Sukses

Investor Rusia Harus Lulus Ujian Sebelum Beli Cryptocurrency

RUU itu diperkirakan selesai dan diberikan ke Duma Negara selama sesi musim semi di majelis parlemen.

Liputan6.com, Jakarta - Anggota parlemen Rusia sedang mengerjakan undang-undang untuk mengisi celah peraturan di ruang kripto. Undang-undang tersebut memperkenalkan ujian khusus untuk investor yang tidak memenuhi syarat yang ingin membeli cryptocurrency dengan total nilai tahunan melebihi USD 7.700 atau sekitar Rp 110 juta.

Salah satu yang mendukung UU tersebut adalah Wakil Ketua Komite Keamanan dan Anti-Korupsi parlemen, Andrey Lugovoy. Lugovoy mengatakan kepada media harian lokal, Izvestia kalau undang-undang baru adalah tentang peraturan ketat dalam sektor ini.

RUU itu diperkirakan akan selesai dan diberikan ke Duma Negara selama sesi musim semi di majelis parlemen, kata deputi itu. Namun, sebelum itu, akan dibahas terlebih dulu dengan kementerian terkait, lembaga penegak hukum, dan pelaku pasar. 

Setiap amandemen akan disetujui oleh kelompok kerja yang terdiri dari anggota Duma dan perwakilan lembaga pemerintah, termasuk Bank Sentral Rusia. 

Sebelumnya, Otoritas moneter telah berselisih dengan regulator lain atas sikap garis kerasnya terhadap cryptocurrency.

Dalam makalah konsultasi yang baru-baru ini diterbitkan, Bank Rusia mengusulkan larangan luas pada kegiatan terkait kripto seperti penerbitan, perdagangan, dan penambangan yang gagal mendapatkan dukungan dari kekuatan eksekutif dan legislatif di Moskow.

Lugovoy juga mengungkapkan bahwa undang-undang yang akan datang akan berusaha untuk mengatur penambangan cryptocurrency yang telah berkembang di Rusia, terutama setelah tindakan keras terhadap industri di China. 

Selain perusahaan, orang-orang biasa di daerah kaya energi telah menemukan sumber pendapatan tambahan, memanfaatkan listrik bersubsidi dengan pertambangan kripto yang beroperasi di ruang bawah tanah dan garasi.

“Tarif listrik untuk para penambang ini harus sama dengan tarif untuk bisnis,” kata Lugovoy, seperti dikutip dari Bitcoin.com, Kamis (3/2/2022).

Lugovoy bersikeras bahwa penambangan dengan listrik rumah tangga yang murah harus dihentikan. Pada akhir Desember, pemerintah federal mengambil langkah ke arah itu dengan mengizinkan otoritas regional menaikkan tarif listrik untuk daerah perumahan ketika konsumsi melebihi ambang batas tertentu.

Penulis RUU berencana untuk secara jelas menentukan entitas mana yang akan diizinkan untuk bekerja dengan cryptocurrency. Ini akan mencakup bank resmi, asalkan mereka mendapatkan lisensi khusus pertukaran kripto dan penukar uang digital lainnya. 

"Platform perdagangan kripto berbasis asing yang ingin beroperasi di Federasi Rusia akan tunduk pada rezim pendaftaran khusus,” kata Lugovoy berkomentar tanpa menjelaskan lebih lanjut.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Presiden Rusia Vladimir Putin Beri Harapan untuk Kripto

Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin telah menyerukan konsensus antara pemerintah negaranya dan bank sentral menyusul seruan terakhir baru-baru ini untuk larangan langsung terhadap kripto.

Berbicara dalam konferensi video dengan para menteri pemerintah pada Rabu, Putin meminta semacam pendapat bulat antara pemerintahnya dan Bank Rusia untuk dibentuk melalui diskusi dalam waktu dekat.

Bank sentral Rusia menyerukan larangan total terhadap kripto dalam sebuah laporan minggu lalu, karena volatilitas dan penggunaannya untuk kegiatan ilegal. Namun, seruan larangan kripto oleh Bank Rusia telah ditentang oleh kementerian keuangan negara itu dengan alasan itu akan merusak perkembangan teknologi industri.

"Bank sentral memiliki posisinya sendiri. Ini terkait dengan fakta bahwa ekspansi jenis kegiatan ini membawa risiko tertentu, dan pertama-tama bagi warga negara, mengingat volatilitas yang tinggi dan beberapa komponen lain dari topik ini," kata Putin, seperti dikutip dari Yahoo Finance, Sabtu, 29 Januari 2022.

“Namun, ini harus diimbangi dengan keunggulan kompetitif tertentu yang dimiliki Rusia dalam hal pertambangan, karena surplus listrik negara itu dan personel yang terlatih," ujar kepala negara Rusia itu.

Menurut Pusat Keuangan Alternatif Universitas Cambridge. pada Agustus lalu, Rusia adalah negara penambang Bitcoin terbesar ketiga di dunia setelah AS dan China. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.