Sukses

WHO: 1 Milyar Orang di Dunia Alami Gangguan Penglihatan yang Dapat Dicegah

Salah satu gangguan penglihatan yang sering dialami adalah katarak, dengan jumlah 94 juta orang secara global.

Liputan6.com, Jakarta Secara global setidaknya ada 2,2 miliar orang memiliki gangguan penglihatan jarak dekat dan jauh. Menurut data WHO tahun 2020 menyebut, sebanyak 1 milyar orang di dunia memiliki gangguan penglihatan yang dapat dicegah atau belum ditangani.

Salah satu gangguan penglihatan yang sering dialami adalah katarak, dengan jumlah 94 juta orang secara global.

Menurut Data Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) tahun 2020, sebanyak 8 juta orang mengalami gangguan penglihatan dan 81,2 persennya disebabkan katarak.

“Gangguan penglihatan masih menjadi masalah kesehatan yang terpenting di Indonesia. Salah satu yang menjadi momok terbesar dari gangguan penglihatan itu sendiri adalah katarak,” kata dokter spesialis mata konsultan bedah katarak dari JEC, Setiyo Budi Riyanto dalam keterangan pers, dikutip Rabu (9/8/2023).

“Individu dengan katarak harus segera ditangani dengan melakukan tindakan operasi yang mudah, efisien, dengan harga terjangkau yang tersedia di seluruh sentra kesehatan mata di Indonesia. Sehingga mereka dapat kembali menikmati penglihatannya secara optimal,” tambahnya.

Setiyo menjelaskan, tindakan operasi katarak kerap dilakukan dengan melakukan ekstraksi lensa katarak menggunakan mesin fakoemulsifikasi dan mengimplantasi lensa intraokular (intraocular lens/IOL). Saat ini, teknologi terbaru seperti CALLISTO Eye ® mampu memberikan panduan gambaran (image guided) dalam pemasangan/implantasi IOL torik bagi penderita katarak dan astigmatisme (silinder).

Teknologi mutakhir CALLISTO Eye ® menjadikan operasi katarak dan astigmatisme dapat dilakukan secara singkat, efisien, presisi dan akurat.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penanganan Katarak dan Astigmatisme Belum Optimal

Sayangnya, karena harga instrumen image guided system sangat mahal, ketersediaan instrumen tersebut sangat terbatas untuk dimiliki oleh fasilitas kesehatan di Indonesia. Sehingga penanganan pasien katarak dengan gangguan refraksi astigmatisme belum optimal.

Memahami situasi itu, Setiyo Budi memberikan solusi lain dalam penanganan mata katarak dan gangguan refraksi astigmatisme. Yaitu dengan menggagas pendekatan baru implantasi IOL torik dengan metode biomikroskopi slit lamp yang biasa dipakai oleh semua dokter spesialis mata dalam praktik sehari-hari. 

Penelitian ini tertuang dalam disertasi “Akurasi dan Efektivitas Penentuan Aksis IOL Torik pada Meridian Kornea antara Metode Manual Biomikroskopi Slit Lamp terhadap CALLISTO Eye ® Image Guided System pada Operasi Katarak dengan Teknik Fakoemulsifikasi”.

3 dari 4 halaman

Banyak Digunakan di Negara-Negara Eropa

Sejak tahun 2014, lanjut Setiyo, CALLISTO eye® telah banyak digunakan di negara-negara Eropa sebagai pemandu pada saat operasi katarak dan penyelarasan pada implantasi IOL torik.

CALLISTO eye ® kombinasikan biometri dan digital dalam memberikan gambaran yang akurat dan operasi yang aman bagi pasien. Namun demikian biaya tergolong tinggi.

“Untuk mengatasi kendala biaya CALLISTO eye®, pengukuran secara manual juga dapat dilakukan,” tulisnya.

Ia menjelaskan, untuk menentukan rumus perbandingan antara slit lamp dan CALLISTO eye® yang tepat dan akurat, tentu diperlukan perbandingan antara kedua metode. Apabila rumus ini telah ditentukan, maka penggunaan slit lamp diperkirakan mampu menentukan penentuan aksis astigmatisme untuk pemasangan IOL torik dengan ketepatan yang akurat.

Oleh karena itu, ia melakukan studi untuk menentukan akurasi dan efektivitas penentuan kesejajaran aksis IOL torik pada meridian kornea dengan menggunakan biomikroskop slit lamp dan CALLISTO eye®.

4 dari 4 halaman

Hasil Penelitian

Melansir laman resmi UGM, dari hasil penelitian yang dilakukan Setiyo, diketahui aksi pada implantasi IOL torik dengan menggunakan metode image guided system CALLISTO eye® dan manual slit lamp diuji adalah akurat.

Lalu, penglihatan tanpa koreksi pasca operasi katarak dan astigmatisme pada image guided system CALLISTO eye® lebih baik dibandingkan dengan slit lamp manual.

Temuan lain menunjukkan adanya perbedaan luaran dan pengukuran kesejajaran aksi antara metode slit lamp manual dibandingkan dengan metode image guided system CALLISTO eye®.

Sementara tidak ada faktor-faktor yang memengaruhi luaran pemasangan IOL torik antara image guided system CALLISTO eye® dan manual slit lamp.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.