Sukses

Crypto Exchange Coinbase Didenda Rp 53,8 Miliar, Ada Apa?

Coinbase didenda oleh Bank sentral Belanda (DNB). Namun, Coinbase tidak menerima keputusan tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Bank sentral Belanda (DNB) telah mendenda pertukaran cryptocurrency AS Coinbase sebesar USD 3,6 juta atau setara Rp 53,8 miliar (asumsi kurs Rp 14.985 per dolar AS) karena gagal mendapatkan pendaftaran di Belanda sebelum menawarkan layanan perdagangan kripto.

Dilansir dari Yahoo Finance, ditulis Minggu (29/1/2023), Coinbase mengatakan tidak setuju dengan keputusan DNB, menyebut bank sentral tidak memberikan kritik terhadap layanan Coinbase dan sedang mempertimbangkan untuk mengajukan banding.

Perusahaan kripto yang beroperasi di Belanda telah diwajibkan untuk mendaftar sebagai platform pengirim uang di bawah aturan anti pencucian uang negara tersebut sejak Mei 2020. 

DNB mengatakan Coinbase tidak sesuai aturan di Belanda antara November 2020 hingga Agustus 2022, sebelum akhirnya berhasil mendaftar pada 22 September 2022. Selama periode itu sejumlah besar transaksi kemungkinan tidak diketahui oleh otoritas di Belanda. Maka dari itu, Bank Sentral Belanda memberikan denda pada Coinbase.

Terkait hal ini, DNB mengatakan Coinbase menjadi adalah salah satu perusahaan cryptocurrency terbesar dan memiliki jumlah pelanggan yang signifikan di Belanda. 

Badai PHK Coinbase

Sebelumnya, Coinbase berencana untuk berhentikan 950 pegawai, menurut posting blog perusahaan yang diterbitkan 10 Januari 2023.

Coinbase yang memiliki sekitar 4.700 karyawan pada akhir September 2022, telah memangkas 18 persen tenaga kerjanya pada Juni 2022 dengan alasan kebutuhan untuk mengelola biaya dan tumbuh "terlalu cepat" selama pasar kripto berada pada masa bullish.

Coinbase mengatakan langkah ini akan menghasilkan biaya baru hingga USD 163 juta atau setara Rp 2,4 triliun untuk kuartal pertama 2023. 

PHK, bersama dengan langkah-langkah restrukturisasi lainnya, akan menurunkan biaya operasional Coinbase sebesar 25 persen untuk kuartal yang berakhir pada Maret, menurut pengajuan peraturan baru.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Elon Musk Gigit Jari, Simpanan Bitcoin Milik Tesla Rugi Rp 508,5 Miliar

Sebelumnya, dalam laporan pendapatan terbarunya, Tesla mengungkapkan pihaknya tidak membeli atau menjual Bitcoin apa pun pada kuartal terakhir 2022.

Dilansir dari Decrypt, Jumat (27/1/2023),Tesla alami biaya penurunan nilai sekitar USD 34 juta atau setara Rp 508,5 miliar (asumsi kurs Rp 14.947 per dolar AS)  karena nilai kepemilikan Bitcoin turun menjadi USD 184 juta atau setara Rp 2,7 triliun dari USD 218 juta atau setara Rp 3,8 triliun pada kuartal tiga 2022.

Dalam dunia akuntansi, biaya penurunan nilai adalah pengurangan nilai aset di bawah nilai tercatatnya atau biaya perolehan aset. Dalam konteks kepemilikan Bitcoin Tesla, ini berarti meskipun perusahaan masih memiliki jumlah BTC yang sama di neraca, nilai pasar simpanan telah turun dibandingkan kuartal sebelumnya.

Bitcoin diperdagangkan di bawah USD 20.000 atau setara Rp 299,1 juta pada akhir September 2022, sebelum jatuh di bawah USD 16.000 atau setara Rp 239,4 juta pada akhir tahun, menurut data CoinGecko.

Tesla dan Bitcoin

Tesla bergabung dengan jajaran perusahaan yang memegang cryptocurrency terkemuka ketika mengungkapkan telah berinvestasi USD 1,5 miliar atau setara Rp 22,4 triliun dalam Bitcoin pada Februari 2021, berita itu sontak mendorong harga BTC ke rekor tertinggi baru pada saat itu.

