Sukses

Minuman Keras Oplosan Renggut 102 Nyawa di India

Kebanyakan korban adalah buruh pemilah sampah dan pembersih selokan. Mereka minum untuk mengusir stres dan bau.

Liputan6.com, Mumbai - Kematian demi kematian menghampiri sebuah wilayah kumuh di Mumbai India. Sudah 102 orang tewas, 46 orang yang lolos dari maut menderita sakit serius bahkan kritis. Semua itu gara-gara minuman keras ilegal (moonshine) beracun.

Juru bicara Kepolisian Mumbai, Dhananjay Kulkarni mengatakan, para korban ambruk setelah mengonsumsi minuman keras ilegal. Dua pria dan 2 perempuan telah ditahan atas tuduhan pembunuhan, meracuni, dan persekongkolan jahat.

Tak hanya pelaku yang diperkarakan, 8 polisi setempat juga diberhentikan sementara atas tuduhan kelalaian. Miras yang diduga beracun kini telah dikirim ke laboratorium untuk diuji.

Insiden tersebut terjadi dekat Laxmi Nagar, area kumuh besar di Mumbai, ibukota finansial India.

Kematian akibat minuman keras murahan dan ilegal -- yang seringkali mengandung metanol -- bukan kali ini terjadi.

Minuman keras semacam itu biasanya dioplos di area pedesaan sebelum diselundupkan ke kota-kota, dengan harga jauh lebih murah -- sepertiga dari minuman keras yang legal.

Lebih dari 160 orang tewas akibat mengonsumsi miras oplosan di Bengala Barat pada 2011. Sementara itu pada Januari 2015, setidaknya 25 orang tewas dan 125 lainnya dilarikan ke rumah sakit di  Uttar Pradesh.

Melepas Stres

Suasana Laxmi Nagar diliputi duka saat jenazah korban dikembalikan ke keluarganya. Ratapan keras terdengar dari kerumunan sekitar 200 orang yang berniat menyaksikan jasad Satyavel Nagan Kawander diturunkan dari ambulans.

Kawander, seorang buruh berusia 35 tahun, meninggalkan istri dan 3 anak berusia di bawah 11 tahun. Tak jauh dari sana, rambut seorang bocah laki-laki dicukur gundul, sebagai ekspresi duka. Ia kehilangan ayahnya.

Kebanyakan pria di area kumuh tersebut bekerja sebagai buruh, memilah sampah, atau atau membersihkan selokan dengan penghasilan 50-100 rupee atau Rp 10.000-20.000 per hari.

Untuk melepas stres akibat berurusan dengan sampah dan kotoran manusia, mereka terbiasa minum-minum. Demikian kata Uma Chandra Harijan, yang suaminya -- seorang pembersih selokan -- kini berjuang untuk tetap hidup.

"Mereka harus minum untuk mengusir bau kotoran, untuk mematikan rasa," kata dia seperti dikutip dari CNN, Selasa (23/6/2016).

Harijan, yang punya 2 anak beruisia 3 dan 15 tahun juga kehilangan ayah gara-gara miras oplosan.

Sementara itu, Jyoti Sangar Sankate berduka atas kematian suaminya -- yang sudah mengonsumsi minuman keras selama bertahun-tahun.

"Aku tak tahu apa yang terjadi kali ini," kata dia. "Ia pulang dan muntah-muntah, mengeluhkan penglihatannya yang hilang tiba-tiba. Tubuhnya lalu kejang dan ia tewas pada hari yang sama. (Ein/Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini