Sukses

Amputasi Satu Kaki saat Muda, Gui Yuna Buktikan Diri dengan Jadi Atlet dan Binaragawan

Gui Yuna mengatakan bahwa saat kecil, dirinya sempat mengalami perundungan karena disabilitas fisik yang ia miliki

Liputan6.com, Jakarta Gui Yuna kehilangan kaki kanannya karena amputasi dalam sebuah kecelakaan saat ia masih berusia tujuh tahun. Namun bertahun-tahun kemudian, wanita 35 tahun itu menjadi binaragawan dan salah satu atlet berprestasi di China.

Sebelum terjun ke dunia binaraga, Gui sempat berkompetisi untuk lompat jauh di Paralimpiade Athena pada tahun 2004. Hingga pada Oktober lalu, ia memenangkan sebuah kompetisi binaraga.

Dikutip dari CGTN pada Kamis (10/6/2021), aksi Gui 30 Oktober 2020 itu sempat viral di situs berbagi video singkat Douyin. Ia terlihat mengenakan tongkat, mengenakan qipao atau cheongsam, sebuah pakaian tradisional untuk wanita.

"Kemungkinan saya memenangkan tempat pertama bukan karena profesionalisme atau otot, tetapi karena kepercayaan diri dan keberanian untuk berdiri di atas panggung dan menunjukkan diri saya pada semua orang," katanya, dilansir dari Yahoo News.

Gui sendiri membentuk tubuhnya lewat latihan keras di sebuah gym di Shanghai. Sesi latihannya seringkali ia bagikan lewat media sosial TikTok, ke 200 ribu pengikutnya.

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sempat Mengalami Perundungan

Di usia 7 tahun, Gui harus diamputasi karena kecelakaan mobil. Dia tak ingat kejadiannya. Namun ia ingat bahwa dirinya kerap mendapat perundungan dari anak-anak lain.

Dia mengatakan tongkatnya pernah ditendang oleh anak-anak di sekolahnya sehingga dia jatuh. "Mereka memanggil saya lumpuh atau kucing berkaki tiga," ujarnya ke AFP.

Perempuan asal Nanning itu dipilih oleh federasi penyandang disabilitas sebagai atlet di usia 17 tahun. Dia lalu dilatih untuk lompat jauh dan lompat tinggi.

"Saya hanya mengikuti satu pertandingan formal dan terpilih menjadi tim nasional," katanya dalam wawancara yang berbeda untuk CGTN.

Tahun 2004, Gui mengikuti Paralimpiade Musim Panas di Yunani. Ia mendapatkan tempat ketujuh dalam lompat jauh F42-46 wanita. Lalu pada 2007, ia memecahkan rekor dunia lompat tinggi wanita untuk orang yang diamputasi pada National Games for Disabled Person.

Dia juga sempat menjadi pembawa obor sebelum Paralimpiade Beijing di 2008, serta memenangkan penghargaan National Model Worker di tahun 2015.

 

3 dari 4 halaman

Bersyukur Memiliki Kesulitannya

Tahun 2017, ia mengundurkan dirinya dari berbagai kompetisi. Namun, ia kesulitan mendapatkan pekerjaan karena banyak perusahaan menganggap dia tidak cocok dengan "gambaran" mereka.

Untungnya, ia mendapatkan pekerjaan di di sebuah perusahaan cat dekoratif di Yancheng, Provinsi Jiangsu. Dia beralih dari menjadi agen layanan pelanggan, menjadi pramuniaga, dan saat ini menjadi mitra perusahaan.

"Sulit untuk mencari pekerjaan bahkan untuk atlet, apalagi atlet disabilitas. Jadi, saya sangat berterima kasih kepada bos saya yang memberi saya pekerjaan," kata Gui.

Usai mengembangkan dirinya di bidang olahraga, Gui pun memutuskan untuk mengikuti kontes profesional lain yaitu Chinese Bodybuilding Association (CBBA) Pro Elites League di Beijing pada Desember 2020.

"Banyak orang berpikir bahwa nasib tidak baik untuk saya, tapi saya tidak berpikir begitu," katanya. "Saya bersyukur memiliki kesulitan ini."

"Mengapa saya mengatakan itu? Karena inilah saya tumbuh, itu membuat hati saya lebih kuat dan menjadikan saya seperti sekarang ini."

4 dari 4 halaman

Infografis 5 Cara Cegah Covid-19 Saat Berolahraga di Gym

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.