Sukses

Peringati Hari Kemerdekaan, Rakyat Tunisia Demo Antiteroris

Ratusan warga Tunisia berkeliling ibukota Tunis pada Jumat 20 Maret 2015 waktu setempat. Dalam rangka memperingati 59 tahun kemerdekaannya.

Liputan6.com, Tunis - Ratusan warga Tunisia berkeliling ibukota Tunis pada Jumat 20 Maret 2015 waktu setempat. Bukan hanya untuk memperingati 59 tahun kemerdekaan negara itu dari Prancis, tetapi juga untuk menentang aksi terorisme.

Dua hari sebelumnya pada Rabu 18 Maret atau Kamis 19 Maret waktu Indonesia, terjadi serangan di museum nasional Bardo. 25 Orang tewas, 20 korban di antaranya merupakan wisatawan asing.

Pada kesempatan itu, Presiden Tunisia  Beji Caid Essebsi juga mendesak rakyatnya untuk bersatu melawan terorisme.

"Kami tidak akan menang jika tidak bersatu," kata Essebsi dalam pidato nasional menandai 59 tahun kemerdekaan Tunisia dari Perancis seperti dikutip dari BBC, Sabtu (21/3/2015).

Sementara itu, Radio Vatikan melaporkan bahwa bahwa Paus Fransiskus mengirimkan sepucuk surat kepada uskup agung Tunisia berisi kecaman atas serangan itu. Serta menyebutnya sebagai tindakan yang bertentangan dengan perdamaian dan kesucian hidup manusia.

Surat itu juga berisi doa untuk para keluarga, korban dan rakyat Tunisia.

Dilansir dari VOA News, Kementerian Luar Negeri Polandia hari Jumat kemarin juga mengumumkan bahwa korban tewas dari negaranya kini menjadi tiga orang. Sepuluh warga Polandia lainnya terluka dalam penembakan massal yang terjadi pada hari Rabu 11 Maret.

2 Pelaku serangan yang diklaim didalangi ISIS itu telah dilumpuhkan oleh pasukan keamanan. Kaki tangan mereka masih diburu.

Seorang pejabat tinggi Libya, Rafik Chelli mengatakan dalam wawancara TV bahwa kedua laki-laki bersenjata yang tewas, diidentifikasi sebagai Yassine Laabidi dan Hatem Khachnaoui. Mereka diyakini pernah mengikuti pelatihan senjata di Libya, setelah meninggalkan Tunisia secara ilegal pada bulan Desember.

"Para pelakunya mengenakan seragam mirip militer ketika mereka memburu dan mengejar para turis di Museum Nasional Bardo," jelas Perdana Menteri Tunisia Habib Essid.

Sejauh ini sudah ada 9 orang yang ditangkap setelah insiden tersebut. Mereka diduga kuat terlibat dalam penyerangan di Museum Bardo.

Pascapenyerangan tersebut, dua jalur pelayaran ke Tunisia ditangguhkan. Peraturan itu berlaku sejak hari Kamis 19 Maret. Setelah 17 penumpang dari jalur pelayaran Mediterania dengan kapal pesiar Costa Crociere dan MSC Cruises tewas dalam serangan di Museum Bardo.
 
MSC mengatakan, 12 dari para tamu tewas -- tiga Prancis, tiga Jepang, dua Spanyol, dua Kolombia, satu Inggris dan satu Belgia. Sementara dari Costa ada lima penumpangnya yang tewas -- empat Italia dan Rusia. Selain itu, MSC melaporkan 13 penumpang terluka, sedangkan Costa melaporkan delapan orang terluka.

Pada Kamis pagi, baik MSC dan Costa meninggalkan Tunisia dengan penumpang yang tersisa, menuju Barcelona dan Palma de Mallorca.

Pihak Costa mengatakan akan menyediakan tiket pesawat untuk para penumpang yang tak ingin melanjutkan perjalanannya dengan kapal pesiar mereka. Sedangkan MSC mengatakan pihaknya menangguhkan perjalanan untuk berlabuh ke Tunisia selama sisa musim panas 2015 dan menyandarkan kapalnya di Malta, Palma de Mallorca, Sardinia atau Corfu, Yunani. (Tnt/Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.