Liputan6.com, Jakarta Aksi brutal kelompok radikal ISIS yang memenggal seorang warga negara (WN) Jepang Haruna Yukawa mengundang keprihatinan dunia. Keprihatinan tersebut juga datang dari Tanah Air.
Kejadian ini memicu simpati Pemerintah Indonesia. Bahkan pemerintah mengecam secara keras aksi kekerasan yang dilakukan ISIS ini.
Melihat kepedulian besar dari Indonesia Pemerintah Jepang menyampaikan apresiasinya. Ucapan terima kasih tersebut diutarakan langsung oleh Duta Besar Jepang Tanizaki Yasuaki ketika bertemu Menlu Retno Marsudi Kamis, 22 Januari lalu.
"Duta Besar Tanizaki menyampaikan rasa terima kasih atas pernyataan Indonesia yang mengecam penyaderaan warga Jepang," sebut pernyataan resmi Kedutaan Jepang, Senin (26/1/2015).
"Menteri Luar Negeri Ibu Retno menyatakan harapan agar penyaderaan tersebut segera diatasi," tambah pernyataan itu.
Di samping mengenai penyaderaan warga Jepang, pertemuan Dubes Tanizaki dan Menlu Retno juga membahas beberapa agenda lain. Di antara mengenai keinginan dubes Jepang mengaktifkan kunjungan pejabat tinggi dua negara, konsultasi kemaritiman, dan pembebasan visa.
Mengenai visa ada permintaan khusus yang disampaikan Dubes Tanizaki kepada Menlu Retno. Ia meminta agar pembebasan visa Indonesia kepada warga Jepang dipercepat. Permohonan tersebut pun ditanggapi positif oleh Menlu Retno.
"Menlu Retno menjawab pihaknya akan berupaya agar tindakan tersebut terealisasi," tandas pernyataan resmi ini.
Penyaderaan dan pembunuhan warga Jepang oleh ISIS telah membuat Perdana Menteri Shinzo Abe naik pitam. Dalam pernyataan resminya, Abe menyatakan bahwa tindakan itu adalah aksi terorisme yang tak bisa dibiarkan.
Video pemenggalan terhadap Haruna Yukawa ini agak sedikit berbeda dengan aksi eksekusi ISIS sebelumnya terhadap pekerja sosial AS yang mualaf, Abdul-Rahman Kassig dan jurnalis Amerika Serikat James Foley.
Dalam video eksekusi Haruna tak ditampilkan logo ISIS dan gambar yang terlihat tak bergerak. Berbeda dengan sebelumnya yang terdiri dari gambar yang bergerak.
Haruna Yukawa merupakan pengusaha 42 tahun asal Jepang yang datang ke Suriah pada Agustus 2014 untuk membangun perusahaan kontraktor militer di negara tersebut. Namun tak lama, ia diculik ISIS.
Sedangkan Kenji Goto merupakan jurnalis 47 tahun yang hendak membuat film dokumenter di Suriah. Ia pergi ke negara Timur Tengah itu pada Oktober 2014 lalu. (Ein)
Jepang Apresiasi Kecaman RI Terhadap Kebiadaban ISIS
Ucapan terima kasih tersebut diutarakan langsung oleh Duta Besar Jepang Tanizaki Yasuaki ketika bertemu Menlu Retno Marsudi.
Â
Â
Â
Advertisement