Sukses

4 Alasan Depresi pada Pria Sering Tak Terdiagnosis, Salah Satunya Meremehkan Tanda dan Gejala

Pria dengan depresi sering kali tidak terdiagnosis karena beberapa alasan termasuk menolak kenyataan bahwa dirinya mengidap depresi.

Liputan6.com, Jakarta Pria dan wanita sama-sama bisa alami depresi. Namun, depresi pada pria cenderung lebih sulit terlihat.

Pria dengan depresi sering kali tidak terdiagnosis karena beberapa alasan, termasuk:

Kegagalan Mengenali Depresi

“Anda mungkin berpikir bahwa perasaan sedih atau emosional selalu menjadi gejala utama depresi. Namun bagi banyak pria, itu bukanlah gejala utama,” mengutip Mayo Clinic, Jumat (8/9/2023).

Sakit kepala, masalah pencernaan, kelelahan, mudah tersinggung, atau nyeri jangka panjang terkadang bisa mengindikasikan depresi pada pria.

Meremehkan Tanda dan Gejala

Umumnya, pria tidak menyadari seberapa besar pengaruh gejala yang dialami. Pria juga kerap menolak kenyataan bahwa dirinya sedang mengalami depresi.

“Namun mengabaikan, menekan atau menutupi depresi dengan perilaku tidak sehat hanya akan memperburuk emosi negatif.”

Enggan untuk Membahas Gejala Depresi

Para pria juga enggan membicarakan perasaannya kepada keluarga atau teman, apalagi dengan dokter atau ahli kesehatan mental.

“Seperti kebanyakan pria, Anda mungkin telah belajar untuk menekankan pengendalian diri. Anda mungkin berpikir bahwa mengungkapkan perasaan dan emosi yang terkait dengan depresi bukanlah hal yang jantan, dan mencoba menekannya.”

Menolak Perawatan Kesehatan Mental

Para pria juga kerap menolak perawatan kesehatan mental bahkan ketika mereka sendiri merasa curiga bahwa depresi benar-benar sedang dialami.

“Anda mungkin menghindari diagnosis atau menolak pengobatan. Anda mungkin menghindari bantuan karena khawatir stigma depresi dapat merusak karier atau menyebabkan keluarga dan teman kehilangan rasa hormat.”

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Gejala Depresi pada Pria

Tanda dan gejala depresi pada pria bisa berbeda dengan gejala depresi wanita. Pasalnya, pria cenderung menggunakan keterampilan mengatasi masalah yang berbeda dengan wanita.

Tidak jelas mengapa pria dan wanita mengalami depresi secara berbeda. Kemungkinan besar hal ini melibatkan sejumlah faktor, termasuk kimia otak, hormon, dan pengalaman hidup.

Melansir Mayo Clinic, seperti halnya wanita, pria yang mengalami depresi dapat mengalami gejala berikut:

  • Merasa sedih, putus asa atau hampa
  • Merasa sangat lelah
  • Mengalami kesulitan tidur atau tidur terlalu banyak
  • Tidak mendapatkan kesenangan dari aktivitas yang biasanya dinikmati.
3 dari 4 halaman

Tanda Depresi pada Pria yang Kerap Tak Disadari

Perilaku lain pada pria yang bisa menjadi tanda depresi tapi tidak disadari meliputi:

  • Perilaku pelarian, seperti menghabiskan banyak waktu di tempat kerja atau berolahraga
  • Gejala fisik, seperti sakit kepala, masalah pencernaan dan nyeri
  • Masalah dengan alkohol atau penggunaan narkoba
  • Sulit mengontrol emosi, kekerasan, atau kasar
  • Perilaku berisiko, seperti mengemudi ugal-ugalan.

Gejala-gejala di atas bisa jadi merupakan tanda yang tumpang tindih dengan masalah kesehatan mental lainnya.

Bisa pula berkaitan dengan kondisi medis tertentu. Maka dari itu, untuk menegakkan diagnosis yang akurat, diperlukan bantuan profesional. Tegaknya diagnosis akan membantu dalam menentukan penanganan yang tepat.

4 dari 4 halaman

Bisa Picu Bunuh Diri Jika Tak Ditangani

Jika dibiarkan, depresi pada pria bisa berujung pada tindakan bunuh diri.

Meskipun perempuan lebih sering melakukan percobaan bunuh diri dibandingkan laki-laki, laki-laki lebih mungkin melakukan bunuh diri dengan total alias sampai berhasil. Itu karena pria:

  • Menggunakan metode yang lebih mungkin menyebabkan kematian, misalnya senjata api.
  • Bertindak lebih impulsif ketika ada pikiran untuk bunuh diri.
  • Menunjukkan tanda-tanda hendak bunuh diri yang lebih sedikit sehingga tak terduga oleh lingkungan sosialnya.

 

KONTAK BANTUAN

Bunuh diri bukan jawaban apalagi solusi dari semua permasalahan hidup yang seringkali menghimpit. Bila Anda, teman, saudara, atau keluarga yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit, dilanda depresi dan merasakan dorongan untuk bunuh diri, sangat disarankan menghubungi dokter kesehatan jiwa di fasilitas kesehatan (Puskesmas atau Rumah Sakit) terdekat.

Bisa juga mengunduh aplikasi Sahabatku: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.tldigital.sahabatku

Atau hubungi Call Center 24 jam Halo Kemenkes 1500-567 yang melayani berbagai pengaduan, permintaan, dan saran masyarakat.

Anda juga bisa mengirim pesan singkat ke 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat surat elektronik (surel) kontak@kemkes.go.id.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.