjuk pemasangan. Dalam salah satu petunjuk pengguna diminta untuk memasang kekang pada leher tokoh itu.

Katanya kepada CBS Sacramento, “Tidak ada kata lain untuk alat ini. Siapa saja bisa mencarinya melalui Google, itu adalah belenggu untuk budak.”

Perangkat permainan Playmobil ini ditengarai mengarah kepada gagasan rasisme. Apa betul? (The Independent)

Lembar petunjuk mainan itu menampilkan boneka berwarna gelap yang mengenakan celana dan kaos kuning usang. Pengguna diminta untuk memasang bagian berwarna perak pada boneka tersebut.

Lockett mengatakan permainan itu diberikan oleh saudaranya dari Toys R Us. Mainan rakitan itu senilai 1,2 juta rupiah, namun toko itu menjualnya 850 ribu rupiah.

Playmobil mengatakan kepada Washington Post bahwa mainan itu hendak menggambarkan kehidupan bajak laut di abad ke-17.

"Jika diperhatikan dengan seksama melalui gambar pada kotak, jelas terlihat bahwa tokoh tersebut adalah bagian dari awak kapal, bukan tawanan. Boneka menggambarkan seorang mantan budak yang kini menjadi bajak laut dalam konteks sejarah. Kami tidak bermaksud menyinggung siapapun.”

Aimee Norman, saudara yang membeli permainan itu menulis pesan melalui akun Facebook Playmobil USA terkait penemuannya.

“Apa sulitnya untuk membuat tokoh bajak laut berwarna gelap secara general? Ini adalah abad ke-21, sudah banyak yang dilakukan keturunan Afrika-Amerika selain perbudakan. Penjualan mainan anak yang mengarah kepada perbudakan merupakan pelecehan.”

Namun semua orang tidak berpendapat bahwa permainan ini adalah pelecehan.

Seorang wanita lain menulis di laman Facebook yang sama, “Kalian tahu bajak laut menawan serta menjadikan semua ras manusia sebagai budak, bukan? Kalau tidak suka dengan permainan bertemakan bajak laut dan perbudakan, mainan ini bukan untuk Anda. Lebih lagi anak-anak memiliki imajinasi, dan mereka bisa membayangkan tokoh itu sebagai apapun yang mereka mau. Buang saja bagian yang dianggap menyinggung.” (Alx/Rcy)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini