Sukses

Apa Saja Kebutuhan Difabel di Tempat Kerja?

Untuk memiliki tempat kerja yang ramah lingkungan bagi penyandang disabilitas, serta untuk mengetahui kebutuhan mereka, mari melihat pendapat beberapa orang dengan disabilitas yang bekerja.

Liputan6.com, Jakarta Untuk memiliki tempat kerja yang ramah lingkungan bagi penyandang disabilitas, serta untuk mengetahui kebutuhan mereka, mari melihat pendapat beberapa orang dengan disabilitas yang bekerja.

- Saling memahami dan mencari solusi

Frederik Gylling, Ahli Strategi Teknologi, Microsoft Denmark mengatakan, "Wajar jika tim tidak mengerti, karena setiap kekurangan bersifat individu. Situasi saya, misalnya mempengaruhi visi saya. Awalnya sesuai perkiraan saya yaitu tim akan terkejut dengan kondisi saya, tapi selanjutnya mereka ingin mengetahui lebih lanjut dan memahami bagaimana mereka dapat membantu saya."

Menurutnya, satu hal yang penting yaitu memberi kesempatan pada pekerja yang memiliki disabilitas untuk berbicara agar semuanya saling memahami dan menemukan solusinya bersama.

Alina Kudriavtceva, Interpreter M&O, Microsoft Russia mengatakan, "Selama wawancara pekerjaan saya, saya menjabarkan masalah potensial yang mungkin timbul sebagai akibat dari kecacatan saya dan memberikan contoh solusi yang memungkinkan. Akibatnya, kolega saya selalu memberi saya dukungan yang diperlukan; membantu saya dalam memenuhi permintaan pelanggan atau menavigasi ruang kantor atau tempat asing di luar kantor. Manajer saya juga berhati-hati mencarikan teman setiap menugaskan saya ke luar untuk membantu saya beradaptasi dengan prosedur internal."

Ilias Arkoudeas, Software Asset Management Lead & Territory Channel Manager for Education, Microsoft Yunani mengatakan, "Awal saya mengalami cacat adalah 10 tahun yang lalu dalam kecelakaan lalu lintas. Meskipun Yunani tidak memiliki aksesibilitas secara menyeluruh, kebijakan perusahaan saat itu sudah terbilang baik. Manajer dan tim saya mendukung saya dan proaktif memastikan kantor dapat saya akses sepenuhnya dalam hal infrastruktur dan fasilitas. Untungnya pekerjaan saya fleksibel jadi tidak begitu sulit mengelolanya."

- Penyesuaian aksesibilitas

Odel Kadosh, Software Developer, Microsoft Israel R&D Center mengatakan, "Saya diberi tempat parkir dan akses yang mudah antar gedung. Dapur kecil juga dipasang dengan tempat duduk yang nyaman untuk duduk dan meja khusus untuk makan. Kondisi ini memberi saya kesempatan untuk mengekspresikan bakat saya dan mengesampingkan kompleksitas yang merupakan bagian integral dari hidup saya."

Tomi Kuuppelomäki, Sr. Communications Manager, Microsoft Eropa Barat, Finlandia mengatakan, "Saya telah menggunakan kursi roda selama hampir 30 tahun akibat kecelakaan sepeda motor. Karena saya bagian dari tim virtual, kecacatan saya tidak begitu berpengaruh dalam kerjaan saya. Bahkan dengan diberikannya akses ke tempat parkir khusus mempermudahnya untuk mengantar dan menjemput anak-anak saya."

 

Simak Video Menarik Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tantangan berkarir

Yahav Bar, Software Engineer, Microsoft R&D Center Israel mengatakan, "Sayangnya banyak orang membuat asumsi, yang menyatakan keraguan tentang kemampuan saya untuk mencapai sesuatu. Bahkan saat saya diwawancara untuk bergabung dengan Microsoft, setelah saya mengatakan bahwa saya tunanetra, pewawancara menjawab 'baiklah, lalu apa?'. Gangguan penglihatan saya akibat dari albinisme, tidak menghentiakn saya untuk terus berjuang. Selain bekerja di Microsoft, saya juga seorang pengacara serta asisten pengajar di fakultas teknik dan ilmu komputer Hebrew University. Saya juga mengajar pengembangan aplikasi Android. Saya tidak ingin perlakuan khusus dan saya tidak ingin orang-orang menurunkan harapan saya kepada saya. Saya ingin menantang diri saya sendiri seperti orang lain."

Tomi Kuuppelomäki: Saya kehilangan beberapa peluang karena orang-orang 'menilai buku dari sampulnya'. Beberapa kesempatan tersebut saya jadikan kekuatan untuk menunjukkan apa yang mampu saya lakukan. Bukannya merada sedih ataupun marah. Menguasai hal-hal yang mungkin tidak bisa dilakukan oleh orang lain - itulah cara mengatasi rintangan.

Ilias Arkoudeas mengatakan, "Kadang-kadang saya menghadapi kesulitan setiap bertemu dan berinteraksi dengan orang-orang di luar tempat kami, terutama ketika pertemuan jarak jauh tidak memungkinkan dan tidak ada upaya yang dilakukan untuk menemukan solusi alternatif. Teknologi dapat membantu ini."

Saran untuk penyandang disabilitas saat memasuki tempat kerja

Alina Kudriavtceva: Selalu berpikiran terbuka. Diskusikan hambatan yang berdampak langsung pada pekerjaan Anda dengan manajer Anda, dan bagikan saran untuk membantu Anda dan tim Anda mengatasinya.

Frederik Gylling: Saya pikir penting untuk memperjelas apa yang akan Anda butuhkan untuk bekerja agar kerjaan Anda sukses. Semakin banyak Anda membicarakannya, semakin banyak orang mengerti. Jika Anda berada di awal karir Anda, bergabunglah dengan grup sumber daya karyawan. Penting untuk masuk ke grup tersebut untuk saling berbagi pengalaman dan belajar dari orang lain.

Odel Kadosh: Ingat alasan Anda ada di sana. Saya bekerja sebagai programmer di Microsoft bukan karena saya memiliki kursi roda, dan seseorang mengasihani saya, tetapi karena alasan yang sama bahwa setiap orang bekerja di sini, yaitu karena saya pandai dalam melakukannya.

Tomi Kuuppelomäki: Saya mendorong orang-orang agar tidak menganggap diri mereka cacat, namun hanya memiliki tantangan sendiri dan semua orang berusaha untuk mengatasinya.

Ilias Arkoudeas: Menciptakan budaya inklusif, yaitu memiliki kebijakan aksesibilitas yang diperlukan dan pola pikir memperlakukan setiap orang secara setara. Jika standar aksesibilitas tertentu belum diadopsi di lingkungan kerja Anda, bicaralah, jadilah duta besar dan wujudkan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.