Perusahaan menjual 10 persen dari kepemilikan Bitcoinnya pada Q1 2021 untuk membuktikan likuiditas Bitcoin sebagai alternatif untuk menyimpan uang tunai di neraca, dengan penjualan signifikan berikutnya datang pada kuartal kedua 2022 ketika Tesla mengungkapkan mereka telah menjual 75 persen dari kepemilikan Bitcoinnya.

3 dari 4 halaman

ATM Resmi Miliki 234 ATM Kripto Kalahkah Spanyol dan El Salvador

Sebelumnya,  Australia kini memiliki 234 ATM kripto yang beroperasi. Ini menempatkannya Australia di posisi ketiga secara global setelah Amerika Serikat dan Kanada dalam hal banyaknya ATM kripto.

Dilansir dari Cointelegraph, Kamis (26/1/2023), terlepas dari pasar beruang dan pemasangan ATM Bitcoin baru yang mencapai rekor terendah di seluruh dunia, Australia masuk ke dalam tiga negara teratas secara global dengan jumlah ATM kripto terbanyak. Sebelumnya pada awal Januari 2023, Australia berada di posisi keempat, kemudian mereka memasang 16 ATM kripto baru.

Dalam tiga minggu, Australia berhasil mengungguli Spanyol, yang memiliki 222 ATM kripto hingga saat ini. Australia mengerahkan 99 ATM kripto, yang hampir setengah dari jumlah totalnya, hanya dalam tiga bulan terakhir 2022. 

Sejak 1 Januari, Australia telah memasang 16 mesin baru, sementara Spanyol kehilangan 4 mesin ATM dan El Salvador, yang menempati posisi kelima di dunia, belum memasang satu pun ATM baru.

Secara keseluruhan, jumlah ATM kripto di Australia, Spanyol dan El Salvador, hampir tidak dapat menandingi proporsi ATM kripto yang sangat besar di AS. Amerika Serikat adalah rumah bagi 33.387 atau 86,9 persen dari semua ATM kripto di dunia. Bersama dengan Kanada (2.556). 

Pasar beruang kripto selama setahun pada 2022, disertai dengan ketegangan geopolitik dan inflasi global, mengakibatkan pelambatan pada instalasi ATM kripto. Hanya 94 ATM Bitcoin yang ditambahkan antara Juli hingga akhir 2022 ke jaringan global berbeda dengan 4.169 ATM selama paruh pertama 2022.

4 dari 4 halaman

Tesla Ungkap Nilai Kepemilikan Bitcoin pada Kuartal IV 2022

Perusahaan pembuat mobil listrik Tesla (TSLA) kembali mengungkapkan kepemilikan Bitcoinnya pada kuartal empat 2022 dalam laporan pendapatan terbaru, Rabu (25/1/2023).

Dilansir dari Yahoo Finance, Kamis (26/1/2023), dalam laporan tersebut, Tesla menjelaskan tidak membeli atau menjual bitcoin selama kuartal keempat 2022. Ini menjadi kuartal kedua berturut-turut Tesla tak menyentuh aset digitalnya.

Nilai aset digitalnya pada akhir kuartal 2022 adalah USD 184 juta atau setara Rp 2,7 triliun (asumsi kurs Rp 14.939 per dolar AS), turun dari USD 218 juta atau setara Rp 3,2 triliun pada akhir kuartal ketiga 2022 karena penurunan harga bitcoin.

Pada akhir kuartal ketiga 2022, harga bitcoin sedikit di bawah USD 20.000, sedangkan pada akhir kuartal keempat harganya sekitar USD 16.500.

Tesla juga tidak mengubah kepemilikan bitcoinnya pada kuartal ketiga 2022, tetapi pada kuartal kedua 2022 perusahaan mengejutkan beberapa investor dengan menjual bitcoin senilai USD 936 juta atau setara Rp 13,9 triliun, sekitar 75 persen dari total kepemilikannya, untuk mengumpulkan uang tunai karena ketidakpastian atas kasus COVID-19 di Tiongkok yang saat itu kembali meningkat.

CEO Elon Musk mengatakan pada saat itu perusahaan terbuka untuk meningkatkan paparan bitcoin di masa depan dan penjualan tidak boleh dianggap sebagai keputusan buruk tentang bitcoin.

Secara keseluruhan untuk kuartal keempat, Tesla melaporkan laba per saham yang disesuaikan sebesar USD 1,19 atau setara Rp 17.778, dengan pendapatan USD 24,3 miliar atau setara Rp 363 triliun. Pendapatan ini masih berada di bawah perkiraan analis sebesar USD 24,7 miliar atau setara Rp 369 triliun.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.