Sukses

Terra Punya Blockchain Baru, Ini Langkah Six Samurai

Tim teknis full stack senior Terra Allies, yang dikenal sebagai Six Samurai mempresentasikan proposal untuk menekankan hasratnya sebagai pemegang LUNC.

Liputan6.com, Jakarta - Tim teknis full stack senior Terra Allies, yang dikenal sebagai Six Samurai mempresentasikan proposal pengeluaran mereka pada kuartal III yang menekankan hasrat mendalam mereka sebagai pemegang Luna Classic.

Melansir Cointelegraph, Minggu (25/6/2023), setelah proposal tata kelola bersama pada derivatif pertaruhan cair di Terra Classic (LUNC), proposal baru muncul untuk kuartal berikutnya yang menyarankan pembentukan tim khusus yang terdiri dari enam insinyur dengan sejumlah senior.

Tim full stack engineering senior Terra Allies dikenal sebagai Six Samurai telah mempresentasikan proposal pembelanjaan kuartal III mereka, menekankan hasrat mendalam mereka sebagai pemegang LUNC.  

Dengan komitmen kuat untuk mencapai kebangkitan ekosistem yang sebenarnya, tim berjanji untuk mendedikasikan upaya dan keahlian mereka untuk mencapai tujuan ini.

Terra awalnya merupakan ekosistem dengan beberapa bagian yang bergerak. Namun, stablecoin TerraUSD (UST) dan aset LUNA-nya menghadapi bencana pada 2022, sehingga menyebabkan perubahan besar pada proyek tersebut.

Terra sekarang memiliki blockchain baru yang disebut Terra 2.0 dengan aset baru yang juga disebut LUNA tetapi sebagian besar disebut sebagai Terra (LUNA2).

Pada Mei 2022, blockchain baru diluncurkan untuk melakukan transaksi pada masa mendatang dan chain Terra asli diganti namanya menjadi Terra Classic.

Menyajikan rencana terperinci untuk kuartal III 2023, tim mengusulkan anggaran sebesar USD 116.000. Berdasarkan road mapnya, memerlukan tonggak penting seperti bermigrasi dari Columbus-5 ke Columbus-6 dan meningkatkan ke Cosmos SDK terbaru.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Ingin Kolaborasi dengan Tim Lain

Selain itu, road map mereka termasuk mengejar daftar Terra Classic di antarmuka web Keplr, alat web untuk visualisasi analitik, dan Mintscan, penjelajah blok Cosmos yang melayani pertukaran kripto dan pelanggan.

Dalam proposal mereka, tim menyatakan kesiapan untuk melakukan upaya yang diperlukan untuk mencapai kebangkitan ekosistem yang sejati. Mereka juga menekankan kesediaan mereka untuk berkolaborasi dan berkoordinasi dengan tim lain yang mendapatkan mandat untuk mengembangkan LUNC.

Akibatnya, komunitas LUNC sejauh ini telah menunjukkan tanggapan positif, condong ke arah pemungutan suara untuk mendukung proposal tersebut.

Sesuai data CoinMarketCap, LUNC telah turun 1,65 persen dalam 24 jam terakhir. Saat ini memegang posisi ke-75 dan memiliki kapitalisasi pasar langsung sebesar USD 537.523.209. Suplai koin LUNC yang beredar adalah 5.822.833.985.154, dengan suplai maksimum tidak ditentukan.

3 dari 4 halaman

Korea Selatan Bekukan Aset Rp 1,6 Triliun Milik Salah Satu Pendiri Terra Daniel Shin

Sebelumnya, Jaksa Korea Selatan dilaporkan telah memperoleh perintah pengadilan untuk membekukan aset sekitar USD 104 juta atau sekitar Rp 1,63 triliun (asumsi kurs Rp 15.709 per dolar AS). Aset tersebut milik salah satu pendiri Terraform Labs, Daniel Shin.

Pihak berwenang menuding dia mendapat untung secara tidak adil dari penjualan kripto LUNA dengan harga tinggi sebelum token jatuh. Shin membantah tuduhan tersebut.

Adapun Pengadilan Distrik Seoul Selatan dilaporkan menyetujui permintaan jaksa pada Kamis, 17 November 2022 untuk membekukan aset USD 104 juta milik salah satu pendiri TerraForm Labs, Shin Hyun-seung alias Daniel Shin. Perintah pembekuaan pra-dakwaan adalah tindakan pencegahan untuk mencegah tersangka melepas hasil kejahatan sebelum persidangan.

Jaksa menuduh salah satu pendiri Terra hasilkan keuntungan “tidak adil” sekitar 140 miliar won Korea dengan menjual cryptocurrency LUNA yang diterbitkan sebelumnya, sekarang dikenal sebagai luna classic, tanpa mengungkapkan yang tepat kepada investor.

Namun, dilaporkan kalau Shin tidak menjual crypto pada harga puncaknya sebelum token tersebut jatuh. Ia menyampaikan hal itu kepada jaksa pada Kamis, 17 November 2022.

 

 

4 dari 4 halaman

Perusahaan Teknologi Pembayaran Diselidiki

Profesor di Universitas Dongguk, Hwang Suk-jin menuturkan, ini masalah pra penambangan.  “Itu karena mereka tidak melakukan pengungkapan yang tepat dalam mengeluarkan token,” ujar dia dikutip dari Bitcoin.com, Senin (21/11/2022).

Profesor itu menambahkan, misalnya, jika investor “mengira 1.000 token telah dikeluarkan dan ternyata 10.000 telah dikeluarkan. “Investor pasti menderita kerugian,” kata dia.

Shin and Chai Corp, perusahaan teknologi pembayaran lokal yang didirikan, saat ini diselidiki karena diduga memakai informasi pelanggan tanpa persetujuan dalam meluncurkan layanan pembayaran Terra milik Chai. Perusahaan pembayaran dilaporkan digerebek oleh otoritas pada Kamis pekan lalu.

Jaksa Korea Selatan juga telah menyelidiki runtuhnya LUNA sejak Mei 2022 dan telah menyeluarkan surat perintah penangkapan untuk Kwon Do-Hyung alias Do Kwon yang ikut mendirikan Terraform Labs bersama Shin. Interpol juga telah mengeluarkan red notice untuknya. Bulan lalu, otoritas Korea Selatan mengatakan telah membekukan aset kripto milik Kwon. Namun, Kwon membantah koin yang dibekukan itu miliknya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini