Sukses

Cerita Juara LOTY 2023 Nathanael Yoga Soal Amblyopia, Gangguan Penglihatan yang Disandangnya

Amblyopia adalah berkurangnya penglihatan pada satu mata yang disebabkan oleh perkembangan penglihatan yang tidak normal di awal kehidupan.

Liputan6.com, Jakarta Amblyopia yang disandang tidak menghalangi Nathanael Yoga dalam meraih gelar juara dalam ajang The New L-Men of The Year (LOTY) 2023.

Amblyopia adalah berkurangnya penglihatan pada satu mata yang disebabkan oleh perkembangan penglihatan yang tidak normal di awal kehidupan.

Menurut pemuda yang karib disapa Nael, amblyopia atau lazy eyes telah disandangnya sejak lahir. Namun, kondisi ini baru disadari ketika menginjak umur enam tahun.

Basically dari lahir, tapi baru ketahuan di tahun 2009 pas umur aku enam tahun. Kenapa bisa ketahuan? Yang aku ingat ada tiga peristiwa yang bikin valid bahwa ini amblyopia. Yang pertama Papa aku lihat, aku lagi nonton, mata kiriku fokus tapi mata kananku itu kayak ilang fokus sendiri, jadi kayak jereng gitu,” kata Nael kepada Disabilitas Liputan6.com, Kamis (24/8/2023).

Tak hanya sang ayah, neneknya pun melihat bahwa mata kanan pemuda kelahiran 2 Maret 2003 itu tidak fokus dan cenderung bergerak ke berbagai arah. Gerakannya pun tidak sama dengan mata kiri.

“Sama waktu aku main di belakang rumah, aku iseng aja main tutup mata satu. Ketika aku tutup mata normal aku kok mata kananku agak blur.”

Dari berbagai peristiwa itu orangtuanya segera membawa Nael ke dokter dan barulah dinyatakan amblyopia. Kala itu, kemampuan penglihatan mata kanannya hanya 5 persen dan hampir mengalami kebutaan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Upaya Pemulihan Amblyopia

Mendengar diagnosis dari dokter, orangtua Nael pun mencari berbagai informasi terkait amblyopia dan mengupayakan berbagai pengobatan.

“Ada satu info bahwa ini tuh bisa dipulihkan secara cepat sebelum berusia 7 tahun karena masalahnya ada di otot. Dari situ Mama Papa langsung cari-cari pengobatan.”

Pengobatan pun dilakukan di Singapura lantaran saat itu pengobatan yang tersedia di Indonesia cenderung memakan waktu tunggu yang lama.

Terapi pun dilakukan sebulan dua kali dalam kurun waktu lima tahun. Mau tak mau ia harus bolak-balik Indonesia-Singapura sehingga sekolahnya pun ikut terganggu.  

Salah satu terapi yang dijalani adalah melingkari huruf-huruf di koran. Misalnya melingkari seluruh huruf “A” di satu lembar koran. Jika bagi anak-anak biasa ini adalah hal mudah, bagi Nael dengan gangguan penglihatan ini adalah hal yang cukup sulit.

3 dari 4 halaman

Terapi Membuahkan Hasil Baik

Terapi yang dijalani bertahun-tahun ternyata membuahkan hasil yang signifikan. Kini, di usia 20 Nael bisa menjalani kehidupan layaknya pemuda pada umumnya.

“Hasil terapi lumayan signifikan, aku sekarang walaupun belum sembuh total ya cuma setidaknya sudah lebih fokus, dari segi penglihatan juga semakin jelas. Sebenarnya sekarang juga masih menjalani terapi tapi karena sudah di umur lumayan besar jadi terapinya enggak seintens pas kecil.”

Hingga kini, mata kanannya masih blur tapi tidak lima persen lagi. Dia pun tidak dapat memberikan angka pasti soal tingkat kejelasan penglihatannya karena pengukuran terakhir dilakukan di usia sembilan 10 sepuluh tahun. Saat itu, ketajaman penglihatannya 12 persen, naik tujuh persen dari sebelumnya.

4 dari 4 halaman

Pengaruh Amblyopia bagi Kehidupan Nael

Gangguan mata amblyopia membawa berbagai dampak pada kehidupan Nael.

“Sebenarnya di awal mula aku benar-benar enggak nyangka, putus asa, apa aku nanti bisa nyetir pas gede, apa bisa ikut kelas atau kuliah dengan lancar, karena visual kan sangat berpengaruh ya.”

“Tapi Puji Tuhan melalui terapi-terapi yang udah dilakukan dan Puji Tuhan aku tumbuh di keluarga yang suportif mereka bilang ke aku ‘Apa yang Tuhan kasih melalui amblyopia ini banyak, jadi lebih mudah untuk fokus’.”

Lebih mudah fokus memang dipengaruhi oleh terapi-terapi yang melatih fokus seperti melingkari huruf di koran. Ada pula karakter taat yang ditanamkan dari terapi yang dilakukan.

“Puji Tuhan ada karakter taat, tekun. Karakter taat ini tumbuh ketika aku mau enggak mau harus ikut terapi di mana mata kiri aku ditutup agar mata kanan bisa dilatih fokus.”

Selama menjalani terapi ini, ia dituntut untuk mengenakan alat penutup mata meski banyak godaan untuk membukanya. Pasalnya, saat salah satu mata ditutup, otomatis penglihatannya tidak maksimal. Dan ini melatih kesabaran Nael demi kepulihannya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.