Sukses

4 Penyebab Gangguan Penglihatan Miopia atau Mata Minus, Faktor Keturunan hingga Gaya Hidup

Miopia adalah kondisi mata di mana seseorang mengalami kesulitan dalam melihat objek yang berada di kejauhan.

Liputan6.com, Jakarta Gangguan penglihatan seperti mata minus dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Mata minus atau rabun jauh yang juga dikenal dengan istilah miopia adalah kondisi mata di mana seseorang mengalami kesulitan dalam melihat objek yang berada di kejauhan.

Kondisi ini terjadi ketika cahaya yang masuk ke mata fokus di depan retina, sehingga gambar yang dilihat menjadi kabur.

Menurut dokter spesialis mata di KMN EyeCare Kevin, setidaknya, terdapat empat faktor yang berpengaruh pada munculnya mata minus seseorang. Keempat faktor itu adalah:

Faktor Keturunan

Faktor keturunan memiliki pengaruh yang paling tinggi. Apabila ada riwayat mata minus dalam keluarga, maka risiko untuk mengalami hal yang sama akan lebih besar.

Kelahiran Prematur

Anak yang lahir prematur juga memiliki peluang memiliki mata minus yang lebih besar dibandingkan anak lainnya.

Kurangnya Paparan Sinar Matahari

Kurangnya paparan sinar matahari sangat berpengaruh bagi kesehatan mata, karena sinar matahari mengandung vitamin D dan membantu mengontrol pertumbuhan mata.

Gaya Hidup Terkait Mata

Gaya hidup yang berhubungan dengan mata seperti sering berinteraksi di depan komputer, televisi dan gadget dapat memicu mata minus.

“Meningkatnya aktivitas yang melibatkan penggunaan gadget dan komputer dalam waktu yang lama berpengaruh sangat signifikan dalam peningkatan jumlah pengidap miopia. Sementara itu, di zaman yang serba modern ini siapa yang dapat hidup tanpa gadget atau komputer?” kata Kevin dalam keterangan pers, Rabu (8/11/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Diagnosis Mata Minus

Jika memiliki salah satu risiko di atas, sebaiknya periksakan kesehatan mata secara berkala, saran Kevin.

Mata minus dapat didiagnosis dengan pemeriksaan mata dasar. Sebaiknya datangi pusat kesehatan mata yang kredibel untuk mendeteksi mata minus secara akurat.

Dokter akan melakukan pemeriksaan penglihatan dengan menggunakan berbagai alat, seperti papan uji mata atau proyektor.

“Anda akan diminta untuk membaca baris huruf atau angka yang semakin kecil dari jarak tertentu. Ini membantu dokter menilai sejauh mana Anda bisa melihat dengan jelas,” jelas Kevin.

Beberapa tes dan instrumen pemeriksaan mungkin akan digunakan oleh dokter untuk menguji penglihatan jarak jauh dan penglihatan jarak dekat.

Setelah semua pemeriksaan selesai, dokter akan memberikan diagnosis dan merekomendasikan langkah-langkah selanjutnya. Seperti penggunaan kacamata, lensa kontak, atau perawatan lain yang sesuai.

3 dari 4 halaman

Periksa Mata Rutin

Penting untuk menjalani pemeriksaan mata secara rutin, terutama jika memiliki riwayat masalah mata dalam keluarga atau merasa mengalami gejala penglihatan yang tidak normal.

“Dengan mendiagnosis mata minus secara dini, Anda dapat mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengelola kondisi tersebut dengan lebih efektif.”

Prevalensi Miopia Meningkat 8 Persen dalam 15 Tahun Terakhir

Deteksi masalah mata sejak dini sangat dianjurkan mengingat prevalensi kejadian miopia mengalami peningkatan.

Di Amerika, lanjut Kevin, setidaknya terdapat satu dari empat orangtua memiliki anak dengan miopia dan sekitar 75 persen dari anak-anak tersebut didiagnosis mata minus sejak usia tiga sampai 12 tahun.

“Menariknya lagi, salah satu penelitian menyebutkan bahwa prevalensi miopia telah meningkat delapan persen dalam 15 tahun terakhir.”

4 dari 4 halaman

Penanganan Mata Minus

Mengatasi mata minus dengan benar dan sesuai dengan prinsip kedokteran memerlukan langkah-langkah yang didasarkan pada bukti ilmiah serta prosedur medis.

“Sebaiknya hindari perawatan herbal atau alternatif yang tidak didukung oleh bukti ilmiah yang kuat,” kata Kevin.

Secara umum, mengatasi mata minus adalah untuk meningkatkan penglihatan dengan membantu memfokuskan kembali cahaya pada retina melalui penggunaan lensa korektif atau operasi refraksi.

Berikut ini beberapa alternatif yang dapat dipilih untuk mengatasi mata minus:

Kacamata

Jika dinyatakan mengalami mata minus, dokter akan meresepkan kacamata atau lensa kontak yang sesuai dengan pemeriksaan yang dilakukan sebelumnya.

Menggunakan kacamata membantu memfokuskan cahaya dengan benar pada retina. Ini adalah solusi mengatasi mata minus yang tergolong paling sederhana dan aman untuk mempertajam penglihatan yang disebabkan oleh rabun jauh.

Lensa Kontak

Bagi yang merasa penggunaan kacamata cukup mengganggu aktivitas, maka lensa kontak adalah alternatif yang lebih fleksibel.

Lensa ini dikenakan tepat di bola mata, lensa kontak tersedia dalam berbagai bahan dan desain yang sesuai dengan kebutuhan.

Lasik

Laser-Assisted in Situ Keratomileusis atau Lasik adalah salah satu jenis prosedur bedah refraktif yang digunakan untuk mengatasi masalah penglihatan seperti mata minus.

Lasik melibatkan pembentukan flap tipis pada kornea dan pengaplikasian laser pada lapisan bawahnya untuk mengubah fokus cahaya. Teknologi laser yang digunakan dalam Lasik memungkinkan penyesuaian yang sangat tepat untuk koreksi mata minus. Ini membantu menghasilkan penglihatan yang lebih akurat.

Mayoritas pasien Lasik mengalami pemulihan yang cepat dan bisa kembali beraktivitas normal dalam waktu singkat. Risiko infeksi dan komplikasi setelah operasi umumnya sangat rendah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.