Sukses

Telepon Pintar Ini Bisa Mendeteksi Cacing dalam Darah

Suatu sistem pemeriksaan darah dirancang dengan menggabungkan kemampuan telepon pintar dengan mikroskop mini yang memenuhi syarat kedokteran

Liputan6.com, Berkeley Suatu sistem pemeriksaan darah dirancang dengan menggabungkan kemampuan telepon pintar dengan mikroskop mini yang memenuhi syarat kedokteran. Sistem yang beranama CellScope ini dikerjakan oleh para peneliti di University of California Berkeley. Sekarang sudah ada produk komersial yang diberi nama CellScope Loa.

Sistem itu mencakup landasan plastik yang dicetak secara 3 dimensi, dilengkapi dengan lampu LED, pengendali mikro, gigi-gerigi, dan keluaran USB. Untuk menggunakannya, sebuah telepon pintar diselipkan di landasan itu dan tatakan mikroskopnya disodori tetesan darah yang akan diperiksa.

Aplikasi pada telepon genggam dapat memberikan hasil pembacaan dalam waktu 2 menit. Dengan menggunakan hubungan Bluetooth, aplikasi pada telepon itu dapat terhubung dengan landasan perangkatnya, meletakkan cuplikan darah itu di depan kamera telepon dan menciptakan suatu video.

Dengan suatu algoritma tertentu, dapat dilacak keberadaan cacing-cacing dalam darah dan juga hasil perhitungan jumlah cacing tersebut. Dengan kecepatan ini, penumpasan hama cacing dalam darah dapat dilakukan segera. Keberadaan cacing darah dapat menyebabkan kebutaan.

Di Afrika, penyebaran hama cacing bernama Loa loa telah membatasi upaya petugas kesehatan untuk membasmi sejumlah penyakit. Walaupun sudah ada obat untuk menyembuhkan kebutaan karena hama dan penyakit saluran limpatik, pasien dapat meninggal jika ada cacing ini di dalam darah. Dengan alat pembaca kandungan cacing darah ini, pengobatan dapat dilakukan dengan lebih cermat.

Kebutaan karena kuman menyebar secara luas di masyarakat melalui gigitan sejenis lalat. Angka kebutaannya mencapai 50 persen dari kaum pria di Afrika Barat. Pembengkakan kelenjar limpatik disebarkan oleh nyamuk. Penyakit ini dikenal juga dengan sebutan penyakit kaki gajah. Dua jenis penyakit menular ini jamak ada di Afrika Barat.

Alat ini sudah diuji coba di Kamerun dengan hasil yang setara dengan cara pengujian darah yang sudah ada, namun dengan waktu pembacaan yang lebih cepat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini