Sukses

Kenali 6 Tanda Anda Menipu Diri Sendiri untuk Tetap Berada dalam Hubungan Toxic

Menyadari kapan suatu hubungan telah berubah menjadi toksik dan memahami kontribusi seseorang terhadap kelangsungan hubungan tersebut sangat penting untuk pengembangan pribadi dan kesejahteraan secara keseluruhan.

Liputan6.com, Jakarta - Dalam masyarakat masa kini, di mana hubungan seringkali diidealkan sebagai jalan menuju kebahagiaan, orang-orang mungkin secara tidak sengaja terperangkap dalam dinamika beracun, sehingga membenarkan racun sebagai komponen penting dalam cinta.

Namun demikian, menyadari kapan suatu hubungan telah berubah menjadi toksik dan memahami kontribusi seseorang terhadap kelangsungan hubungan tersebut sangat penting untuk pengembangan pribadi dan kesejahteraan secara keseluruhan.

Berikut beberapa tanda bahwa seseorang telah menipu dirinya sendiri agar tetap berada dalam hubungan toxic, seperti melansir dari Times of India, Selasa (19/3/2024).

1. Mengabaikan red flags 

Tanda signifikan dari penipuan diri sendiri dalam hubungan yang beracun adalah kecenderungan untuk mengabaikan red flags, baik yang terlihat sejak awal atau muncul secara bertahap seiring berjalannya waktu. 

Baik itu melibatkan pengendalian perilaku, manipulasi, atau konflik yang sering terjadi, mengabaikan sinyal-sinyal ini bisa mengakibatkan penderitaan yang berkepanjangan.

2. Merasionalkan perilaku negatif

Membenarkan tindakan negatif pasanganmu atau membuat alasan untuk tindakan tersebut adalah manifestasi klasik dari penipuan diri sendiri. 

Baik itu berupa menoleransi pelecehan verbal, pengabaian emosional, atau bahkan kekerasan fisik, meyakinkan diri sendiri bahwa perilaku tersebut normal atau memang wajar bisa berdampak buruk pada kesejahteraan mental dan emosionalmu.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

3. Takut akan kesendirian

Ketakutan akan kesepian bisa mengganggu penilaian, menyebabkan individu terus berada dalam hubungan beracun. 

Ketakutan ini mungkin timbul dari tekanan masyarakat, rendahnya harga diri, atau kurangnya rasa percaya diri pada kemampuan seseorang untuk menemukan kebahagiaan di luar hubungan. 

Akibatnya, tetap berada dalam hubungan yang beracun mungkin tampak lebih baik daripada membayangkan keputusasaan karena sendirian. 

4. Berpegang pada harapan palsu

Percaya bahwa hubungan akan membaik secara ajaib atau bahwa pasanganmu akan mengubah cara hidupnya adalah kesalahan umum. 

Meskipun individu memang bisa berkembang dan menjadi lebih baik, menggantungkan harapan pada masa depan yang tidak pasti dibandingkan menghadapi kenyataan saat ini adalah bentuk penipuan diri sendiri yang melanggengkan toksisitas.

 

3 dari 4 halaman

5. Ketergantungan pada hubungan

Entah itu berasal dari ketergantungan finansial, ketergantungan bersama, atau investasi emosional yang berlebihan, ketergantungan pada hubungan bisa menghambat kemampuan seseorang untuk melepaskan diri dari racun. 

Ketergantungan ini menumbuhkan rasa kewajiban untuk tetap tinggal, meskipun hal tersebut terbukti merugikan kesejahteraan seseorang.

 

4 dari 4 halaman

6. Mengabaikan intuisi

Intuisi berfungsi sebagai alat yang berharga dalam mengenali toksisitas, namun banyak yang memilih untuk mengabaikan firasat mereka demi logika atau ekspetasi masyarakat. 

Mengabaikan suara hati yang menandakan ada sesuatu yang salah bisa mengakibatkan penderitaan berkepanjangan dan penipuan diri sendiri.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.