Sukses

Obama: AS Tak Terintimidasi ISIS Penggal 2 Jurnalis

Presiden Amerika Serikat Barack Obama akhirnya buka suara terkait video pemenggalan jurnalis kedua.

Liputan6.com, New York - Presiden Amerika Serikat Barack Obama akhirnya buka suara terkait video pemenggalan jurnalis kedua --setelah James Foley--yakni Steven Sotloff yang merupakan warga negaranya. Ia mengungkapkan, aksi keji kelompok ISIS itu benar-benar tindakan kekerasan yang mengerikan.

Obama pun menyatakan AS tak akan terintimidasi oleh para pembunuh itu.

"Mereka yang membuat kesalahan dengan merugikan orang Amerika akan tahu bahwa kami tidak akan pernah lupa itu... bahwa cakupan hukum kami luas dan keadilan akan ditegakkan," kata Obama seperti dimuat CNN, Rabu (3/9/2014).

"Kami sudah menyusun strategi...," tambah dia.

Suami Michelle Obama itu juga menyampaikan belasungkawanya. "Negara berduka bersama mereka," ucap dia.

Obama menilai, aksi brutal ISIS ini tak akan membuat negaranya tersudut mengambil langkah untuk menyingkirkan kelompok militan tersebut.

"Apapun yang dipikirkan oleh para pembunuh ini dengan membunuh warga Amerika seperti Steven bisa mencapai tujuan mereka, maka mereka telah gagal."

"Mereka gagal karena warga Amerika terhentak atas tindakan barbarisme mereka. Kami tidak akan terintimidasi. Tindakan mengerikan mereka hanya akan menyatukan kami sebagai negara dan memperkuat tekad kami," tegas Obama.

Dikutip dari BBC, pihak Inggris dilaporkan melakukan pertemuan darurat setelah muncul ancaman pembunuhan tawanan Inggris yang ditunjukkan dalam video terakhir.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Amerika Caitlin Hayden mengatakan, agen intelijen Amerika telah menganalisa video pemenggalan Steven Sotloff. Sejauh ini mereka menilai rekaman itu asli.

ISIS mengklaim pemenggalan yang dilakukan kepada Sotloff adalah aksi balasan, terhadap AS yang menyerang basis mereka di Irak. Sementara warga Inggris yang dijadikan target berikut, karena negara itu bersekutu melawan kelompok itu.

Sebelumnya, video pemenggalan wartawan AS James Foley beredar lebih dulu pada 19 Agustus lalu. (Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini