Sukses

Cara Memperkenalkan Diri dalam Bahasa Jepang dengan Benar, Mudah Dilakukan

Pelajari cara memperkenalkan diri dalam bahasa Jepang dengan panduan lengkap ini. Temukan tips, contoh kalimat, dan etika yang perlu diperhatikan.

OlehAyu Rifka SitoresmiDiperbarui 08 Mei 2025, 16:32 WIB
Diterbitkan 08 Mei 2025, 17:15 WIB

Liputan6.com, Jakarta Cara memperkenalkan diri dalam bahasa Jepang merupakan keterampilan dasar yang penting dikuasai oleh siapa pun yang ingin belajar atau berinteraksi dengan penutur asli Jepang. Bahasa Jepang memiliki tata krama dan ungkapan khas dalam perkenalan yang mencerminkan rasa hormat serta sopan santun. Oleh karena itu, memahami struktur kalimat dan penggunaan bahasa yang tepat menjadi langkah awal yang penting sebelum menjalin komunikasi lebih lanjut.

Meski terlihat rumit, cara memperkenalkan diri dalam bahasa Jepang sebenarnya cukup mudah dilakukan jika mengikuti pola yang umum digunakan. Biasanya dimulai dengan salam pembuka, penyebutan nama, asal atau latar belakang, hingga ditutup dengan ungkapan sopan. Penggunaan kalimat seperti “Hajimemashite” dan “Yoroshiku onegaishimasu” menjadi bagian penting dalam menyampaikan perkenalan dengan kesan yang sopan dan ramah.

Dengan sedikit latihan, siapa pun bisa memperkenalkan diri dalam bahasa Jepang dengan lancar, baik dalam situasi formal seperti di lingkungan kerja atau sekolah, maupun dalam suasana santai bersama teman baru. Kunci utamanya adalah menyesuaikan gaya bahasa dengan konteks, menjaga intonasi suara tetap ramah, dan menunjukkan sikap terbuka. 

Berikut ini Liputan6.com ulas selengkapnya cara memperkenalkan diri dalam bahasa Jepang, Kamis (8/5/2025). 

2 dari 7 halaman

Struktur Dasar Perkenalan Diri dalam Bahasa Jepang

Sebelum mengetahui cara memperkenalkan diri dalam bahasa Jepang, anda perlu mengetahui stuktur dasarnya terlebih dahulu. Perkenalan diri atau yang dikenal dengan istilah "jikoshoukai" dalam bahasa Jepang merupakan langkah awal yang krusial dalam membangun hubungan sosial di negeri Sakura. Kemampuan memperkenalkan diri dengan baik tidak hanya menunjukkan penguasaan bahasa, tetapi juga pemahaman terhadap norma sosial dan etika yang berlaku di masyarakat Jepang.

Struktur dasar perkenalan diri dalam bahasa Jepang umumnya mengikuti pola tertentu yang perlu dipahami dengan baik. Berikut adalah elemen-elemen utama yang biasanya terdapat dalam perkenalan diri:

  1. Salam pembuka: Dimulai dengan ucapan salam yang sesuai dengan waktu atau situasi, seperti "Ohayou gozaimasu" (selamat pagi) atau "Konnichiwa" (selamat siang/sore).
  2. Pernyataan perkenalan: Menggunakan frasa "Hajimemashite" yang berarti "Senang bertemu dengan Anda" atau "Salam kenal".
  3. Nama: Menyebutkan nama lengkap, biasanya diawali dengan "Watashi wa [nama] desu" (Saya adalah [nama]).
  4. Informasi tambahan: Dapat mencakup asal negara/kota, pekerjaan, atau status (misalnya sebagai pelajar).
  5. Ungkapan penutup: Mengakhiri dengan "Yoroshiku onegaishimasu" yang secara harfiah berarti "Mohon bimbingannya" namun lebih tepat diartikan sebagai "Senang berkenalan dengan Anda".

