Sukses

Cerebral Palsy dan Kemungkinan Komplikasi

Melemahnya otot pada penyandang disabilitas gerak cerebral palsy dapat memicu berbagai komplikasi.

Liputan6.com, Jakarta Melemahnya otot pada penyandang disabilitas fisik cerebral palsy dapat memicu berbagai komplikasi.

Seperti dilansir dari mayoclinic.org, kelenturan otot dan masalah koordinasi dapat berkontribusi pada sejumlah komplikasi baik selama masa kanak-kanak atau dewasa. Komplikasi yang dapat terjadi antara lain:

Kontraktur. “Kontraktur adalah pemendekan jaringan otot karena pengetatan otot yang parah. Kontraktur dapat menghambat pertumbuhan tulang, menyebabkan tulang menekuk, dan mengakibatkan kelainan bentuk sendi, dislokasi atau dislokasi parsial,” tulis Mayo Clinic Staff.

Penuaan dini. Orang dengan cerebral palsy rentan mengalami penuaan dini di usia 40-an karena ketegangan yang terjadi pada tubuh mereka.

Malnutrisi. Masalah menelan atau penyakit mulut dapat menyulitkan penyandang cerebral palsy ketika makan. Hal ini terjadi terutama pada bayi, akibatnya bayi kesulitan untuk mendapatkan nutrisi yang cukup. Ini bisa mengganggu pertumbuhan bayi dan tulang menjadi rapuh. Beberapa anak bahkan membutuhkan selang makanan untuk mendapatkan nutrisi yang cukup.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Memengaruhi Kesehatan Mental dan Tulang

Kondisi kesehatan mental. Orang dengan cerebral palsy yang sulit menerima keadaan dapat berpengaruh pada kesehatan mentalnya, seperti depresi. Isolasi sosial dan tantangan dalam mengatasi disabilitas dapat menarik seseorang ke dalam pikiran negatif dan depresi.

Penyakit jantung dan paru-paru. Orang dengan cerebral palsy dapat juga mendapat penyakit jantung, paru-paru dan gangguan pernapasan.

Osteoartritis. Tekanan pada sendi atau sendi yang tidak selaras dengan kelenturan otot dapat menyebabkan timbulnya penyakit tulang yang menyakitkan.

Osteopenia. Fraktur atau keretakan tulang karena kepadatan tulang yang rendah dapat berasal dari beberapa faktor umum seperti kurangnya mobilitas, kekurangan nutrisi dan penggunaan obat anti-epilepsi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini