Sukses

Penembak 2 Jurnalis AS yang Rekam Adegan Horor Itu Eks Karyawan

Motif penembakan oleh eks karyawan itu diduga balas dendam.

Liputan6.com, Virginia - Insiden penembakan 2 jurnalis AS saat tengah siaran langsung begitu mengejutkan publik khususnya di negara itu. Tak lama kemudian, si pelaku dilaporkan tewas bunuh diri.

Dari hasil penyelidikan polisi, diketahui si penembak merupakan pegawai di televisi tempat kedua jurnalis tewas yakni WDBJ7.

"Pria itu dipecat dari pekerjaannya sebagai reporter televisi 2 tahun lalu. Ia diduga membalas dendam terhadap stasiun berita di kota kecil Virginia dengan mengeksekusi dua mantan rekan kerjanya saat siaran langsung, dan kemudian mempostingnya di jejaring sosial," demikian diberitakan Daily Mail Rabu (27/8/2015).

Si penembak 2 jurnalis AS, Vester Lee Flanagan dilaporkan menggunakan nama Bryce Williams saat bertugas.

"Dia adalah mantan karyawan di stasiun televisi ini. Ia dikenal tak menyenangkan, pemarah dan sulit bekerja sama dengannya, itulah alasan mengapa ia dipecat," kata General manager WDBJ7.

Flanagan menembak Alison Parker dan juru kamera Adam Ward yang tengah siaran langsung dengan Vicki Gardner dari Kamar Dagang Industri Wilayah Smith Mountain Lake.

Dua jurnalis di salah satu stasiun televisi di Virginia, AS, tewas ditembak orang tidak dikenal, Rabu (26/8) pagi waktu setempat. Tersangka penembakan adalah Vester Flanagan, mantan reporter di WDJB yang dipecat sekitar satu tahun. (REUTERS/WDBJ7)

Dia juga merekam aksi pembunuhan Alison Parker dan juru kamera Adam Ward. Video mengerikan berisi adegan tembakan ke arah korban dari jarak dekat itu kemudian diunggahnya ke internet.

Motif Flanagan diduga kuat kebencian pada korban karena diskriminasi ras. Alison sebelum ditembak mati disebutkan pernah menyatakan ejekan bernada rasis pada Flanagan.

Sedangkan juru kamera Ward yang juga terbunuh diketahui tak pernah punya masalah pribadi dengan pelaku. Tapi Adam memang pernah bercerita pada atasannya kalau keberatan meliput bersama Flanagan.

Pria 41 tahun itu mengaku mulai benci pada setiap ucapan rasis sejak terjadi pembantaian di Gereja Charleston, yang menewaskan 8 jemaat berkulit hitam, dua bulan lalu. Hal itu terungkap melalui akun media sosialnya.

Mantan direktur redaksi news WBDJ7, Dan Dennison menjelaskan, Flanagan dipecat akibat mengancam sesama karyawan pada tahun 2000. Ia kemudian menggugat stasiun tv tempatnya bekerja atas tuduhan diskriminasi ras, mengklaim bahwa salah satu produser memanggilnya 'monyet' pada tahun 1999, dan karyawan berkulit hitam lainnya juga dipanggil dengan nama yang sama oleh pekerja lainnya.

Flanagan sebenarnya adalah reporter yang baik, namun suatu ketika sikapnya berubah. Don Shafer, mantan direktur berita Florida WTWC-TV mengatakan Flanagan kemudian dipecat karena 'perilaku aneh' itu. Padahal sebelumnta ia telah diminta untuk berkonsultasi dengan psikiater di tempatnya bekerja, untuk mengecek kestabilan jiwanya.

Penonton televisi AS terkejut saat siaran langsung wawancara pada Rabu 26 Agustus sekitar pukul 07.00 waktu setempat, di mana Alison Parker dan juru kamera Adam Ward diberondong peluru.

Terlihat pula rekaman pria, yang kemudian diketahui sebagai Flanagan, memegang sesuatu seperti pistol. Alison berteriak lalu gambar mendadak mengarah miring ke lantai, menandakan terjadi sesuatu dengan juru kamera. Semua adegan itu ikut tersiar ke televisi, sebelum kemudian redaksi memotongnya, beralih ke pembawa acara di studio yang terperangah. (Tnt/Rie)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.