Sukses

Catatkan Performa Buruk, Kripto REN Coin Anjlok Hari Ini

REN Sebelumnya dikenal sebagai Republic Protocol, Ren meluncurkan RenVM, mesin virtual mainnetnya, pada Mei 2020

Liputan6.com, Jakarta Ren (REN) adalah protokol jaringan terbuka yang dibangun untuk menyediakan interoperabilitas dan likuiditas antara berbagai platform blockchain. 

REN Sebelumnya dikenal sebagai Republic Protocol, Ren meluncurkan RenVM, mesin virtual mainnetnya, pada Mei 2020, setelah menyelesaikan penawaran koin (ICO) awal senilai USD 4 juta atau sekitar Rp 59,2 miliar pada 2018. Token kripto utilitas REN disebut REN Coin.

Pada perdagangan Selasa (21/3/2023) REN Coin mencatatkan performa kurang baik. Berdasarkan data dari Coinmarketcap, harga REN Coin adalah Rp 1.835 atau sekitar dengan volume perdagangan 24 jam sekitar Rp 2,7 triliun. REN Coin harus rela melemah 3,39 persen dalam 24 jam terakhir.

Sedangkan untuk peringkat Coinmarketcap saat ini adalah 238. REN Coin memiliki kapitalisasi pasar sekitar Rp 3,1 triliun. Hingga saat ini telah terjadi peredaran suplai sebanyak 999 juta REN Coin dari maksimal suplai 1 miliar REN Coin. 

Token asli protokol, REN Coin berfungsi sebagai ikatan untuk node yang menjalankan daya RenVM, yang dikenal sebagai Darknodes. Ren bertujuan untuk memperluas interoperabilitas dan aksesibilitas, keuangan terdesentralisasi (DeFi) dengan menghilangkan rintangan yang terlibat dalam likuiditas antara blockchain.

Siapa Pendiri Ren?

Ren didirikan oleh Taiyang Zhang, pada 2017. Awalnya disebut Protokol Republik, Ren pertama kali diumumkan pada Januari 2018, dengan Zhang menggambarkan kasus penggunaan awalnya sebagai "kolam gelap terdesentralisasi". 

Zhang sendiri memiliki pengalaman di bidang cryptocurrency karena turut mendirikan manajer investasi kripto, Virgil Capital.

Sebelumnya, Zhang mendirikan Neucode, sebuah perusahaan rintisan dalam pengembangan perangkat lunak dan web, pada 2014. Jaz Gulati, salah satu pendiri Neucode, sekarang bekerja sebagai pengembang perangkat lunak untuk Ren.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.