Penting untuk diingat bahwa urutan ini dapat disesuaikan tergantung pada situasi dan tingkat formalitas. Dalam situasi yang lebih formal, perkenalan mungkin akan lebih panjang dan detail, sementara dalam situasi informal bisa lebih singkat dan santai.

Lantas apa pentingnya memperkenalkan diri dalam bahasa Jepang? Pentingnya perkenalan diri dalam konteks budaya Jepang tidak bisa diremehkan. Hal ini mencerminkan beberapa aspek penting:

  1. Menunjukkan rasa hormat dan kesopanan kepada lawan bicara
  2. Membuka pintu komunikasi dan interaksi lebih lanjut
  3. Membangun kesan pertama yang positif
  4. Mematuhi norma sosial yang sangat dihargai dalam masyarakat Jepang
  5. Memfasilitasi integrasi ke dalam lingkungan sosial atau profesional baru

Dengan memahami dan menguasai cara memperkenalkan diri yang tepat, seseorang dapat lebih mudah diterima dan dihormati dalam berbagai situasi sosial di Jepang. Hal ini sangat bermanfaat baik untuk keperluan akademis, profesional, maupun kehidupan sehari-hari bagi mereka yang tinggal atau berkunjung ke Jepang.

3 dari 7 halaman

Kosakata dan Frasa Penting dalam Perkenalan Bahasa Jepang

Untuk memperkenalkan diri dengan lancar dalam bahasa Jepang, penting untuk menguasai beberapa kosakata dan frasa kunci. Berikut adalah daftar ungkapan yang sering digunakan dalam konteks perkenalan:

  1. Hajimemashite (はじめまして): Salam kenal/Senang bertemu dengan Anda
  2. Watashi wa (私は): Saya adalah
  3. Namae wa (名前は): Nama saya adalah
  4. Desu (です): Adalah (digunakan di akhir kalimat untuk membentuk pernyataan)
  5. Kara kimashita (から来ました): Saya berasal dari
  6. Shigoto wa (仕事は): Pekerjaan saya adalah
  7. Gakusei desu (学生です): Saya adalah seorang pelajar/mahasiswa
  8. Shumi wa (趣味は): Hobi saya adalah
  9. Yoroshiku onegaishimasu (よろしくお願いします): Senang berkenalan dengan Anda/Mohon bimbingannya

Menguasai kosakata dan frasa ini akan membantu Anda menyusun perkenalan yang lebih lengkap dan natural. Penting juga untuk memperhatikan pengucapan yang benar, karena bahasa Jepang sangat sensitif terhadap intonasi dan aksen.

4 dari 7 halaman

Cara Memperkenalkan Diri dalam Bahasa Jepang untuk Berbagai Situasi dan Contohnya

Berikut ini adalah beberapa contoh perkenalan diri dalam bahasa Jepang yang dapat digunakan dalam berbagai situasi:

1. Perkenalan Formal (misalnya dalam situasi bisnis atau akademik)

"Hajimemashite. Watashi wa Tanaka Yuki to moushimasu. Nihon Daigaku no daigakusei desu. Keizaigaku wo senkou shiteimasu. Douzo yoroshiku onegaishimasu."

(Salam kenal. Nama saya Yuki Tanaka. Saya mahasiswa Universitas Nihon. Saya mengambil jurusan Ekonomi. Senang berkenalan dengan Anda.)

Dalam perkenalan formal seperti di lingkungan kerja, akademik, atau pertemuan resmi, digunakan bentuk bahasa yang sopan (keigo). Ungkapan “to moushimasu” adalah bentuk kehormatan dari “desu”, menunjukkan kerendahan hati saat menyebutkan nama sendiri. Menyebutkan afiliasi seperti tempat kuliah atau perusahaan, serta bidang studi atau pekerjaan, menunjukkan identitas dengan jelas dan profesional. Kalimat ditutup dengan “Douzo yoroshiku onegaishimasu”, frasa penting yang menyiratkan harapan akan hubungan yang baik dan kerja sama di masa depan.

2. Perkenalan Informal (misalnya bertemu teman baru)

"Konnichiwa! Watashi wa Mari desu. Tokyo kara kimashita. Ongaku ga daisuki desu. Yoroshiku ne!"

(Halo! Saya Mari. Saya berasal dari Tokyo. Saya sangat suka musik. Senang berkenalan!)

Dalam situasi kasual, seperti bertemu teman sebaya, perkenalan bisa disampaikan dengan gaya lebih santai. Kalimat tidak perlu terlalu panjang, cukup menyebut nama, asal, dan minat atau hobi. Ungkapan seperti “Yoroshiku ne” adalah bentuk lebih ringan dari “Yoroshiku onegaishimasu”, menunjukkan keakraban tanpa kehilangan kesopanan. Kata sapaan “Konnichiwa” digunakan sebagai pembuka yang ramah. Gaya ini menciptakan suasana akrab dan terbuka untuk percakapan lebih lanjut.

3. Perkenalan di Kelas Bahasa Jepang

"Minna-san, konnichiwa. Watashi wa Carlos desu. Burajiru kara kimashita. Nihongo wo benkyou shiteimasu. Yoroshiku onegaishimasu."

(Halo semuanya. Saya Carlos. Saya berasal dari Brasil. Saya sedang belajar bahasa Jepang. Senang berkenalan dengan kalian semua.)

Saat memperkenalkan diri di depan kelas atau komunitas belajar, penting untuk menyapa semua orang dengan “Minna-san” (semua teman), menunjukkan rasa hormat kepada seluruh audiens. Informasi yang diberikan biasanya mencakup nama, asal negara, dan alasan atau tujuan belajar bahasa Jepang. Kalimat seperti “Nihongo wo benkyou shiteimasu” menunjukkan motivasi dan latar belakang yang relevan dengan konteks kelas. Penutup dengan “Yoroshiku onegaishimasu” tetap digunakan, walaupun dalam suasana santai.

4. Perkenalan dalam Wawancara Kerja

"Hajimemashite. Watashi wa Suzuki Akira to moushimasu. Keio Daigaku wo sotsugyou shimashita. Marketing no keiken ga arimasu. Kono kaisha de hatarakitai to omoimasu. Douzo yoroshiku onegaishimasu."

(Salam kenal. Nama saya Akira Suzuki. Saya lulusan Universitas Keio. Saya memiliki pengalaman di bidang pemasaran. Saya ingin bekerja di perusahaan ini. Mohon bimbingannya.)

Perkenalan dalam wawancara kerja harus sopan, ringkas, dan informatif. Menggunakan bentuk kehormatan seperti “to moushimasu” dan menyampaikan latar belakang pendidikan serta pengalaman kerja memberikan kesan profesional. Ungkapan seperti “Kono kaisha de hatarakitai to omoimasu” menunjukkan minat kuat terhadap perusahaan tersebut. Kalimat penutup “Douzo yoroshiku onegaishimasu” tidak hanya menunjukkan sopan santun, tapi juga semangat untuk menjadi bagian dari tim.

Penting untuk menyesuaikan gaya dan isi perkenalan dengan situasi dan audiens. Dalam situasi formal, gunakan bahasa yang lebih sopan dan berikan informasi yang relevan dengan konteks. Untuk situasi informal, Anda bisa lebih santai dan menambahkan informasi pribadi seperti hobi atau minat.

5 dari 7 halaman

Etika dan Budaya dalam Perkenalan Bahasa Jepang

Memahami etika dan budaya dalam perkenalan bahasa Jepang sangat penting untuk menciptakan kesan yang baik dan menghormati tradisi setempat. Beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan meliputi:

1. Ojigi (Membungkuk)

Ojigi atau membungkuk adalah bagian integral dari budaya Jepang, termasuk dalam perkenalan. Ada tiga jenis ojigi:

  • Eshaku: Membungkuk ringan sekitar 15 derajat, biasa digunakan untuk situasi informal.
  • Keirei: Membungkuk sekitar 30 derajat, umum digunakan dalam situasi bisnis atau formal.
  • Saikeirei: Membungkuk dalam sekitar 45-70 derajat, digunakan untuk menunjukkan rasa hormat yang sangat tinggi atau permintaan maaf yang mendalam.

Penting untuk menyesuaikan jenis ojigi dengan situasi dan status lawan bicara.

2. Penggunaan Bahasa Hormat (Keigo)

Bahasa Jepang memiliki sistem bahasa hormat yang kompleks. Dalam perkenalan, terutama dalam situasi formal, penting untuk menggunakan bentuk sopan dari kata-kata dan frasa. Misalnya:

  • Menggunakan "moushimasu" alih-alih "iimasu" saat menyebutkan nama
  • Menambahkan sufiks "-san" saat menyebut nama orang lain
  • Menggunakan bentuk sopan dari kata kerja, seperti "gozaimasu" alih-alih "desu"

3. Kartu Nama (Meishi)

Dalam situasi bisnis, pertukaran kartu nama (meishi) adalah ritual penting. Beberapa aturan yang perlu diperhatikan:

  • Berikan dan terima kartu nama dengan kedua tangan
  • Baca kartu nama yang diterima dengan seksama sebagai tanda hormat
  • Jangan memasukkan kartu nama ke saku belakang atau dompet di hadapan pemberi

4. Kontak Mata

Berbeda dengan budaya Barat, kontak mata yang terlalu intens dapat dianggap tidak sopan di Jepang. Saat memperkenalkan diri, pertahankan kontak mata ringan namun jangan terlalu lama atau intens.

5. Sentuhan Fisik

Hindari sentuhan fisik seperti jabat tangan atau pelukan saat berkenalan, kecuali lawan bicara menawarkannya terlebih dahulu. Ojigi adalah cara standar untuk menyapa di Jepang.

Dengan memahami dan menerapkan etika dan budaya ini, Anda dapat menunjukkan rasa hormat dan pemahaman terhadap norma sosial Jepang, yang sangat dihargai dalam interaksi sehari-hari.

6 dari 7 halaman

Tips Praktis untuk Perkenalan yang Efektif

Untuk memastikan perkenalan Anda dalam bahasa Jepang berjalan lancar dan efektif, berikut beberapa tips praktis yang dapat diterapkan:

1. Latih Pengucapan

Pengucapan yang benar sangat penting dalam bahasa Jepang. Latih pengucapan nama Anda dalam aksen Jepang dan pastikan Anda dapat mengucapkan frasa-frasa perkenalan dengan jelas dan benar.

2. Hafalkan Struktur Dasar

Kuasai struktur dasar perkenalan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Ini akan membantu Anda tetap terorganisir dan percaya diri saat memperkenalkan diri.

3. Sesuaikan dengan Konteks

Perhatikan situasi dan audiens Anda. Gunakan bahasa formal untuk situasi bisnis atau akademik, dan bahasa yang lebih santai untuk pertemuan informal.

4. Gunakan Bahasa Tubuh yang Tepat

Pelajari dan praktikkan ojigi (membungkuk) yang sesuai. Pertahankan postur tubuh yang baik dan ekspresi wajah yang ramah.

5. Persiapkan Informasi Tambahan

Siapkan beberapa informasi tambahan tentang diri Anda yang mungkin relevan, seperti hobi atau pengalaman yang berkaitan dengan Jepang.

6. Gunakan Alat Bantu Visual

Jika memungkinkan, siapkan kartu nama atau materi visual lain yang dapat membantu lawan bicara mengingat Anda.

7. Praktik Reguler

Latih perkenalan Anda secara teratur, baik di depan cermin atau dengan teman. Semakin sering Anda berlatih, semakin alami perkenalan Anda akan terdengar.

8. Dengarkan dan Pelajari

Perhatikan bagaimana orang Jepang memperkenalkan diri dan cobalah untuk meniru gaya dan intonasi mereka.

9. Jangan Takut Membuat Kesalahan

Ingat bahwa membuat kesalahan adalah bagian dari proses belajar. Kebanyakan orang Jepang akan menghargai usaha Anda untuk berbicara dalam bahasa mereka.

10. Tunjukkan Antusiasme

Ekspresikan kegembiraan dan antusiasme Anda dalam berkenalan. Sikap positif dapat membuat kesan yang baik terlepas dari kemampuan bahasa Anda.

Dengan menerapkan tips-tips ini, Anda dapat meningkatkan efektivitas perkenalan Anda dalam bahasa Jepang dan membangun hubungan yang lebih baik dengan lawan bicara Anda.

7 dari 7 halaman

Kesalahan Umum yang Harus Dihindari

Dalam proses belajar cara memperkenalkan diri dalam bahasa Jepang, ada beberapa kesalahan umum yang sering dilakukan oleh pemula. Menghindari kesalahan-kesalahan ini dapat membantu Anda membuat kesan yang lebih baik dan menghindari situasi yang canggung. Berikut adalah beberapa kesalahan yang perlu diwaspadai:

1. Salah Menggunakan Tingkat Kesopanan

Bahasa Jepang memiliki beberapa tingkat kesopanan. Menggunakan bahasa yang terlalu informal dalam situasi formal, atau sebaliknya, dapat dianggap tidak sopan. Pastikan untuk menyesuaikan tingkat bahasa Anda dengan situasi dan status lawan bicara.

2. Lupa Melakukan Ojigi

Membungkuk (ojigi) adalah bagian penting dari etika perkenalan di Jepang. Lupa melakukannya atau melakukannya dengan cara yang tidak tepat dapat dianggap kurang sopan.

3. Menyebutkan Nama dengan Urutan yang Salah

Dalam bahasa Jepang, nama keluarga disebutkan terlebih dahulu, diikuti oleh nama depan. Membalik urutan ini adalah kesalahan umum yang dilakukan oleh orang asing.

4. Penggunaan Kata Ganti Orang yang Tidak Tepat

Menggunakan kata ganti orang yang tidak sesuai, seperti "boku" (aku, informal) dalam situasi formal, dapat menciptakan kesan yang kurang baik.

5. Memberikan Informasi yang Terlalu Banyak atau Tidak Relevan

Dalam budaya Jepang, perkenalan biasanya singkat dan to the point. Memberikan terlalu banyak informasi pribadi yang tidak diminta dapat dianggap tidak pantas.

6. Salah Mengucapkan Kata-kata Kunci

Kesalahan pengucapan, terutama pada kata-kata penting seperti "hajimemashite" atau "yoroshiku onegaishimasu", dapat mengurangi keefektifan perkenalan Anda.

7. Mengabaikan Kartu Nama dalam Situasi Bisnis

Dalam konteks bisnis, tidak memiliki atau tidak menukar kartu nama dengan benar dapat dianggap tidak profesional.

8. Kontak Mata yang Berlebihan

Meskipun kontak mata penting, mempertahankannya terlalu lama atau intens dapat membuat lawan bicara merasa tidak nyaman dalam budaya Jepang.

9. Menggunakan Gestur yang Tidak Sesuai

Beberapa gestur yang umum di negara lain mungkin dianggap kasar atau tidak sopan di Jepang. Misalnya, menunjuk dengan jari atau berbicara dengan tangan di saku.

10. Lupa Menyesuaikan Volume Suara

Berbicara terlalu keras dapat dianggap mengganggu, sementara berbicara terlalu pelan mungkin sulit didengar. Sesuaikan volume suara Anda dengan situasi dan lingkungan.

Dengan menghindari kesalahan-kesalahan ini, Anda dapat meningkatkan kualitas perkenalan Anda dan menunjukkan penghargaan terhadap norma sosial dan budaya Jepang. Ingatlah bahwa proses belajar melibatkan trial and error, jadi jangan terlalu khawatir jika Anda masih membuat kesalahan. Yang terpenting adalah terus belajar dan memperbaiki diri.