Sukses

Pangsa Pasar Binance Susut, Ada Apa?

Pangsa pasar spot Binance turun ke level sebelum keruntuhan FTX pada November

Liputan6.com, Jakarta Binance tampaknya telah kehilangan pangsa pasar di tengah perubahan pada struktur biaya perdagangannya dan tindakan keras peraturan yang lebih luas terhadap dunia cryptocurrency oleh regulator AS.

Binance, Platform perdagangan digital terbesar di dunia sekarang hanya menguasai sekitar 50 persen pangsa pasar spot kripto, terendah sejak April 2022, menurut data dari analis riset senior di Kaiko, Dessislava Ianeva. 

Pangsa pasarnya turun setelah platform, pada Maret menghapus perdagangan tanpa biaya pada pasangan tertentu. 

“Ada kemungkinan karena lingkungan peraturan saat ini  beberapa institusi mengambil pendekatan menunggu dan melihat, tetap berada di luar pasar, atau mengerahkan lebih sedikit dana ke tempat perdagangan lainnya,” kata Ianeva, dikutip dari CoinDesk, Kamis (11/5/2023). 

Sementara itu, laporan dari CCData mengatakan pangsa pasar spot Binance turun ke level sebelum keruntuhan FTX pada November, dengan volume perdagangan spot di bursa turun 48 persen menjadi USD 287 miliar atau setara Rp 4.218 triliun pada April.

Itu menandai volume perdagangan bulanan terendah kedua sejak 2021 dan pangsa pasar keseluruhannya juga menurun, kata penyedia data itu.

Pengamat pasar kripto sangat fokus pada volume perdagangan dan likuiditas di pasar, karena banyak investor ritel dan institusi telah melarikan diri setelah keruntuhan FTX pada akhir tahun lalu.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kabar Negatif

Pada Maret, Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS (CFTC) menggugat Binance karena melanggar aturan derivatif Amerika. Binance telah membantah tuduhan tersebut.

Peristiwa negatif lainnya juga menjadi faktor yang membuat banyak investor sebelumnya menghindari kripto. Selain itu beberapa perusahaan mengurangi keterlibatan mereka dalam pasar aset digital.

Terbaru ini Jane Street Group dan Jump Crypto dua perusahaan pembuat pasar top dunia  menarik diri dari perdagangan aset digital di AS karena regulator menindak industri.

Pada April, gabungan volume perdagangan spot dan derivatif di bursa terpusat turun hampir 30 persen menjadi USD 2,8 triliun atau setara Rp 41.154 triliun, menurut CCData. Itu menandai penurunan volume perdagangan bulan ke bulan pertama tahun ini.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini